Twenty-seven

24 5 9
                                    

Ben menjalankan motor hitam ninja nya,suara deru motor itu berbunyi di antar rumah-rumah di sekeliling nya. Hari ini Ben memutuskan untuk menemui Laura setelah Aca menyuruh nya untuk berdamai dengan perempuan itu,ternyata tidak terlalu seburuk apa yang Ben fikirkan karena Laura masih ingin bertemu nya setelah pertengkaran saat itu.

Ben memakirkan motor nya di depan sebuah kafe yang cukup ramai karena jam sekitar empat sore pengunjung mulai berdatangan,Ben melirik sekitar mencari perempuan yang akan ia temui,ternyata tak butuh waktu lama mata nya sudah mendapatkan Laura dengan kaos lengan pendek di balut dengan kemeja dan celana jeans kesukaan nya.

Ben menghampiri Laura,ia tersenyum sebentar sebelum duduk di depan perempuan itu. Rasa aneh dan rasa canggung menyelimuti kedua nya,namun Ben harus menyelesaikan masalah ini.

"Gua mau bahas soal kemarin saat kita bertengkar" ucap Ben,ia memulai obrolan dengan nada pelan di tambah bola mata nya yang tak menatap Laura membuat Ben semakin terlihat canggung.

"Gua mau minta maaf kalau saat itu gua menyinggung lo" imbuh Ben kali ini mata nya melirik kearah Laura karena perempuan di depannya diam saja sejak tadi.

"Ga apa-apa,gua udah nerima semuanya. Lo gausah minta maaf Ben,lo ga salah sepenuhnya" perkataan Laura menggunakan bahasa 'lo-gua' sedikit membuat Ben tertegun,pasalnya sejak Ben kenal dengan Laura,perempuan itu selalu memakai bahasa 'aku-kamu'.

"Gua minta maaf agar gua sama lo bisa baikan aja,ga ada musuhan dan bisa jadi teman baik aja" ucap Ben seraya membenarkan rambut yang menghalangi wajah nya.

"Ya,gua juga minta maaf ya waktu itu gua udah ngejar lo banget padahal lo udah cinta sama yang lain kan?" Laura menatap Ben,meski bahasa nya berganti namun tatapan Laura kepada Ben masih sama,memberikan rasa kasih sayang.

"Terima kasih juga lo udah mencintai gua dan maaf sekali lagi gua ga bisa balas cinta lo" Ben mengutarakan semua nya,ia benar-benar ingin berteman baik dengan Laura.

"Ga apa-apa,gua jadi belajar bahwa cinta ga selamanya harus di miliki kadang kala kita hanya cukup menjadi teman untuk mengasihi satu sama lain" Laura tersenyum,kini senyuman itu memang mengartikan bahwa Laura sudah membaik.

"Maaf ya Lau,kita bisa berteman baik dari hari ini kan?" Ben mengangkat alis nya,perasaan nya mulai takut jika Laura membenci diri nya.

"Dari dulu juga berteman baik kan? Cuman cinta yang ga tau asal nya dari mana ngebuat pertemanan kita jadi kacau gini" ucapan Laura membuat Ben sadar bahwa selama ini ia lah yang tak bisa menerima Laura di hidup nya padahal Laura sangat baik pada nya.

"Semoga karena masalah ini,gua bisa belajar makna pertemanan dan cinta dari lo,Lau" ucap Ben seraya membalas senyuman Laura.

"Semoga,BTW gua mau kenal sama orang yang bisa ngikat hati lo dong,anak IPA kan?" Laura meneguk kopi di depan nya,sekarang tubuh nya sudah tidak kaku.

Ben terkekeh lalu mengangguk,"Iya,sekelas sama gua Lau,nanti kalau ada waktu gua kenalin deh" balas Ben seraya meneguk kopi yang sudah Laura pesankan untuk nya.

"Gua mau tau sehebat apa dia sampai lo bisa klepek-klepek" kali ini Laura yang terkekeh menulari Ben untuk terkekeh juga.

Hari ini adalah hari terbaik Ben dengan Laura,canda tawa yang keluar begitu saja tanpa ada rasa kecewa atau cinta yang menghalangi pertemanan mereka. Memang nyata ada nya bahwa menerima dan melupakan lalu membuka lembar baru untuk saling mendukung meski tak bersama adalah cara terbaik semesta untuk Ben dan Laura.

Wajah berseri Ben yang sudah tak pernah pria itu tunjukkan pada Laura kini terlihat,memang terkadang kita tak butuh cinta untuk saling bahagia.

"Udah gelap nih,mau gua anter pulang?" ajak Ben setelah ia melihat jam yang melingkar di tangan kirinya.

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang