7. Potong rambut

130 10 2
                                    

"Menyukaimu."

Seketika badanku menegang, apa tadi Jef bilang?

Aku menatap iris abu abunya dalam, mencari maksud dari perkataannya. Yang kudapatkan hanya sorot ketulusan dan kesungguhan.

Aku menghela nafas, membuka mulut bersiap untuk menjawab sebelum Jef menyela perkataanku.

"Nggak usah dijawab. Aku cuma mau kasih tau perasaanku dan nggak berharap mendapatkan balasan." Jef tersenyum, tapi aku tau dia menyembunyikan kesakitan.

Aku sebenarnya ingin menjawab kalau aku juga menyukainya.

Jef tersenyum kepadaku, lalu mendekap bahuku dan lanjut memandangi laut. Sebaiknya aku jangan memberitahunya terlebih dahulu.

***

"Jef, aku bosaaaan." Rengekku. Jef yang tadinya sedang mengelusi bulu Bubu menatapku. "Kau mau apa? Main?"

Oke, itu agak ambigu.

"Nggak tauuuuu....." aku sibuk menatap Jef yang sedang memotongi rambutnya dengan gunting milik Choi Hyera. Kurasa kalau aku sudha kembali dari sini dan bertemu dengan pemilik koper yang namanya Choi Hyera itu aku harus berterimakasih.

"Gimana rambutku? Bagus nggak?" Tanya Jef sambil menujuk rambutnya yang sudah dipotong lebih pendek dan rapi. Aku mengangguk sembari mengelus dagu.

"Bagus bagus. Tapi kayaknya ponimu kurang pendek." Aku beringsut mendekat, lalu menata poninya sedemikian rupa. "Iya kurang pendek." Gumamku.

Jef tersenyum, lalu aku pun tersadar jika jarak kami hanya sepanjang jari kelingking Lee Felix member Stray kids-- oh tidak.

"A-ah, mian." Kataku sembari menjauhkan wajahku. Kulihat Jef tersenyum gemas, lalu mendekat dan mencubit pipiku yang sekarang mungkin sudah semerah udang rebus.

"Kenapa kamu imut sekali Shasha-yaaaa..." katanya dengan nada aegyo. Aku bergidik ngeri, kemudian menyingkirkan tangan Jef yang besar sekali itu dari muka ku.

"Lanjutkan saja kegiatan memotong rambutmu itu Jeffrey-ssi." Kataku. Sementara Jef hanya tertawa, membuat dimplenya muncul. Ah, dia tampan sekali.

Tangan Jef kemudian mengambil gunting yang tadi ia letakkan di pasir, kemudian memotong poni nya supaya semakin rapih. Dia hanya mengandalkanku sekarang untuk menjadi juri atas aksi memotong rambutnya.

"How about now?" Katanya. Aku menilai penampilan rambutnya yang sekarang berwarna cokelat tua itu. Aku mengangguk sambil mengacungkan dua jempol. "Good. Aku nggak tau kamu sejago itu Jef." Kataku.

Sementara Jef hanya tersenyum, lalu mengusak rambutku. Hei, jantungku bahkan sudah seperti sehabis melakukan ajang lomba lari sekarang. Semoga Jef tidak mendengar degubannya.

"Bubu! Come here!" Panggil Jef sembari mengibaskan tangannya, berisyarat untuk memangil Bubu. Bubu menggonggong, kemudian berlari kearah Jef dan mulai menjilati pipi Jef.

"Gimana kalau aku potong rambutnya juga Sha?" Tanya Jef. Aku melirik Bubu, kemudian menatap Jef lagi. "Hmmm, nggak tau." Jawabku.

Jef terkekeh sambil mengusak rambutnya sendiri.

"Aku potong aja deh." Gumamnya, lalu mulai merapikan bulu Bubu yang sudah sedikit memanjang.

Entah sudah berapa lama aku dan Jef terjebak di pulau sialan tapi aku suka ini. Tapi yang pasti rambutku yang semula sepanjang punggung sekarang hampur sepanjang pinggang.

"Jef, aku juga mau dipotongin dong." Gumamku. Jef yang tadinya sedang memotong bulu Bubu menoleh ke arahku. "Apanya?" Katanya sambil lanjut memotong bulu Bubu.


From Singapore to Indonesia; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang