Twenty-Eight

21 4 5
                                    

Aca melihat diri nya di cermin,dress ungu nya sepanjang lutut dan rambut halus di gerai begitu saja membuat Aca terlihat lebih feminim malam ini. Make up nya begitu natural karena Aca memang tak suka dengan hal yang selalu berlebihan sampai membuat diri nya terlihat berubah.

Aca mengambil tas kecil yang berada diatas kasur setelah melihat jam dinding di kamar nya menunjukan pukul 8 malam.

Ya. Malam ini Aca mengiyakan ajakan Ben untuk makan malam bersama keluarga nya dirumah Ben,awal nya memang ia sedikit tertegun namun bagaimana pun ia tak punya alasan untuk berbohong lagi pula mana mungkin ia menolak ajakan Ben? Pria yang kini sudah hampir mengikat hati nya.

Seperti biasa Aca menuruni anak tangga ketika suara klakson dari motor Ben berbunyi nyaring di depan rumah nya. Seperti biasa pula di lantai bawah sudah ada Angel yang senyum kearah nya.

"Udah datang tuh,kelamaan kamu Ca. Gimana nanti kalau mau nikah?" Angel sedikit menggoda Aca yang sudah kesal menatapnya.

"Apaan si Ma,masih lama juga. Yaudah ya aku berangkat dulu,bye" Aca menyalami tangan Angel, Mama nya itu masih terkekeh untuk menggoda Aca.

"Hati-hati Ca,jangan kemalaman"

"Siap! Tenang aja Mama ku tercinta!"

Setelah berpamitan kepada Angel, Aca keluar dari rumah nya seraya melambaikan tangan kearah Ben. Malam ini Ben sungguh tampan,rambut yang biasa nya berantakan kini tertata rapih di tambah dengan jas hitam nya meski di dalam nya hanya terdapat kaos hitam.

Ben tersenyum kearah Aca,sebuah senyuman manis yang jarang orang melihat nya,sebuah mata yang bersinar dan tak ada lagi wajah dingin dari seorang Benedict malam ini.

"Lo cantik Ca,gua suka" ucap Ben sebelum pria itu memberikan helm kepada Aca.

"Harus cantik dong kan mau dinner sama keluarga pangeran" ucap Aca seraya terkekeh pelan.

"Sorry ya gua ga bawa mobil,rambut lo jadi berantakan deh" Ben membantu Aca yang sedikit kesusahan memakai helm akibat rambut yang di gerai oleh Aca.

"Ga apa-apa,ga semuanya harus sempurna kan?"

Ben mengangguk lalu melajukan motor nya,malam ini akan menjadi malam terindah sekaligus malam yang membuat detak jantung nya berdetak begitu cepat,ia terlalu takut jika Aca tak senang pada malam ini atau Mama nya yang akan membandingkan lagi Aca dengan Laura.

Meski semua ketakutan itu menimpa perasaan nya namun diri nya bertekad bahwa apapun harus ia lakukan untuk Aca,untuk mengembalikkan Aca kedalam pelukan yang sepenuhnya.

Motor yang dikendarai Ben masuk kedalam halaman rumah yang cukup luas milik Ben,halaman yang terdapat kolam ikan dab lampu yang tak terlalu terang namun dapat menyinari sepanjang malam hari.

Aca sedikit kaget ketika melihat rumah Ben yang begitu besar,ia semakin grogi untuk masuk dan dinner bersama keluarga Ben malam ini. Tangab Aca sudah gemetar ketika melepaskan helm dari kepala nya padahal ia belum saja masuk namun semua rasa grogi itu lebih dulu datang.

"Santai aja Ca,cuman ada Papa sama Mama bukan keluarga besar kok" ucap Ben seraya membenarkan rambut Aca.

"Gua cuman--grogi aja"

Ben menggenggan tangan Aca seraya tersenyum menenangkan Aca lalu mereka berdua masuk kedalam rumah milik Ben bernuansa putih dan coklat.

Darsa,Papa Ben yang lebih dulu menyambut kedatangan Aca dengan wajah berseri,tangan nya membuka lebar bermaksud untuk memeluk Aca memberika rasa hangat kepada perempuan itu.

"Cantik,om ga nyangka lho kamu secantik ini" ucap Darsa setelah ia melepas pelukan nya dengan Aca.

"Hehe,terima kasih om" Aca sedikit tersipu malu ditambah rasa canggung yang masih menyelimuti diri nya.

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang