13

1.3K 111 0
                                    

Sebuah keputusan

17/06/20
06:42 am

~••~

"Aku mencintaimu, jadilah kekasihku."

Kata-kata itu terngiang di telinganya dan ciuman itu, dia tidak bisa tidur memikirkannya. Dia tidak pernah bermimpi mendengar pengakuan cinta dari seorang pangeran, memikirkannya pun tidak pernah. Tapi malam ini, Yan Cheng mengatakan hal yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya, dia harus apa?

Untuk mengambil keputusan, dia harus memikirkannya dengan benar. Yan Cheng adalah seorang pangeran, sementara dia hanya seorang pelayan. Apa yang akan dikatakan orang jika mereka bersama? Terlebih lagi, dia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Yan Cheng. Bagaimana jika Yan Cheng mengetahuinya? Apa dia akan kecewa?

Yin Wei tak bisa berpikir untuk saat ini. Sepertinya untuk beberapa hari kedepan, dia tidak bisa menemui Yan Cheng. Dia harus memikirkan baik-baik perkataan Yan Cheng.

....

Berdiri kemudian duduk lagi. Yan Cheng tak berhenti menatap kediaman pelayan. Dia menunggu Yin Wei datang tapi sampai kini belum muncul juga. Apa dia marah? Memikirkan kejadian kemarin, dia pasti marah.

Ah... Kenapa juga dia mesti melakukan itu? Seharusnya dia hanya mengatakan cinta padanya. Bukan malah menciumnya. Bagaimana jika Yin Wei tidak ingin menemuinya lagi?Memikirkannya, Yan Cheng merutuki kebodohannya. Kenapa belakangan ini otaknya tidak berfungsi dengan baik?

Sekarang dia harus bagaimana? Apakah dia harus minta maaf? Sepertinya begitu. Tapi bagaimana caranya? Apa dia harus mendatangi kediaman pelayan? Sekarang, atau siang nanti. Kalau sekarang, apa Yin Wei akan menerimanya? Kalau siang, itu adalah hal yang mustahil. Akh.... Dia tidak bisa berpikir sekarang.

Malam semakin larut tapi dia masih di sana. Berpikir dengan keras apa yang harus dia lakukan, dia masih belum mendapat jawaban. Melihat ke arah kediaman pelayan. Yin Wei masih belum muncul. Dia pasti benar-benar marah padanya.

Mengantuk. Yan Cheng akhirnya memilih untuk pergi. Dia akan memikirkan masalah ini. Dia tidak ingin Yin Wei menjauhinya apalagi meninggalkannya. Dia akan mencari cara untuk minta maaf.

Mengintip dari balik lubang kecil, Yin Wei melihat Yan Cheng yang pergi. Dia merasa bersalah. Yan Cheng telah menunggunya tapi dia tidak muncul untuk menemuinya. Tapi jujur, dia masih belum siap menemui Yan Cheng. Dia masih belum mendapatkan jawabannya. Apakah dia akan menerima Yan Cheng atau menolaknya, dia masih belum tahu.

....

Duduk di depan rumah sambil menatap pohon sakura, Yan Cheng memikirkan Yin Wei. Bagaimana caranya dia meminta maaf padanya?

Melihat Yan Cheng duduk melamun, Liu Shang menghampirinya. Dia penasaran dengan apa yang sedang dilamunkan Jenderal.

"Jenderal, Anda terlihat memiliki pikiran yang begitu berat."

Yan Cheng melirik Liu Shang sekilas, kemudian kembali menatap pohon Sakura. Dia terlihat menghela napas. Apakah jika dia bertanya pada Liu Shang, dia bisa membantunya?

"Liu Shang, apa yang kamu lakukan jika ada seorang gadis yang marah padamu?"

Mendengar ini, Liu Shang hampir tersedak ludahnya sendiri. Apakah dia tidak salah dengar? Jenderal membicarakan seorang gadis? Ini suatu momen yang langka. Jenderal tak pernah membicarakan seorang gadis sebelumnya. Dia juga terlihat tidak tertarik pada gadis. Tapi sekarang, kenapa dia tiba-tiba menanyakan hal itu?

"Sepertinya kau tidak bisa menjawabnya." Yan Cheng menghela napas. Percuma saja dia bertanya tadi.

"Ah, bukan begitu. Saya hanya sedang berpikir tadi. Kalau ada seorang gadis yang marah pada saya, tentu saja saya meminta maaf padanya."

Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang