-ini Jeffrey kalo ketawa^-^Happy reading😚
.
.
.Srekk...
Ggrrrhh....
Aku yang baru menghabiskan makananku menoleh kearah semak semak yang berada di perbatasan pantai dan hutan.
Mataku melirik Jef, yang ternyata juga melirikku.
"What the heck was that?" Umpatku. "Positif thinking saja Sha, mungkin itu cuma ayam." Kata Jef menenangkan. Tapi bukannya tenang, justru aku makin takut.
"Ayam apa yang bisa menggeram huh?" Kataku. Jef mengerutkan dahinya bingung. Beberapa menit kemudian hening, tidak ada suara suara lagi. Aku pun menghela nafas lega.
Setelah membereskan makanan, aku dan Jef kembali duduk di batu karang tadi.
"Rasanya aku ingin pergi dari sini, tapi secara bersamaan aku juga tidak ingin pergi dari sini." Kata Jef tiba tiba. Aku menoleh kearah Jef bingung.
Jef kemudian tersenyum. "Aku sudah nyaman berada disekitarmu Shasha, jadi rasanya akan aneh kalau aku tak berada disekitarmu." Kata kata Jef sukses membuat pipiku memerah, tapi Jef tak akan bisa melihatnya karena malam ini cukup gelap.
"Hilih kintil." Kataku. "Apa itu hilih kintil?" Ah, aku lupa Jef tidak paham bahasa Indonesia. Aku mengibaskan tanganku, "Never mind." Kataku.
"Semoga tidak ada yang menyelamatkan kita dari sini." Kata Jef. Aku mendelik kesal, lalu menggeplak kepalanya.
"Heh mulutmu! Jangan berdoa seperti itu babo-ya!" Kataku. Jef terkekeh, "Tapi kalau kita sudah selamat aku tak akan bisa melihatmu lagi setiap aku bangun tidur." Jef memajukan bibir bawahnya.
Aku pura pura muntah, kenapa Jef jadi cheesy begini?
"Kamu kenapa sih Jef? Kerasukan? Jadi cheesy begini." Kataku mengguncang guncang badan Jef, dan itu membuat Jef tertawa.
Sreekk....
Srreekkkk.....
Aku menatap Jef, dan Jef juga balik menatapku. Jef mengendikkan dagunya menunjuk semak semak itu, yang kubalas dengan mengendikkan bahu.
"Aku lihat?" Tanya Jef. "No, kita lihat." Koreksiku. Jef mengangguk, lalu menggandeng tanganku. Kami berdua mengendap endap menuju semak semak itu.
Grrrrhh......
Aku refleks memeluk Jef dari samping. Aku bisa merasakan Jef tersentak, dan jantungnya yang berdegub kencang. Aku tersenyum tipis.
Hah? Aku ngapain tadi?
Aku langsung melepaskan pelukanku, lalu menggaruk tengkukku yang sama sekali tidak gatal. Aku mendongak, dan mendapati telinga Jef yang sudah memerah.
"Mian.." kataku. Jef hanya mengangguk sambil menggaruk tengkuknya.
Grrrrhh.....
Pandangan kami kembali berpusat kepada semak semak yang berjarak tak jauh dari tempat kami berdiri. Aku meneguk ludah kasar.
Dear apapun itu yang berada dalam semak semak.
Jangan sakiti kami pliss...Dengan berani Jef maju dan membuka semak semak itu. Aku hanya bisa berdoa semoga Jef baik baik saja. Aku mulai memejamkan mataku ketika tangan Jef sudah menggapai semak semak itu.
Woof!
"Aakh!!"
Aku membuka mataku, dan mendapati Jef yang sedang berbaring diatas pasir dan ada makhluk kecil diatas dadanya sedang menjilati muka Jef.
Aku berjalan mendekati Jef untuk melihat makhluk berbulu apa itu.
"The fuck, a puppy?!" Teriakku. Jef tertawa lalu menggedong anak anjing itu dan berdiri. "Aaa, he's so cutee...." Jef menciumi anak anjing itu dan membuatnya menggonggong.
Aku berusaha menahan ke-uwu-an anak anjing itu. Sudah bilang kan aku pecinta anjing?
Tanganku dengan sigap merebut anak anjing itu dari tangan Jef dan menciuminya. Anak anjing itu langsung menjilati wajahku dan membuatku tertawa.
"Can i have him?" Tanyaku. Jef mengangguk, dan aku melompat kegirangan. Ah senangnya.
***
"Kau punya ide Sha?" Tanya Jef. Aku menggeleng.
Sekarang kami sedang duduk di batu karang dengan anak anjing tadi berada di pabgkuanku.
Aku mengelusi bulunya sembari memikirkan nama yang cocok untuknya. Omong omong anak anjing ini sejenis anjing serigala, seperti anjing yang dibunuh Jef tadi siang.
"Siapa ya? Alice?" Kata Jef. Aku menatapnya datar, "Dia jantan Jef." Kataku. Jef cuma menyengir sembari menggaruk tengkuknya.
"Lalu siapa? Eric?" Kata Jef lagi. Sontak aku memukul lengannya gemas. "Eric nama ayahku bodoh!" Kataku kesal, laku kembali mengelus anak anjing ini.
"Iya maaf maaf." Ucap Jef. Aku hanya mendengus.
Tiba tiba aku mempunyai ide, seolah sebuah lampu menyala dikepalaku.
"Bu-"
"-bu?" Perkataanku dipotong Jef, dan itu membuatku menatapnya. Padahal baru saja aku akan menamainya Bubu, tapi Jef seolah olah bisa membaca pikiranku.
"Darimana kau tahu aku akan menamainya Bubu?" Tanyaku sambil menatapnya sinis. Jef mengendikkan bahunya, "Tidak tahu. Mungkin kita sehati." Kata Jef sambil menaik turunkan alisnya.
Aku bergidik ngeri, lalu menggendong Bubu dan menciumnya.
"Okay, from now your name is Bubu!" Kataku antusias. Bubu menggonggong, lalu menjilati mukaku. Huhu, rasanya aku snagat menyayanginya.
"Sepertinya dia suka kamu Sha." Ujar Jef. Aku tak menanggapinya, tapi malah tersenyum dan mencubiti pipi Bubu.
Aku bisa mendengar Jef mendengus, dan aku pun berbalik untuk menatapnya. "Huh, aku iri dengan Bubu. Bubu disayang sama Shasha, aku tidak." Jef menundukkan kepalanya lucu.
Aku yang merasa gemas pun berjalan menghampiri Jef untuk mencubiti pipinya.
"Jef juga imut kok." Kataku tanpa sadar. Namun kesadaranku kembali, dan sontak tanganku terlepas dari pipinya, lalu menggaruk tengkuk salah tingkah.
Hell, hari ini aku kenapa sih?
"Udah malam, lebih baik kita tidur." Suara Jef memecah keheningan. Aku pun mengangguk, dan mulai merebahkan diri di batu karang, bersama Bubu diantara aku dan Jef.
"Jalja~" kataku sebelum aku menutup mataku untuk tidur.
To be continue.....
Hai semuaaa..... bagaimana? Sesuai ekspetasi kalian nggak? Wkwkwk
Btw ini cuma 800-an kata, soalnya aku lagi stuck, gak ada ide.Yang udah baca ceritaku makasih ya, jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah.
See you in next episode
Sayang kaliaann.....🖤2020.06.08
KAMU SEDANG MEMBACA
From Singapore to Indonesia; ✔
FanfictionKenal Jung Jaehyun? Iya, si artis korea favorite kakak Jeon Shasha. Yang Shasha sama sekali tidak kenal, dan tidak mau kenal. Tapi Shasha tidak pernah menyangka kalau dia akan dipertemukan dengan Jef di suatu tempat yang tidak masuk akal, tapi nyata...