8. Treehouse plan

73 11 0
                                    

"Aku rindu keluargaku."

Aku memandang hamparan laut di depanku yang terlihat seperti tak berujung.

"Aku juga." Sahut Jef yang membuatku menoleh kepadanya. "Aku juga rindu NCT." Lanjutnya.

Sungguh, saat melihat Jef dari samping seperti ini, ditambah cahaya matahari yang dihalangi olehnya dan rambutnya yang diombang ambingkan oleh angin membuatnya terlihat ethereal.

"Kamu bilang kamu punya kakak kan? Laki laki atau perempuan?" Tanya Jef, kini dia sudah mengubah posisinya menjadi menghadapku. Aku mengangguk.

"Dia perempuan." Jawabku. Jef mengangguk, "Siapa namanya?" Aku mendengus. "Jeon Geisha."

Jef mengangguk, kemudian kembali menengadahkan kepalanya.

"Kakakku fans berat Jung Jaehyun. Dia selalu teriak teriak seperti orang gila kalau melihatnya." Ucapku sambil terkekeh mengingat kelakuan absurd kakakku.

Pernah waktu kami pergi ke mall, tepatnya di toko aksesoris, lagu NCT yang judulnya Highway To Heaven kalau aku tidak salah, terputar. Dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya? Dia berteriak seperti orang gila. Yeah, fangirl can relate.

"Oh iya? Omong omong Jung Jaehyun member NCT kan?" Balas Jef. Aku menoleh, lalu mengerutkan dahi. Apa dia gila?

"M-hm." Aku mengangguk. Jef tersenyum, "Jung Jaehyun tampan kan?" Tanya Jef. Aku terkekeh, kemudian mengubah posisi duduk menjadi menghadapnya.

"Mau aku jujur atau bohong?" Tanyaku. "Bohong dulu deh." Aku kembali terkekeh mendengarnya. "Nggak, Jung Jaehyun nggak ganteng." Jawabku.

Kemudian aku tertawa ketika melihat Jef memajukan bibir bawahnya sambil bersidekap dada. Uuugh, imut sekali Jung Jaehyun ini.

"Kalau jujur, Jung Jaehyun itu manis, bukan tampan. Yaaa, walaupun dia sedikit tampan." Lanjutku. Jef tersenyum senang, kemudian mencubiti pipiku.

"Iyaaa, Jung Jaehyun itu jauh lebih tampan dari yang kamu bayangin." Koreksi Jef. Aku mendengus, narsis sekali dia.

"Apa apaan memuji diri sendiri?" Dengusku. Jef cuma tertawa ganteng disana.

Oke, apa ada yang bisa tebak berapa kali aku memuji Jef selama satu menit?

"Aku masih nunggu lho." Aku menoleh, lalu mengernyit mendengar perkataan Jef. "Hng?"

Jef tersenyum, "Jawabanmu." Katanya. Mukaku pasti merah sekarang. "Katanya nggak usah dijawab hayooo......" kataku sambil memutar mutar telunjukku didepan mukanya.

Jef terdiam, lalu terkekeh. Aku bisa melihat telinganya yang memerah. Hinggg, gemesin banget.

"Ah udah lah." Elak Jef sambil mengibas ibaskan tangannya di depan wajahnya. "Uuuuuuuh, Jef malu ya? Hahahahaa," ujarku lalu tertawa.

Jujur aku bersyukur sekali karena ada Jef disini. Kalau dia tidak ada, entah bagaimana aku akan bertahan hidup. Mungkin aku akan mati kebosanan.

"Kalau aku pergi ke Indonesia naik pesawat, mungkin aku nggak bakalan terjebak disini." Kataku. Yah, sebenarnya aku sedikit menyesal naik kapal. Tapi nggak deh, kalau aku nggak naik kapal pasti aku nggak bakal ketemu Jef. Muehehehe.

"Hmm, bener juga. Tapi kalau kamu naik pesawat kamu nggak bakal ketemu aku." Kata Jef sambil mencubit hidungku gemas.

Hmm, apa Jef ini cenayang? Darimana dia tahu kalau aku memikirkannya?

"Kalau aku nggak ketemu kamu emangnya kenapa?" Elakku, jual mahal sedikit nggak papa lah ya.

"Kalau kamu nggak ketemu aku pasti aku juga nggak ketemu kamu." Kata Jef. "Terus aku nggak bakal suka sama kamu doooong....." ujarnya sambil mempoutkan bibirnya.

From Singapore to Indonesia; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang