Seven

45 13 2
                                    

"Oke anak-anak jangan pergi dulu,kita akan ada pengunguman sebentar"Ucap Pak Rio salah satu guru yang berdiri di depan semua murid murid nya seraya berdiri di dekat mick yang berada di depannya. Aca memandang kesal dengan Pak Rio, sudah panas, silau, lelah karena sedari tadi upacara bendera sangat melelahkan.

"Ca kabur aja yuk"Ajak Ara setelah Ia mendengar perintah dari Pak Rio,matahari yang sudah terik menjadi alasan utama bagi siswa siswi mengeluh ingin cepat-cepat masuk kedalam kelas. "Hanya kelas sepuluh yang berada di lapangan" Tambah Pak Rio membuat siswa kelas sebelas dan dua belas bersorak ria tak perlu berjemur di tengah lapangan itu.

"Di jagain Ra di pintu kelasnya" Aca memutar bola matanya,ketika melihat guru-guru yang memarahi siswi kelas sepuluh yang berusaha untuk kabur.
Ara dan melihat kearah yang dimaksud Aca lalu menatapnya malas. "hari senin aja udah kaya gini" Ara lebih memilih duduk di bangku pinggir lapang upacara meski tak ada penutup untuk melindungi tubuhnha dari sinar matahari,setidaknya Ia tak harus duduk di lapangan yang membuat rok nya menjadi kotor.

kejengkelan Aca dan Ara hanya sesaat ketika mereka melihat Ali memakai baju tak berseragam tetapi memakai baju kaos berwarna hitam dan celana jeans,Ali menghampiri Pak Rio lalu mengambil mick di tangan kanan gurunya itu.

"Ya anak-anak ini Dzali Alfaizi murid kelas 10 ipa 5 yang akan pindah dari sekolah ini" Pak Rio berbicara sebentar lalu memberikkan kode kepada Ali untuk beribicara.

Aca menatap Ali,bingung ada apa dengan Ali,meski hari-hari kemarin Ia sempat membenci Ali karena Ali membuka masa lalunya,tapi bukan berarti Aca tak penasaran dengan alasan mengapa Ali pindah. Ia teringat sesuatu notes yang Ali berikan untuknya,apa hal itu ada berkaitan dengan hari ini? Rasanya kosong dan beda ketika mendengar Ali harus pergi dari tatapannya lagi,mungkin Ia tak bisa melihat Ali kembali.

"Ali silahkan apa yang kamu ingin bicarakan pada teman-teman mu" Pak Rio pun beranjak dari depan seluruh murid muridnya memberikan Ali ruang untuk berbicara.

"Ketika semua datang dengan bahagia,mungkin saya tidak,keputusan ini tidak lah mudah. Dunia terkadang begitu,memberikkan kejutan pada saya dan kalian yang mungkin terkejut mendengar hali ini. Datang lalu pergi dengan hati yang masih ingin berdiam diri,semoga semuanya bisa mengikhlaskan walau sudah pergi. Saya Ali terimakasih untuk semuanya,semoga saya dapat kesini kembali" Ali tersenyum,entah kearah siapa Ia tersenyum, namun senyumannya itu membuat sebagian orang hiteris. Ali memang cukup tampan.

Perasaan Aca kini gelisah entah yang membuatnya gelisah karena kepergiam Ali, matanya terus mengikuti kemana Ali pergi,sampai terlintas sebuah ide bahwa Ia harus menemui Ali,apapun itu,walau dirinya membenci Ali tapi entah mengapa hari ini hatinya begitu lemah sampai untuk membenci saja tidak bisa. Aca langsung berdiri mengikuti Ali dengan tergesa-gesa takut jejak Ali akan hilang dari pandangannya.

Aca mengikuti ali menulusuri koridor demi koridor sekolah,langkah kakinya Ia perlahan agar suara sepatu miliknua tak terdengar oleh Ali yang berada tepat di depannya. "ko kesini sih Ali?" Ucap Aca pelan ketika melihat ali berada di salah satu gudang sekolah,tempat dimana saat itu Ali membawa Ben dan membuat pertengkaran disana.

Ali mengeluarkan sesuatu dari tas nya,lalu membuang begitu saja sesuatu yang Ia ambil dari dalam tasnya tak peduli itu tempat sampah atau bukan. Aca makin di buat penasaran dengan buku yang di buang Ali. Ya itu buku kecil berwarna merah yang sudah tergeletak di bawah menyatu dengan debu debu kotor. Ali membuang pulpen yang ada di tangannya juga,kini jarak pulpen dan buku merah itu tak jauh,artinya sudah terbuang,setelah itu Ali beranjak pergi seraya menggendong tasnya.

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang