Aku mengucek mata, lalu mengerjap pelan berusaha menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang menelusup masuk. Aku meregangkan badan dengan mengeluarkan suara suara random, kebiasaanku ketika bangun tidur.
Aku kembali mengerjap, aku tidur sangat nyenyak tadi malam. Aku menoleh, dan tidak mendapati Jef disana. Hanya ada koper Choi Hyera tergeletak di sudut rumah pohon dengan resleting yang terbuka dan isinya sangat berantakan.
Kembali menoleh, mataku mendapati Bubu sedang tidur didekat ujung rumah pohon yang memperlihatkan pemandangan pantai dan laut yang seakan tanpa ujung. Aku berjongkok dan mengelus bulu Bubu, anjing ini terlihat lebih imut ketika tidur.
Aku melongok, melihat ke pinggir pantai dan mendapati Jef dengan kaus hitamnya disana, di depan api unggun yang masih menyala dengan beberapa daun lebar terletak di sampingnya.
Aku mengernyit, apa yang dilakukan Jef sepagi ini? Dia juga tidak membangunkanku seperti biasanya.
Sambil mengusap muka kasar aku berjalan turun dari rumah pohon menuju Jef yang berjongkok didepan api unggun. Aku tersenyum kecil, bahkan punggungnya terlihat indah.
Dahiku kembali mengernyit melihat banyak ayam dan ikan yang sudah dibakar, kapan Jef membakarnya?
Tanganku bergerak menepuk pundak Jef. "A a a a, aish kamjagiya."
Aku tertawa mendengar Jef yang berteriak, ternyata dia bisa latah juga. Aku menaikkan sebelah alis, "Kamu ngapain??" Tanyaku.
Jef tersenyum, kemudian menepuk nepuk pasir disebelahnya, "Kamu duduk dulu, aku kasih tau sambil bakar ini." Jawab Jef. Aku mengangguk kemudian duduk disebelah Jef sambil mengacak acak rambut pendekku yang mulai memanjang lagi.
"Ey Jef, kapan mau potong rambutku lagi? Udah panjang lagi nih." Kataku yang membuat Jef menoleh, kemudian memeirigkan kepalanya. "Besok atau lusa aja mau? Aku juga mau potong biar rapi."
Aku mengangguk, kemudian aku bisa merasakan tangan Jef yang hangat mengusak rambutku. Hey jantungku, apa kabar?
"Ciee, pipinya Shasha merah tuuuh," aku mendengus dan membuang mukaku yang sudah panas sekali, kemudian mencebik. "Udah sana lanjut bakar, nanti gosong aku ketawain." Sungutku.
Jef terkekeh, kemudian melanjutkan acara bakar membakar ayamnya.
Kemudian aku tersadar kalau aku belum menanyakan Jef kenapa tumben tumbenan sekali dia mau memasak sebanyak ini.
"Jef, tumben masak banyak begini? Biasanya juga aku yang masak." Tanyaku. Jef mengangguk, kemudian meletakkan ayam yang sudah selesai ia bakar ke daun kelapa disampingnya.
"Do you ever think, how long we have been here?" Tanya Jef. Aku menatap langit, kemudian menggeleng ragu. "Nah, mungkin aja udah satu tahun kan?" Aku kembali mengangguk.
"Terus aku mikir, mungkin juga sekarang sudah bulan Februari atau Mei dimana ulang tahun kita berdua terjadi. Gimana kalau kita rayainnya sekarang aja? Aku ke 23 tahun, kamu ke 19 tahun?" Jelas Jef.
Iya juga ya, aku juga tidak tahu sekarang tanggal berapa dan bulan berapa, dan juga ulang tahunku sudah lewat atau belum. Jenius juga Jeffrey Jung ini.
"Wah, ternyata otakmu itu jenius sekali." Kataku sambil menepuk nepuk pundaknya seperti teman yang senang karena otak temannya baru saja berfungsi.
Jef mencibir, "Memang kamu pikir aku nggak jenius gitu?" Aku terkikik geli. "Just kidding, boyfie. Don't take it seriously tough." Kataku. Jef mencebikkan bibir, kemudian menata makanan sedemikian rupa hingga berada diantara aku dan Jef yang berhadapan.
"Buat pacarku, Shashaku sayangku, selamat ulang tahun walaupun aku nggak tahu ulang tahunmu udah lewat atau malahan belum, semoga panjang umur, jangan sakit, dan tetep jadi pacarnya Jeffrey Jung." Ucap Jef sembari menangkupkan tangannya didepan dada.
Aku mencebikkan bibirku, merasakan pipiku memanas. Jef lebay sekali, tapi nggak papa deh, karena dia Jef.
Apasih.
"Aku udah ngucapin, giliran kamu." Kata Jef. Aku mengangguk, kemudian berdehem pelan.
"Buat Jeffreyku sayangku, selamat ulang tahun. Panjang umur ya, kurang kurangi ngusilin aku, udah jadi Jef yang aku kenal aja." Ucapku. Jef tertawa, kemudian beranjak mengusap rambutku. Hmmmmm...
"Makasih Sha. Nggak usah tiup lilin ya? Nggak ada lilin." Aku menaikkan sebelah alis, Jef ini habis kebentur apa sih? Ya jelas jelas ditengah pulau antah berantah ini tidak ada lilin lah.
"Ya ya ya, terserah kamu aja." Jawabku asal. Jef terkikik, "Selamat makan!"
Kami mulai memakan ayam buatan Jef. Ternyata dia bisa memasak juga, ayamnya tidak mentah dan tidak terlalu matang.
"Ternyata kamu nggak terlalu bodoh untuk ukuran laki laki dalam memasak." Ucapku sambil meletakkan tulang ayam ke pinggir daun. Jef mendengus, dan kembali menggigit daging ayamnya.
"Selain Kun hyung sama Taeyong hyung, aku yang sering masak buat para member pas di dorm. Aku nggak se noob itu." Bantah Jef dengan bibir merengut. Aku tertawa, liat betapa gemasnya dia itu. Aaaaaaaaaa...
Jef tambah merengut, "Yak, jangan ketawa! Memangnya apa yang lucu?" Menghiraukan perkataan Jef, aku tambah tertawa keras. Ternyata hal ini yang dirasakan Jef waktu dia mengusiliku sampai aku marah marah, hmmm...
"Kamu tanya apa yang lucu??? Of course bibirmu itu, lucu banget kayak anak kecil. Pffft,,,," kataku sembari menahan tawa lagi. Jef berdecak, kemudian mengambil sepotong ayam lagi dan menggigitnya beringas.
Aku menutup mulut dengan sebelah tangan berusaha menahan tawa, "Iya iya, sorry sorry. Aku nggak ketawa lagi ini."
Kemudian Jef berhenti menggigit ayamnya dan menoleh kearahku. Alisnya dinaik turunkan seperti om om pedofilia yang baru saja melihat anak kecil. "Kamu bilang bibirku lucu kayak anak kecil kan?"
Aku mengangguk samar disela perkataan Jef. Jef menggigit kembali ayamnya, "Tapi kamu suka kan?"
Aku terperangah, membuka mulutku lebar lebar seiring mukaku yang kian memanas. Jeffrey Jung sialan, bisa bisanya dia memutar balikkan perkataan seperti itu.
Jef menaik turunkan alisnya lagi membuatku bergidik ngeri, seram juga Jeffrey Jung ini. "Jeffrey Jung sialan, you pervert, byuntae!"
Sekarang giliran dia yang tertawa puas, puas sekali karena dia berhasil mengusiliku balik. Aku sibuk mengumpatinya dalam hati, merasa kesal sekali dengan makhluk mesum seperti dia ini.
"Mau lagi nggak?"
Aku menggeleng dengan brutal, kurasa otaknya memang perlu diperbaiki.
To be continued.....
Hai, balek lagi ama aku. Tumben ya aku rada cepet apdetnya.
Btw lagi mabok trailernya skz, FELIXNYA ITU LOH, BISA BISANYA PAKE STYLE RAMBUT MULLET
Kalian mungkin nggak tau aku jejeritan sambil lompat lompatan di kasur ngeliat trailernya. Padahal baru trailer lho...... belom mvnya.....Terus si Han sama Seungmin ngecover lagu Congratulation. CONGRATULATION BOYS, KALIAN SUKSES MEMBUAT HATIKU AMBURADUL RAK KARUAN.
Maafkan hati mulfandku ini. Soalnya kalo ndak salah aku ngestan ada 20an grup kali? Tapi paling followup cuma 6 doang hwhw
Makasih udah dengerin bacotanku yang ndak sesuai sama isi cerita ini, soalnya masih mabok stray kids huhuhu
See ya in next episode guise, bubay
Love ya💚
2020.08.26
KAMU SEDANG MEMBACA
From Singapore to Indonesia; ✔
FanfictionKenal Jung Jaehyun? Iya, si artis korea favorite kakak Jeon Shasha. Yang Shasha sama sekali tidak kenal, dan tidak mau kenal. Tapi Shasha tidak pernah menyangka kalau dia akan dipertemukan dengan Jef di suatu tempat yang tidak masuk akal, tapi nyata...