17. Another much much much later

62 8 2
                                    

Pagi yang sama dengan pagi pagi membosankan lainnya. Aku mematikan hapeku yang sedari tadi meraung raung keras, kemudian berdengung sambil mengusap wajah kasar.

Sepertinya aku menyesal sudah menyetel alarm yang sangat berisik.

Rasanya aku ingin bergelung lagi didalam selimut, kalau saja tidak ada seorang cowok jangkung yang tiba tiba membuka pintu kamarku.

Ah, rasanya aku ingin meninjunya sekarang juga karena mengganggu acara ingin tidurku lagi.

"Jaehyun-ssi," aku berdesis, menatap cowok itu dengan mata terpejam. Ayolah, hari ini aku tidak ada jadwal tapi aku harus bangun pagi?

"Jung Jaehyun, bangun sekarang atau--"

Aku memilih untuk mengalah, bangkit dari tempat tidur dan berjalan gontai menuju kamar mandi.

"Atau aku akan menyirammu dengan air," kataku sambil memonyongkan bibir, mengubah nada bicara managerku yang satu itu. Ia mendelik kecil, membuatku sedikit terkekeh masih dengan mata tertutup.

"Aku sudah hafal kata katamu, hyung." Aku menyambar handuk di depan kamar mandi, kemudian mengalungkannya di leher.

"Cepat mandinya! Johnny udah nungguin kamu kayak orang gila diluar!"

Aku terkekeh sendiri lagi, menuangkan sedikit pasta gigi diatas sikat gigiku dan mulai menggosok gigi. Manager NCT yang jelas jelas cowok itu memang cerewet, mengalahkan manager NCT lainnya yang cewek.

Setelah menggosok gigi, aku mulai membasuh muka. Mengaplikasikan beberapa skincare ke mukaku, merasakan air dingin yang membuat mataku mulai membuka lebar.

Aku menahan kedua tanganku dipinggiran toilet, menatap pantulan mukaku dari cermin. Aku menarik senyum tipis, entah kenapa tiba tiba terpikirkan tentang dia.

Iya, si cewek berambut mangkuk yang aku temui pertama kali di kapal Singapura menuju ke Indonesia.

Kalau kalian berpikir selama ini aku melupakannya dan menemukan perempuan lain, kalian salah.

Tidak sepenuhnya salah sih, karena belakangan ini aku sering melihat beberapa anggota girlgrup.

Eyy, bukan berarti aku melupakan si manis Shasha.

Jujur, aku tak akan pernah melupakannya. Bagaimana caranya aku melupakkannya kalau kapan saja, dimana saja pikiranku selalu dipenuhi oleh dia?

Oke, jangan katai aku bucin.

Tapi emang bucin sih.

Bahkan setelah bertahun tahun, yang kini aku sudah berumur 30 tahun mendekati 31 tahun, Shasha seolah tak ingin pergi dari pikiranku. Iya, aku mencintainya sebegitu dalamnya.

Setelah beberapa saat kuhabiskan dibawah shower, aku menghentikan acara mandiku karena teringat janjiku dengan Johnny hyung. Hari ini aku ingin menemaninya merekam konten JCC.

Aku memilih baju yang setidaknya pantas untuk tampil didepan kamera, sebuah kaus hitam dan celana panjang hitam.

Tolong jangan hujat aku tentang hobiku memakai pakaian hitam.

"JAEHYUN-AH, KOK LAMA SIH?!"

Aku berdecak, Johnny sialan Suh itu tidak sabaran sekali. "YA SEBENTAR!"

Aku merapikan rambutku sekali lagi, kemudian berjalan membuka pintu setelah memastikan rambutku rapi. "Berisik banget sih, tinggal nunggu juga." Aku berdecak.

Johnny hyung mendelik, "Heh anak kurang ajar, itu kameranya udah siap ya. Lagian kamu janjinya jam sepuluh, liat sekarang udah jam berpaa coba?!" Cowok jangkung didepanku berkacak pinggang.

From Singapore to Indonesia; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang