16. Much Much Much Later

63 8 2
                                    

Beberapa tahun kemudian...






"Udah sampe belum lu dek?"

Shasha merebahkan dirinya ke kasur, sedikit mengacak poni rambut pendeknya. "Udah dong kak. Ngapa?"

Geisha diseberang sana terkekeh, "Nggak papa sih, cuma ngecek keadaan lo. Udah makan?"

"Belooom, ini mau tiduran bentar terus sore cari makan mumpung dikasih waktu banyak."

"Hmm, yaudah. Jangan lupa makan pokoknya, jaga diri lo. Gue tutup ya? Mau lanjut kerja."

"Yoi, mat kerja kak."

"Mat tidur juga dek."

Sambungan terputus, Shasha menjauhkan hapenya dari telinga. Gadis berambut mangkuk itu memejamkan matanya, rasanya lelah sekali.

Sekarang dia sedang ada acara --tugas sebenarnya-- keluar negeri dari kantornya, tepatnya ke Korea Selatan. Sudah lama sejak ia pergi ke negara kelahirannya itu, dan sekarang ia baru bisa datang, itupun untuk tugas kantor.

Omong omong, sudah bertahun tahun sejak kejadian itu, dan sekarang Shasha sudah berumur 27 tahun. Sudah lulus S2 dan bekerja di salah satu kantor tour guide yang lumayan terkenal di Singapura.

"Oy Jeon, jadi nggak?" Shasha membuka sebelah matanya, mendapati Zea, sahabatnya yang sudah mengenakan pakaian rapih disana. "Jadiii, tapi maleeeeees," Shasha merengek, membuat sahabatnya itu mendengus.

"Kalo males males gue tinggal nih?" Ancaman Zea rupanya berhasil, Shasha langsung bangun kemudian berjalan gontai ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian Shasha sudah keluar, dengan hoodie hitam dan celana training hitam, kepalanya ditutup dengan beanie.

Di Korea sekarang sudah musim gugur, jadi udaranya sedikit dingin. Hal itu juga yang menyebabkan Shasha memakai hoodie dan beanie sore ini.

"Ayo," ucap Shasha, kemudian keduanya berjalan keluar kamar hotel. Di loby hotel keduanya bertemu dengan Leo, another Shasha's besties, yang memang sudah janjian.

"Mau cari makan dimana ini?" Celetuk Leo, ketiganya sudah ada di jalan seberang hotel. Shasha yang sedang mengutak atik hapenya menjawab, "Kayaknya ke streetfood streetfood aja deh, lumayan deket juga." Katanya.

Zea mengangguk, "Yaudah, kesana aja. Lumayan juga buat snapgram." Cewek berambut ungu itu terkekeh. "Kajjaaa!!"

Mereka lanjut berjalan, tujuannya adalah tempat streetfood yang menjual berbagai makanan khas korea. Selain karena dekat, makanannya juga beragam dan tempatnya sangat instagramable.

"Lelelelelelele," Shasha mengibaskan tangannya, mengisyaratkan kepada Leo supaya pemuda itu mendekat. "Ck, berasa jadi ikan lele aja gue." Gumam Leo pelan, tentunya Shasha tidak bisa mendengarnya.

Shasha sedikit melompat lompat, selain karena dingin cewek berambut mangkuk itu sangat excited karena berbagai makanan yang nampak sangat memanjakan mata. Omong omong mereka sudah sampai, dan Zea langsung ngacir, entah dimana cewek itu berada sekarang.

"What do you wanna eat? I'll buy it. Tteokboki? Bungeoppang? Kimbap?" Celoteh Shasha riang. Leo terkekeh, memegang bahu Shasha dari belakang dan mendorongnya. "Buy me tteokboki first, penasaran sama rasanya, katanya enak kalau di video mukbang mukbang."

Shasha mengangguk, kemudian memesan dua porsi tteokboki kepada penjual. "Emang belum pernah makan tteokboki?" Tanya Shasha. Leo menggeleng, "Belum, udah sih, tapi bikinan Karin pasti beda kan sama yang ada di korea?" Katanya menyebutkan nama adik perempuannya.

Shasha terkekeh, kemudian mengangguk. Terserah Leo saja deh.

Setelah tteokbokinya jadi dan mereka membayar, kedua orang itu lanjut berjalan mencari makanan. Kali ini Shasha mau beli lobster bakar yang ada mozarellanya, katanya itu enak.

From Singapore to Indonesia; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang