Twenty-two

43 10 6
                                    

Ari menatap heran kearah adiknya yang sedang memilih baju di dalam koper berwarna hitam itu. Ia mengerutkan kening nya ketika Ali memilih baju yang super rapih tak seperti biasa,hal itu membuat Ali semakin dibuat heran.

"Li, lo mau kemana lagi?" Tak ingin berlama-lama larut dengan rasa penasaran,akhir nya Ari mengeluarkan pertanyaannya ketika Ali keluar dari toilet dan sudah berpakaian rapih.

"Jalan" Jawab Ali singkat seraya menyisir rambut hitam berantakan nya di depan cermin.

"Sama siapa?" Ari bertanya lagi,Ia ingin tahu siapa yang akan jalan bersama Ali sampai adik nya itu harus berpakaian rapih seperti ini.

"Aca dong" Jawab Ali santai.

Hati Ari seperti di tusuk pedang kali ini setelah mengetahui bahwa Ali akan pergi bersama Aca perempuan yang selalu Ia rindukan dan masih berada di hati nya sampai sekarang. Ari berdiam sejenak teringat sebuah surat yang Ia tulis di kertas untuk Aca saat itu,mungkin memang nyatanya Aca tak lagi mencintai nya dan Ia harus menerima.

"Kenapa si lo ga nanti aja jalannya, bahaya juga,kalau mereka ngeliat lo gimana?" Tanpa Ari sadari ucapan itu keluar begitu saja dari mulut nya membuat Ali langsung menoleh cepat dan menatap Ari tajam

"Tenang aja, lagian sewot banget lo kalau gua jalan sama Aca" Cibir Ali yang membuat Ari sadar bahwa perilaku nya selama ini menunjukkan bahwa Ia masih tidak bisa menerima Ali dekat dengan Aca.

"Ya engga, ngingetin doang" Ari berusaha senormal mungkin.

Ali memakai baju pilihannya seraya mengaca lewat kamera handphone

Ali melihat dirinya di kamera handphone miliknya, sweater panjang berwarna coklat susu polos dan celana kainnya berwarna senada di padu juga dengan topi hitam nya yang menempel di atas kepala. Pakaian yang jarang Ali kenakan kecuali jika bersama Aca.

Setelah itu Ali menaiki mobil nya, dengan cepat iya menginjak gas lalu berjalan kearah rumah Aca dengan wajah yang berseri,semoga aja ini bukan yang terakhir untuk Ia dapat berjalan dengan Aca karena diri nya sudah sangat mengikhlaskan perempuan itu demi menjaga perasaan kakaknya.

"Ali disini" Seperti rumah sendiri gaya Ali ketika ingin masuk kedalam rumah Aca sudah sangat terdengar akrab.

Ketika pintu sedikit besar berwarna hitam terbuka muncul lah Arga,Papa Aca yang langsung menyambut Ali dengan senyuman. Arga memang sudah mengetahui bahwa hari ini Ali akan menjemput anak sulung nya untuk pergi ke sebuah Mall.

"Oh Ali ya yang Katanya mau traktir di Mall gede kan?" Ucap Arga seraya terkekeh pelan ketika Ali sedikit terkejut.

"Iya om" Jawab Ali sedikit kikuk,Ia memang belum terlalu akrab dengan Arga karena yang sering menyambut nya jika bertamu ke rumah Aca selalu Angel,Mama Aca dengan rambut pirang nya itu.

"Emang ada uang?" Arga menyipitkan matanya,wajah nya mendekatkan kearah Ali membuat anak itu memundurkan tubuhnya sedikit.

"Ya ada dikit om hehe" Lagi-lagi Ali tertular kekehan dari Arga yang terus terkekeh.

"Bagus,Aca suka mecahin barang di toko kamu harus siapin uang buat ganti nya,ya" Arga menepuk pundak Ali,kekehan nya semakin menjadi jadi sedangkan Ali hanya mengerutkan kening nya tak tahu arah candaan Arga.

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang