Hai!
Aku Jeffrey.Pasti kalian sudah tau kan? Hehe
Pagi ini aku sudah bangun, tapi Shasha belum. Dari tadi aku hanya sibuk memandangi wajah cantiknya.
Sebenarnya aku menyukai Shasha. Sejak kami terjebak di pulau sialan tapi aku suka ini.
Lalu aku melirik Bubu yang ada dipelukan Shasha. Huh, sebenarnya aku iri dengan Bubu. Ingin rasanya aku jadi Bubu supaya diperhatikan Shasha. Haaaaah.
Kalau dilihat Shasha cantik sekali. Rambutnya yang sedikit kecoklatan, iris mata hitamnya, bibirnya yang pink alami, serta scar di batang hidungnya membuatnya tambah cantik.
Aku mengelus rambutnya, kebiasaanku setiap pagi ketika membangunkan Shasha. Kemudian aku menusuk nusuk pipinya, lalu membuka suara.
"Cantik, banguunn." Kataku. Shasha mengerang, lalu mengeratkan pelukannya pada Bubu. Tahan Jeffrey, tahan rasa ingin menenggelamkan Bubu di sungai Amazon-mu.
Aku mendekatkan bibirku ke telinganya lalu berbisik. "Shasha, wake up babe." Bisikku. Shasha mulai membuka matanya, dan aku tersenyum. Jarak wajahku dan wajahnya dekat, sampai sampai aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
"Good morning, my princess." Kataku, lalu mencium pipinya. Maaf Shasha, tapi aku sudah tidak tahan untuk mencium pipi gembulmu. Hehe.
"Jef ih!" Shasha bangun dan mulai memukuliku. Aku hanya tertawa, merasa gemas dengan kelakuan Shasha.
"Siapa suruh pipimu itu terlalu menggemaskan?" Kataku. Sementara Shasha cuma memajukan bibirnya. Ingin rasanya kucium dia, eh?
"Sudah sana mandi." Titahku. Shasha mengangguk, "Kamu sudah mandi?" Tanyanya. Aku menggeleng, membuat Shasha terkekeh.
"Kamu jaga Bubu dulu ya, aku mau mandi." Aku mengangguk menjawab perkataan Shasha. Kemudian Shasha pergi ke balik batu karang yang lain untuk mandi.
Aku mengambil Bubu, lalu memeluk dan menciuminya.
"Bubu, bagaimana rasanya dipeluk Shasha? Enak kah?" Kataku sambil mengelus bulu Bubu. Dia menggonggong kecil, membuatku terkekeh. Aish, kurasa dia mengejekku.
"Aku iri denganmu Bubu, setiap hari diperhatikan Shasha, disayang Shasha, dipeluk Shasha, bahkan dicium Shasha." Ucapku lagi. Bubu memandangku sambil mengibaskan ekornya, seolah olah mendengarkan perkataanku.
"Kau tahu Bubu, aku suka Shasha. Aku sayang Shasha. Mungkin aku mencintainya? Rasanya aku ingin terus berada didekat dia, melihat dia bahagia selama lamanya." Lanjutku. Sepertinya aku mulai gila karena bercurhat kepada Bubu yang notabenenya adalah seekor anjing husky.
"Apakah aku salah kalau aku berdoa supaya kami tidak pergi dari pulau ini, karena aku terus ingin bersama dia?" Bubu yang tadinya menjilati tanganku berhenti, kemudian menatapku sambil menggonggong. Kurasa dia bilang kalau aku salah.
Aku menghela nafas, "Aku cinta Shasha Bu. Aku sangat mencintainya. Tapi aku rasa aku terlalu pengecut karena tidak bisa memberi tahunya." Kataku. Bubu kembali menjilati tanganku dan membuatku terkekeh. Itu geli.
"Kapan kiranya aku bisa memberi tahunya tentang perasaanku? Bagaimana kalau dia tidak mempunya perasaan kepadaku? Bagaimana kalau dia menolakku?" Ucapku lagi.
"Jef?" Aku terkesiap ketika mendengar suara Shasha. Aku berbalik dan mendapati Shasha dengan kaus hitam dan celana panjangnya sedang tersenyum kepadaku. Oh jantungku, kau baik baik saja?
"Sudah selesai?" Shasha mengangguk menjawab pertanyaanku. Aku berdiri, lalu menyerahkan Bubu kepadanya. "Aku mandi dulu." Pamitku, lalu pergi ke balik batu karang yang lain untuk mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Singapore to Indonesia; ✔
FanfictionKenal Jung Jaehyun? Iya, si artis korea favorite kakak Jeon Shasha. Yang Shasha sama sekali tidak kenal, dan tidak mau kenal. Tapi Shasha tidak pernah menyangka kalau dia akan dipertemukan dengan Jef di suatu tempat yang tidak masuk akal, tapi nyata...