Nine

47 14 4
                                    

Klik. Ari mematikan telfonnya setelah Ia berdiam sebentar sebentar,Ia mematikan telfonnya secara sepihak tanpa memberi Dimas orang yang di sebrang sana berbicara lebih banyak lagi.

"Cepet amat ngomong apa dia Ri?" Tanya Ali seraya memasukkan dokumennya kedalam ransel hitam miliknya . "Gatau ga jelas,dari Dimas" Ari berbohong,Ia tak mau hatinya lebih tertusuk lagi ketika mengucapkan hal yang sebenarnya.

"Emang ga jelas dimas mah,yaudah ayo mulai ah gamenya" Ali beranjak kearah ruang game nya yang berada tepat di samping ruang televisi dimana Ari masih menonton film kesukaannya itu.

"Ri,Ari! hello" Ali menatap heran kepada kakaknya yang diam saja,padahal suara nya sudah cukup besar. "Eh iya"
"ayo buruan"
"iya ayo ah"
-
"Ini namanya UKS ya Laura"
"oke gua udh hapal dikit dikit ko tempatnya" Ucap lauran seraya melirik tempat yang bernama UKS itu.

Citra salah satu anak murid jurusan IPS itu menemani Laura Putri Megantara anak baru yang baru hari ini masuk sekolah,kini mereka baru saja selesai memutari sekolah agar Laura hafal tempat sekolah ini.

"Yaudah mau ke Kantin?" Ajakan dari citra itu tak terdengar oleh Laura yang fokus melihat sepatu yang ia kenal,sepatu yang sudah lama tak di ganti oleh si pemakainya,sepatu hitam yang hampir berwarna abu-abu itu tersimpan rapih di rak. Laura mengenalinya dan Laura mengenali siapa yang memakai sepatu itu.

"Lo duluan Cit, gua mau masuk dulu"
"Yakin nih? Ga mau makan"
"Duluan aja santai,belum laper"
"Yaudah bye"
"Bye Cit"

Setelah itu Laura membuka pintu UKS yang bertuliskan 'Alas kaki harap di lepas' Itu. Laura mendorong pintu di depannya hingg ada celah untuk Ia masuk kedalamnya.

"Ben! Lo kenapa ben? Ini siapa? Dia yang nyakitin kamu?!" Laura berteriak histeris,dugaannya benar pasti Ben ada di dalamnya. Sepatu itu memang tak di ganti oleh pemiliknya sejak masih menduduk bangku putih biru itu.

"Apasih" Ben mengeluarkan nada dingin dan ketus nya. Sejak dulu Ben mengenali Laura Ia tak pernah menyukai Laura mulai dari sifat yang terlalu manja hingga perbuatannya yang membuat Ben sangat jengkel. Tetapi entah apa yang ada di fikiran Laura sekarang anak itu ada di sekolahnya.

"Ben aku pindah sekolah kesini cuma buat kamu Ben, akhirnya kita ketemu" Ucap Laura masih histeris,Ia memegangi tangan Ben namun Ben langsung melepas dengan paksa dan kasar tak peduli Laura yanh terus memeganginya. Ben tak mau menambah masalah lalu Ia memegang tangan Aca lalu turun dari kasur dan berjalan ke arah pintu UKS.

"Ayo Ca tinggalin aja anak sinting ini" Ucap Ben Ia masih mengeratkan genggamannya pada tangan Aca,sedangkan Aca hanya bisa menuruti perintah Ben,Ia tak mengerti ada apa ini dan tak mengetahui siapa perempuan yang datang dengan tiba tiba lalu menghampiri Ben.

"Ben kamu gatau? Kamu disuruh mama kamu jagain aku? Aku bilangin ya ke mama kamu, kalau kamu selama ini gini sama aku" Ucapan Laura membuat langkah Ben mendadak terhenti,Ben menoleh kearah Laura dengan tatapan sinis nya. "gausah bawa bawa mamah" Ucap nya dingin dan tajam.

"Bener bilangin ya" Laura menunjukkan handphone nya yang sudah menampilkan layar kontak bertuliskan 'Tante Rizka' yang jelas itu adalah kontak milik mama Ben. Ben berbalik arah sehinggia Ia berhadapan dengan Laura.

"Yaudah lo maunya apa!" Ben mengeraskan suaranya,genggaman dengan tangan Aca pun Ia lepaskan,mata dan tubuh nya tersorot pada Laura yang sudah menghabiskan kesabaran pada diri Ben. Aca hanya melihat dengan heran sebenarnya apa ini atau apakah Ia harus pergi saja?

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang