14. Johnny dan Chenle

56 7 0
                                    






Setelah Jef dan dua orang tadi --yang aku lupa siapa namanya itu-- saling kaget kagetan, aku memberi mereka makan dan menyuruh mereka mandi.

Sepertinya stok baju Jef harus direlakan ke dua orang tadi.

"Kamu kenal mereka Jef?" Tanyaku. Jef menoleh, kemudian mengangguk lucu. "Masa kamu nggak tahu?" Tanya Jef. Aku mengerutkan dahi kemudian menggeleng. Kan memang aslinya aku tidak kenal mereka, bahkan tahu saja tidak.

Jef terkekeh, "Nanti aja ku kasih tahu." Katanya tersenyum. Aku mengangguk pasrah, walaupun aku sudah sangat penasaran.

Kami lanjut makan sambil menunggu dua orang tadi mandi. Aku sudah selesai makan ketika mereka berdua datang, kemudian duduk bersila didepan kami.

Tawaku hampir saja tersembur kala melihat salah satu dari mereka yang bajunya terlihat sangat kebesaran. Hei, itu bahkan baju laki laki dan bajunya masih kebesaran?

Imut sekali dia, seperti anak kecil.

"Jadi, gimana ceritanya kalian bisa sampai sini?" Tanya Jef. Salah satu dari mereka hendak menjawab, tapi kupotong duluan.

"Nama kalian siapa?" Tanyaku. Dua orang dihadapanku ini saling melihat, kemudian tertawa. Aku mengernyit bingung, menoleh ke Jef dan mendapatinya sedang tertawa kecil juga. Aku mendengus.

"Kamu nggak tahu siapa kami?" Aku menggeleng, karena toh aku juga tidak tahu. "Bener?" Tanya si badan kecil. Aku menggeleng kukuh, ini anak tuli atau bagaimana?

"Aku Johnny Suh, nama koreanya Seo Youngho." Kata si badan besar sambil mengulurkan tangannya. Aku membalasnya, "Jeon Shasha."

Aku melirik orang disebelah Johnny --eh benar kan namanya Johnny?

Dia tersenyum lucu sambil mengulurkan tangan, "Aku Chenle, Zhong Chenle." Ucapnya. Aku mengengguk, membalas jabatan tangannya, "Jeon Shasha."

"Kayaknya kita seumuran deh." Celetuk Chenle. Aku mengernyit, "Kamu kelahiran 2001?" Tanyaku. Si Chenle Chenle ini mengangguk, ah lucunya.

"Wah bener dong." Gumamku. Dalam hati aku bertanya tanya, si Chenle ini seumuran denganku tapi badannya kecil dan masih terlihat imut. Lah aku? Badanku saja bongsor begini, mungkin kalau berdiri sudah setelinganya Chenle. Lalu imut? Bah, imut darimananya aku ini?

"Terus?" Tanyaku lagi, karena memang aku belum tahu bagaimana si Johnny dan si Chenle ini kenal Jef. Aku melirik Jef, melemparkan tatapan bertanya. Kalau diterjemahkan mungkin bunyinya seperti ini:

Jef, terus gimana mereka kenal kamu??

"Ah, kayaknya kamu masih belum tahu kami." Kata Johnny. "Kami satu grup dengan Jaehyun, tapi si Chenle berada di unit lain." Jelas Johnny.

Hah? Unit lain? Katanya satu grup? Apa maksudnya? Aku tidak mengerti.

Seolah bisa membaca pikiranku, Jef mulai membuka mulut menjelaskan.

"Jadi begini. Grup kami namanya NCT, keseluruhan jumlahnya ada 18 menuju 21, mungkin sekarang sudah 21. NCT ini punya tiga sub unit dengan sistem yang berbeda. Sub unit pertama namanya NCT 127, jumlahnya 10 orang dan sistemnya sistem biasa kayak grup grup lain. Terus ada NCT U, jumlahnya nggak menentu karena semua member bisa acak masuk ke sub unit ini. Yang terakhir ada NCT Dream, jumlahnya 7 walaupun sekarang sudah 6 karena pakai sistem graduation yang dimana ketika salah satu membernya sudah berumur 20 tahun harus keluar dari unit itu."

Aku mengangguk angguk mendengar penjelasan Jef. "Terus yang keluar itu berarti keluar grup dong?" Tanyaku bingung.

Johnny menyela, "Nggak, bukan begitu. Dia keluar sub unit bukan berarti dia keluar grup. Dia masih di NCT, tapi bukan di unit NCT Dream lagi."

From Singapore to Indonesia; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang