11. Awkward silence

63 9 0
                                    

Kwak kwak kwak, Kkamagi jinaga!
Eeeeh, malah nyanyi. Lanjut.



Esoknya setelah mandi, aku langsung memasak alias memanggang ikan. Stok ayam sudah hampir habis, jadinya aku hanya memanggang ikan saja.

Sebenarnya aku sedikit merasa canggung dengan Jef soal tadi malam, because yeah, that's my first time. Bahkan hanya karena melihat mukanya mukaku sudah memanas.

Sejak pagi aku selalu menghindari Jef. Karena apa? Karena aku malu hiks:(

Aku masih sibuk melamun sementara kedua tanganku masih memegang ikan yang sudah ditusuk ketika aku merasakan sensasi panas menjalar di tanganku.

"AKH!" Aku meringis sambil mengusap jari telunjuk tangan kananku, ternyata terbakar terkena api. Sungguh, rasanya perih bukan main.

"Hey sha, are you okay?" Aku menengok, kemudian mendapati Jef disana menatapku khawatir. Aku mengangguk terpatah, "Aku nggak papa kok, cuma kena api aja."

Jef seakan tidak peduli akan omonganku, dia melangkah mendekat dan langsung meraih tanganku. Tatapannya menelisik, kemudian aku berjengit kaget (untung tidak sampai melompat) saat mulut Jef bergerak mengulum jariku.

Sungguh, ini geli. Lumayan lama Jef mengulum jariku, lalu ia melepaskannya dan melap jariku dengan kausnya secara asal.

Dan ajaibnya, sensasi panas yang menjalar tadi sudah menghilang. Dan mungkin saja berpindah ke pipiku yang mungkim sudah semerah kepiting rebus ini.

"Sudah baikan?" Tanya Jef yang aku balas dengan anggukan singkat. Ya, setidaknya sudah tidak sepanas tadi walaupun lukanya masih membekas.

Aku menarik tanganku kembali dengan canggung, karena lagi lagi teringat kejadian sialan tadi malam. Kurasa Jef juga sama canggungnya, padahal kami saling mengambil first kiss setelah pacaran kan?

"Ini," aku menyerahkan setusuk ikan ke Jef. Jef mengambilnya lalu tersenyum, "Terima kasih."

"Bubu! Come here!" Kata Jef sambil mengibas ibaskan tangannya. Aku masih sibuk memakan ikanku ketika Bubu datang sambil menggonggong. Bubu menggoyangkan ekornya dan lidahnya menjulur bahagia.

Aku terkikik, gemas sekali anjing ini.

Tangan Jef mengelus bulunya kemudian memberikan sebagian ikannya ke Bubu. Bubu menggonggong semangat, kemudian memakan ikan dari Jef dengan lahap.

Atmosfernya sangat canggung, and i swear this is so fucking uncomfortable.

"Hah, is so awkward isn't it?" Kata Jef yang kupikir sedang mengusir hawa kecanggungan. "M-hm, i think so."

Keheningan menyapa lagi.

"Maaf"

Aku dan Jef saling memandang lagi, kemudian tertawa keras. "Mm, maaf buat kemarin ya. Hehe," kata Jef sambil meringis. Aduh, manis sekali.

"Hm, nggak papa kok." Jawabku dengan muka memanas, lagi lagi mengingat kejadian kemarin. "Haaaaaah, aku masih nggak percaya kamu udah jadi pacarku. Jadi mau kupanggil apa? Baby? Honey? Ba--"

Aku membungkam mulutnya dengan sebelah tanganku, "Udah udah, jangan diterusin." Kataku sambil menutup mukaku dengan kedua tangan, maluuuuuu.

"Ahahaha! Shasha malu yaaaaa," aku mengelak ketika Jef hendak meraih kepalaku. "Aah, Jef jangaaaaaaan!" Teriakku.

Tapi Jef tidak mendengar, dia malah semakin mengejarku yang mulai berlari menjauhinya. Sumpah ini Jef kesurupan anak kecil ya?

Aku tetap berlari menjauhi Jef, tapi telingaku tetap bisa mendengar tawanya yang menawan dan ujung mataku bisa melihat tawa bahagianya. Dalam hati aku ikut tersenyum.

From Singapore to Indonesia; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang