Allysha POV
"huff harus banget ya sekolah?"
"e gobloq lu mau cepet-cepet gue carikan calon kali ya?" Ashton pun menoyor pala gue.
"Idih asw lu" umpat gue.
"eh liat tu si Reece, gembira banget kaya nya. Pasti karena baru naik kelas 11"tunjuk Ashton dari dalam mobil ke sebrang rumah, yeu rumah Si Reece n family.
Oya seperti yang gue katakan sebelum nya, gue belum pernah sama sekali bicara sama anak-anak tetangga.
Terlebih lagi sama Si Reece itu. Kata Ashton sih dia anaknya dingin. Dia juga baru 4 tahun tinggal disini. Dan selama 4 tahun itu juga kita ga pernah bicara.
Palingan ya kalau berpapasan saling sinis-sinis an.
Gue sebenarnya mau aja negur dia, tapi gue segen sama anak dingin kaya dia.
"Ga urus juga gue" gumam gue.
"Udah cepetan jalan, ntar telat loh"
"ya sabar lah kanjeng ratu kodoq" Ashton kezel eheh.
.
.
."Karna lu anak tata boga, jadi nya lokasi nya disana. Kalau lu mau nyamperin gue kesana aja tempat animasi dan multimedia. Tanya aja nama gue, semua pada gak kenal kok" jelas Ashton menunjukkan arah.
"ha iye iye" gue mengangguk.
"gue mau ngapelin adkel yang baru dulu. dh y bye" singkat Ashton tidak lupa menepuk gue, iya nepuk jidat gue maksudnya. Kebiasaan si kambink.
Setelah memastikan Ashton pergi menjauh sejauh matahari dari gue, akhirnya gue pun memutuskan untuk ke kantin.
Hari gini masih ikut PLS atau Mos? Oh tida bisa.
"Ehm" hemm sepertinya ada deheman someone.
Gue pun menoleh secepat kilat sambil mengibas kan rambut gue yang terlihat seperti Titi Kamal ini.
"Anak baru?" tanya cewe yang manggil gue tadi. Kayak nya sebaya deh sama gue.
"Hooh"
"Mau cabut ya?" tanya nya lagi.
"yoe tepat sekalay"
"kuy" ajaknya dengan semangat.
Asique nemu yang satu spesies akhirnya.
.
"Del" panggil si cewe tadi pada teman nya yang sudah duduk menunggu nya di kantin.
Huwaw ada rencana apa ini.
"Eh dah baris pa belum?" tanya si kawan tadi sambil menutup kamus nya. Kamus Bahasa Korea kaya nya.
"ko nanya baris sih? Kita kan cabut" nyengir si kawan satu lagi, sumpis gue gatau nama mereka anjir.
"Kalian siapa sih? Sksd bgt"
"Loh diajak temenan malah ngeyel. Kenalin Gue Adel" kata si cewe yang duduk tadi.
"Gue Ardhya. Kita dulu satu SMP" kata si Ardhya.
"O aja"
"tahan gue Ar tahan" kata Si kawan yang bernama Adel bangkit dari kursi nya. Kaya mau nampol gue sih keliatan nya.
"Sabar del sabar. Nnti juga dia di azab" kata Si Ardhya ikut nyengir liat gue.
"heh kalian ko malah di kantin? Bukan nya baris! Masih juga murid baru udah bandel aja" kata cowo keren dengan almamater osis nya yang berwarna merah maron.
"wih ganteng" gumam Ardhya terpaku melihat nya.
"heh dek? Ko malah diam sih? Udah kalian ikut saya sekarang." kata kaka osis ganteng tadi.
.
"ih anjir kita mau di bawa kemana?" tanya Adel sambil nunduk malu.
"Mana gue tau" jawab Ardhya cuek.
"Santai aja gausah tegang kali." kata kaka tadi.
"Tuh kalian liat kan kaka ganteng di lapangan yang pakai almamater merah juga. Samperin gih" kata Kaka tadi nunjuk ke salah satu orang yang berada di tengah lapangan.
"perasaan gue gaenak" bisik Adel ke Ardhya.
"nyesel gue ikut lu pada" gumam gue.
"udah cepetan sana" kata kaka tadi dengan nada 'maksa'.
.
"Ohhh cewe-cewe cantik dah pada datang ya? Gimana udah makan apa aja tadi di kantin?" wtf gaiz? Dia kan..
"Eh kayak kenal?"
"Hah siapa ya?" tanya nya. Omg dia tetangga gue, Si Reece.
Dasar anak dakjal, sok-sok an ga kenal lagi hilih.
"Uhm?" tanya nya masih mengangkat satu alis nya.
"sok ga kenal lu sama gue"
"Oh gitu? Yauda adik-adik ini mereka bertiga adalah contoh yang tidak baik. Masih hari pertama masuk sekolah aja sudah cabut, terlebih lagi mereka ini anak cewe. Jangan di contoh yang kayak gini ya dek" kata Si Reece pada anak-anak kelas 10 yang lain nya.
"hukuman untuk kalian nanti saya kasih di ruangan kelas aja. Untuk sekarang kalian bisa kembali ke barisan kelas masing-masing" ucapnya.
"oya lupa, kalian kan cabut. Mana tau kelas nya yang mana ye" sindir nya.
Bangsad ni orang, ga nyesel gue 4 tahun gapernah bicara sama dia. Sekali nya bicara malah ngajak keos.
"Yang namanya Adel mana?" tanya nya sambil membuka buku absen nya.
"Aye" sahut Adel.
"Kamu masuk ke kelas 10 kuliner 1 ya. Tuh barisan nya di pojok paling menyedihkan itu" jelas nya.
"Ardhya mana Ardhya?" tanya nya melihat ke sekitar.
"ini gue ini" kata Ardhya geram.
"ha mantep, ko bisa lah masuk tata boga. Ga masuk sekolah militer aja dek oala dek dek." gumam nya sedikit kuat.
"ih malah nyindir. Dimana kelas gue?" tanya Ardhya datar.
"disindir yang bagus malah marah. Noh 10 kuliner 3. Masok sana gih, barisan nya di tengah yang pengap itu" tunjuk Reece.
"Dan.. Siapa nama nya? Allysha ya? Kaya perna liat" huwaw akhirnya ia mengakui keberadaan gue.
"tetangga tercantiq lu keles"
"oh adek nya Kak Ashton ye? Sorry gue ga mudah inget muka orang." katanya dengan wajah remeh.
"anyink. Iye Yauda kelas gue dimana?"
"Di 10 kuliner 4. Ha disitu barisan nya, yang adem itu" jelas nya sambil menunjuk barisan kelas gue.
"oh gt yauda mksi y" akhirnya gue pun buru-buru ke barisan kelas gue.
Tydack lupa anak kelas 10 lain menertawakan gue dengan semangat. Sial bgt si punya tetangga kaya dia. Malah jadi senior gue lagi.
Si Aseton ko gabilang sih ada anak tetangga yang satu sekolah sama gue. Ih asw tuh orang ya gela. Ingin mengumpat secara damai jadinya.
.
.
.Yiyitiiyyu gajelas bgt sih tapi yauda gaiz dibawa santuy aja ekan. Oya jangan lupa DI VOMENT YA GAIZ!!!! Terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
KOKI [COMPLETE]
Teen Fictionini soal cita rasa. juga cinta dan rasa. . . . Percayalah ini judul gaakan nyambung sama ceritanya. 8 Juni 2020