Fourteen

40 12 5
                                    

Ben mengerjap-ngerjap kan matanya,Ia terbangun ketika sinar matahari dari menembus kamar rumah sakit tempat nya saat ini. Ia menggoyangkan badanya,punggung dan lehernya terasa sakit akibat tidur di sofa yang tak terlalu nyaman. Ben menoleh kearah pintu yang tiba-tiba terbuka menampakan Darsa,Papa nya itu membawa sesuatu.di tangan kananya.

"Hai Ben,udah bangun ternyata" Sapa nya,seraya menaruh plastik yang berisikan dua kotak bubur itu.

"Iya,Ben bangunin Mama dulu deh" Darsa mengangguk,lalu Ben beranjak dari sofa nya menuju Rizka yang masih tidur nyenyak.

Ben mengelus rambut Rizka perlahan Ia membangunkan Mama nya dengan sangat lembut sampai Mama nya itu berhasil bangun dan membuka matanya. "Udah pagi,sarapan dulu" Ben menunjukkan mangkok putih yang tertera di nakas sebelah ranjang tempat tidur Rizka,makanan yang khusus untuk pasien seperti Mama nya.

Rizka membenarkan posisi duduk nya setelah makanan itu di taruh di depannya oleh Ben. "Mama makan dulu,biar cepet sembuh" Ucap Ben seraya tersenyum,berharap Rizka pulih kembali.

Rizka mengangguk lalu membuka plastik yang menutupi mangkok putih itu. Untung saja tangan yang di infus adalah tangan kiri,membuat Rizka tak perlu di suapi saat ingin makan.
-
Darsa menoleh kearah anak tunggal nya itu setelah Ia membuang kotak bubur yang isi nya sudah habis dimakan olehnya. "hari ini kamu mau kemana Ben?" Tanya Darsa.

"Ah ga kemana kemana kok, jagain mama aja" Jawab Ben,libur hari ini memang ia tak berniat pergi kemana pun.

"Kalau gitu papa ke rumah dulu ya, beres beres baju kotor nih numpuk" Darsa menunjukkan plastik merah yang berisikan baju kotor di dalamnya.

"Siap Pa, laksanakan deh" Ucap Ben seraya bergaya hormat kearah Darsa yang sudah terkekeh.

Setelah sarapan dan Papa nya pergi ben menghabiskan menonton film di sofa nya seraya menjaga Rizka bila ada sesuatu yang harus Ia bantu.

"Ben" Panggil Rizka.

Sontak Ben langsung melirik kearah Mama nya dan menghentikkan film yang sedang Ia tonton sejak tadi.

"Hah? Ya Ma?" Sahut nya.

"Sini Mama mau ngomong"

Tak perlu berlama-lama,Ben langsung mengambil kursi lipat yang berada di sebelah kiri ranjang tempat Rizka berbaring,lalu menatap mata mama nya,penasaran.

"Kamu sama Laura, udah sedeket apa?" Tanya Rizka. Mendengar hal itu Ben terkejut,mana bisa Ia melanjutkan kedalam hubungan serius jika Ia sama sekali tak pernah menyukai perempuan itu.

"Eh, temen doang Ma" Ucap Ben yang langsung membuat raut wajah Rizka sedikit berubah.

"Teman? Mama lebih suka kamu semakin deket sama dia" Ucap Rizka seraya mengelus rambut anak semata wayang nya.

"Temen juga udah deket kok" Ben mengelak ucapan Rizka.

"Mama seneng banget kalau kamu deket sama Laura, kemana mana bareng, dia anak nya baik" Ucap Rizka,ucapannya begitu meyakinkan Ben untuk terus mendektati Laura.

"Kan masih banyak orang baik yang bisa aku deketin Ma" Ben mulai malas untuk membiacarakan topik ini Ia menghembuskan nafas nya sedikit kasar.

Succes Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang