19

1.2K 99 0
                                    

Bertemu

08/06/20
10:22 pm

...

"Lepaskan! Lepaskan!" Yin Wei memukul punggung orang yang menggendongnya. Hari ini dia mendapat sial. Saat tengah asyik memilih buah di pasar, Tuan Lou dan anak buahnya tiba-tiba datang. Melihat dirinya, Tuan Lou seperti melihat permata. Mata tuanya itu penuh dengan napsu. Tanpa permisi, dia langsung membawanya pergi.

Memasuki rumah yang begitu besar, anak buah Tuan Lou membawa Yin Wei ke sebuah ruangan. Dia kemudian dihempaskan di atas sebuah kasur. Sesudah itu, dia ditanggalkan.

"Hei, apa maksudmu membawaku ke sini, hah!" Yin Wei berteriak. Dia tidak terima diperlakukan semena-mena.

Anak buah Tuan Lou tidak terlihat. Yin Wei melihat sekelilingnya. Sebuah kamar yang besar dengan berbagai macam barang mahal. Masa bodoh dengan kamar yang bagus, Yin Wei ingin segera pergi dari tempat itu. Tapi baru saja kakinya terjulur hendak turun dari ranjang, seseorang masuk. Yin Wei kenal orang itu.

"Tuan Lou?"

"Hahaha.... Rupanya kau masih ingat denganku, Yin Wei."

"Kau mau apa, hah? Bukankah aku sudah membayar hutangku?"

"Hahaha.... Hutangmu memang sudah lunas. Tapi aku menginginkanmu."

"Apa maksudmu?"

"Menikahlah denganku."

Yin Wei diam. Yang didengarnya adalah suara Yan Cheng. Dia ingat saat Yan Cheng mengatakan hal itu di depan para pangeran.

"Bagaimana?"

Yin Wei kembali fokus. Dia tidak tahu apa yang baru saja dibicarakan Tuan Lou. Dia hanya mengetahui kalimat awal dan akhirnya saja.

"Bagaimana, Yin Wei? Apa kau setuju?"

Yin Wei berpikir. Apa kira-kira yang tengah ditawarkan Tuan Lou. Tapi melihat matanya yang penuh napsu. Dia menebak apa yang ditawarkan pria tua bangka itu.

"Tidak. Aku tidak mau!" Yin Wei menolak. Apapun yang ditawarkan Tuan Lou, dia akan menolak.

"Kau sepertinya tidak bisa dibujuk dengan cara baik-baik. Baiklah.... Mari kita lihat, apa kau masih mau menolak jika aku sudah menidurimu."

Yin Wei terbelalak. Tuan Lou mendekatinya dengan penuh napsu.

"Tidak. Jangan lakukan itu." Yin Wei mundur. Tapi dinding menghalangi pergerakannya. Dia tidak bisa ke mana-mana lagi. Sementara Tuan Lou siap menerkamnya.

"Tidak...." Yin Wei mengangkat kakinya. Dia menendang keras organ vital Tuan Lou.

"Akh...." Tuan Lou spontan jatuh ke lantai. Dia meringis kesakitan sambil memegangi benda pusakanya itu. Air matanya bahkan sampai terjatuh.

Yin Wei mengambil kesempatan itu untuk kabur. Tuan Lou membaca pergerakan Yin Wei. Dia dengan segera berteriak pada anak buahnya untuk menangkap Yin Wei.

Anak buah Tuan Lou yang berjaga di pintu, dengan cepat menangkap Yin Wei. Dia membawa masuk kembali Yin Wei dan melemparnya lagi ke kasur.

"Dengar Yin Wei, hari ini kau mungkin akan selamat. Tapi besok.... Akan kubuat kau menikah denganku." Tuan Lou berbicara sambil menahan sakit. Dia dan anak buahnya kemudian pergi. Tak lupa menutup pintu dan menguncinya.

Yin Wei berlari menuju pintu. Dia menggedor-gedor pintu itu.

"Buka! Keluarkan aku dari sini. Keluarkan!" Yin Wei berteriak.

Yin Wei bersandar pada pintu. Tubuhnya perlahan meluruh ke lantai.

"Buka..." Dia mengetuk-ngetuk kecil pada pintu. Dia sangat berharap ada yang membukakan pintu untuknya. Dia tidak ingin berakhir menjadi istri Tuan Lou yang tua itu.

Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang