Eight

40 14 3
                                    

Aca merapihkan buku-buku nya setelah bel tanda pulang sekolah itu berbunyi,hari ini Ia tak pulang bersama Ara karena sesuai janji tadi pagi Ia akan ke rumah Ali,melihat apa yang Ali sedang kerjakan. Ia merangkul tas nya,lalu melambaikan tangan kepada Ara yang sudah lebih dulu keluar dari kelas.

"Dimas, Kevin, Ei! Jadikan lo lo pada anter gua kerumah Ali" Aca menghampiri tiga temannya itu,seraya duduk di bangku yang sudah kosong,karena kini kelas nya hanya diisi oleh Aca dan tiga orang menyebalkan itu. "cie kangen ya lo" Ejek Dimas,Ia menoleh kearah Aca yang sudah tak sabar. "kangen dong pasti" Imbuh Ei,ia melirik Aca yang sudah siap ingin menghantam nya. "Enak aja lo" Balas nya.

"Yaudah yu,gaspol!" Kevin berlari keluar kelas,di ikuti Ei lalu Dimas,Aca hanya tertawa,menenangkan dirinya yang akan bertemu dengan Ali,semoga semua akan baik-baik saja. Dari pada Ia harus mati penasaran lebih baik menemui dan melihatnya langsung.
-
Ali yang sedang bermain game di komputer nya dengan Ari merasa terganggu dengan suara yang berasal dari arah rumah miliknya. Suara teriakan yang Ali kenal,membuat Ia harus menghentikkan game nya dan membuka pintu untuk teman-temannya. Tetapi saat Ia ingin berdiri kakaknya langsun berjalan kearah pintu,membukakan pintu untuk teman teman Ali. "Tuh ada musuh lagi nembakin lo,gua aja yang buka" Ucap nya seraya menunjukkan kearah komputer milik Ali,lalu berjalan membukakan pintu. Ali hanya mengangguk lalu fokus kepada game nya lagi.

"Halo Halo Ali bapa bapa tua!"
"Ali apakah kau berada di rumah!"
"Buka pintu woy! Ada orang ganteng"
"Buset dah lama amat!"
"Jamuran nih di depan pintu!"
Teriakan itu terus terdengar dari balik pintu rumah Ali,teriakan Kevin,Ei dan Dimas yang seperti biasa mereka tak ada habisnya untuk bertingkah konyol,seperti Kevin yang melihat kedalam rumah dari bawah pintu yang memberikkan celah sedikit atau seperti Dimas yang menjadikan pintu layaknya drum mereka semua aneh,tapi terlalu unik untuk di tinggalkan dan di musnahkan.

Cekrek pintu terbuka. Menampilkan sosok laki-laki berumur 19 tahun itu,rambut berantakannya dan kaos hitam polos yang di kenakan oleh nya,menandakan Ia belum saja mandi atau membersihkan badannya di sore hari ini.

Entah musibah apa yang menghampiri Aca,kini Ia sedang menggerutu dalam hati,mengatakan bahwa terlalu bodoh sampai tak berfikir bahwa Ari adalah kakak Ali yang pasti jika Ia ke rumah Ali,Ia akan bertemu dengan kakanya,masa lalu yang begitu menyebalkan terulang kembali di otak Aca seketika,Aca memalingkan wajahnya meski tadi ia berkontak mata dengan Ari sebentar,sebelum Kev menyapa Ari dengan gaya 'so akrab' nya itu.

"Aih bro Ari" Seru Kevin Ia mencairkan suasana,mengingat permasalahan Aca dengan Ari yang di ceritakan oleh Ali saat di rooftop sekolah saat itu. Dimas dan Ei ikut berseru seraya bertos ria,tau makna dari ucapan Kevin tadi. Sedangkan Aca masih berdiam,kini rasanya ingin terbang saja menjauhi tempat ini.

"Mau ngapain si pada kesini?" Ari mengerutkan keningnya,Ia tidak tahu makna teman-teman Ali membawa Aca ke rumah nya,pasalnya Ari memang tidak tahu jika adiknya berteman juga dengan Aca. Perempuan yang Ia tuliskan di atas kertas pada saat itu.

"Mau main aja,Ali kan udah ga sekolah juga,jadi pasti jarang ketemu" Jawab Dimas,Ia berhati-hati dalam ucapannya tak mau membuat sakit hati Ari tentang Aca yang penasaran dengan Ali. "Ali lagi live di youtube, mau masuk?" Ari mencoba biasa-biasa aja,meski Ia rasanya ingin memeluk Aca dan berlutut di depannya agar Aca bisa memaafkannya.

"Atuh hayu" Kevin masuk kedalam rumah bersama dua temannya setelah Ari memberikan jalan untuk nya. Aca menunggu di belakang jalan yang Ari berikan tidak bisa cukup untuk jalan dua orang bersampingan.

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang