Fiveteen

38 12 2
                                    

"Kalau gitu sih fix,lo harus nerima Ali!" Seru Ara,Ia baru saja selesai mendengarkan cerita dari Aca bahwa temannya itu di bendapat kejutan dari Ali. Mata Ara berbinar-binar teman Aca satu ini memang sangat mendukung percintaan Aca,ya..seperti tim sukses gitu.

"Nerima Ali gimana? Di tembak aja engga Ra" Aca menyandarkan punggung nya pada bangku kayu yang sedang Ia duduki,kedua tangannya Ia lipat di bawah dada.

"Hah? Masa? Jadi suprise itu?" Ara membulatkan matanya,kali ini Ia yang mendapat kejutan.

"Udah ah males gua,gatau juga tuh, suprise cuma buat gua seneng kali Ra" Aca mencoba acuh kepada suprise hari yang lalu namun tidak dengan Ara,perempuan itu memang sangat jeli dalam percintaan.

"Ca,dimana mana ya, kalau temen ga mungkin ngasih suprise seniat itu, pasti Ali punya perasaan ke lo Ca, lo harus nanya nanti ke dia" Ara menatap Aca yang masih menatap koosong ke arah depan.

"Masa gua,harus nanya duluan ogah ah" Ucap Aca seraya membenarkan posisi duduknya.

"Pokoknya harus,pake banget" Ara menunjuk wajah Aca dengan telunjuknya,perkataan nya begitu tajam,meyakinkan Aca.

Setelah itu Ara keluar dari kelas entah ingin kemana. Aca tak terlalu memerhatikan Ia hanya mengangguk pelan meski tak mengerti maksud dari tujuan Ara menyuruh nya begitu,fikirannya kini terisi oleh Ben dan Laura yang sedang sarapan bersama di dalam kelasnya.

Sampai Ia baru menyadari bahwa Ali belum juga masuk kelas padahal bel pelajaran pertama sudah berbunyi nyaring bersama langkah sepatu murid-murid yang berlarian kearah kelas karena mendapatkan amarah dari guru piket.

Dzali Alfaizi.

Annisa Manca-
Li lo dimana si? Udah masuk juga

-Dzali Alfaizi.
Cie nyariin...

Annisa Manca-
Geer banget jadi orang.

-Dzali Alfaizi.
kalau ada guru bilang ya, lagi ngasih makan anak

Annisa Manca-
Anak?

-Dzali Alfaizi
iya anak kucing hehe
jangan mikir macem macem

Annisa Manca-
Siapa juga yg mikir macem macem

-Dzali Alfaizi
yaudah udh dulu kucing nya rewel

Annisa Manca-
Oke
*READ*

"Lo khawatir Ali ga sekolah?" Tanya Ara secara tak sengaja melihat isi pesan Aca dengan Ali. Aca menoleh terkejut,lalu mengangguk.

"Lo ga khawatir Ben sama Laura makan bareng?" Ara menunjuk kan dua orang yang berada di bangku kiri depan kelas itu yang sedang asik melahap sarapannya,membuat Aca mau tak mau harus melihat kearah mereka lagi.

"Gua khawatir cuma yaudah, udah ada yang jaga kan?" Aca mengangkat kedua bahu nya lalu mengalihkan tatapannya.

"Perasaan ga bisa boong Ca" Ucap Ara tepat sasaran,hati Aca seraya ditampar begitu keras dengan ucapan Ara tadi.

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang