14

1.2K 111 0
                                    

Tak sanggup berpura-pura lagi

19/06/20
7:50 pm

~••~

"Pangeran ke-9 akan datang."

Yin Wei tak terkejut ketika mendengar perkataan Xin Wei. Sebelumnya Yan Cheng sudah mengatakan padanya bahwa dia akan muncul di istana secara terang-terangan. Bukan diam-diam seperti yang sering dia lakukan.

Tapi untuk beberapa waktu, Yan Cheng meminta Yin Wei seolah-olah tidak mengenalinya dan bersikap seperti pelayan yang lainnya. Yan Cheng tidak memberitahukan alasan kenapa dia harus bersikap seperti itu. Tapi dia tidak mempermasalahkannya. Bukankah itu baik? Dengan begitu, tidak ada yang mengetahui hubungan mereka.

Hari yang ditakuti para pelayan, kecuali Yin Wei tentunya, akhirnya datang juga. Pangeran yang terkenal keras itu, disambut oleh banyak orang termasuk para pelayan. Untuk pertama kalinya, di bawah sinar matahari, Yin Wei melihat wajah Yan Cheng dengan jelas.

Dia tidak terlihat seperti pangeran. Bajunya kumal dan rambutnya acak-acakan. Maklum, dia bekerja di perbatasan. Kulitnya tidak putih tapi dia sangat tampan. Yin Wei merasa beruntung telah menjadi kekasihnya.

Yan Cheng menangkap tatapan mata Yin Wei. Dengan segera dia menghampirinya. Dari tadi dia ingin melihat gadisnya itu.

"Kau...."

Yin Wei menunduk. Ini bukan yang diinginkan Yan Cheng. Dia ingin melihat wajah Yin Wei.

"Yin Wei.... Angkat kepalamu, aku ingin melihat wajahmu." Yan Cheng membatin.

Yin Wei tidak bisa mendengar suara hatinya. Dia malah memperkenalkan diri. Jujur Yan Cheng merasa kecewa. Tapi dia tetap mendengarkannya.

"Salam Pangeran Kesembilan." Yin Wei membungkuk. Dia memberikan penghormatan. "Saya Liu Yin Wei, Kepala pelayan. Saya baru disini." Dia berkata dengan lembut.

Mendengar suaranya yang lembut, Yan Cheng sangat ingin memeluknya. Tapi dia sudah berjanji untuk pura-pura tak saling mengenal. Dia terpaksa harus menahan keinginannya itu.

Saudara datang menyambut. Yan Cheng tak terlalu bersemangat. Apalagi melihat pangeran ke-10. Dia tidak suka dengan adiknya yang sok akrab itu.

Mengabaikan berbagai kata sambutan dari saudara-saudaranya, dia memilih pergi ke kamar. Dia rindu dengan tempat tidurnya.

....

Malam hari diadakan perjamuan makan malam untuk menyambut kedatangan Yan Cheng. Dia tidak terlalu bersemangat. Tapi melihat ada Yin Wei di sana, dia tidak bisa pergi begitu saja.

Melihat bagaimana Yin Wei bekerja. Yan Cheng hampir tak berkedip. Tapi dia kemudian ingat satu hal, jika dia terus mengamati Yin Wei, seseorang pasti akan curiga. Dia harus mengalihkan pandangannya. Buat seolah-olah dia tidak menyukainya.

Makan terlihat lezat di atas meja. Dia ingin segera menyantapnya. Dia yakin itu sangat enak. Tapi lagi-lagi dia ingat harus bersikap biasa-biasa saja. Cuek. Anggap dia dan Yin Wei tidak saling mengenal.

Semua orang memuji masakan Yin Wei. Tapi dia meremehkannya. Dia terpaksa melakukannya. Dia harap Yin Wei tak marah padanya.

Saat tiba waktunya minum teh, Yan Cheng tahu pelayan di belakangnya tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan benar. Dan benar saja. Air teh tumpah di lengannya dan membasahi meja. Semua makannya tidak bisa dimakan lagi.

Yan Cheng geram. Bagaimana bisa ada pelayan yang tidak becus seperti itu. Dia tentu saja memarahinya. Tapi dengan begitu, dia bisa dekat dengan Yin Wei. Gadisnya yang menggantikan menuangkan teh untuknya.

Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang