Lo(w) Fat | Enambelas

460 57 6
                                    

Happy reading 📚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 📚

Don't be silent readers!

-----------------------------------------------------
Satu minggu sudah berjalan sangat cepat, Artea tidak akan mensia-siakan kesempatan dalam ajang lomba olahraga besar seperti ini. Setiap hari Artea memporsir dirinya agar memiliki daya tahan yang bagus. Mama juga selalu memberikan Artea asupan suplemen agar Artea tidak kelelahan. Papa yang masih tertahan di luar kota karena sebuah pekerjaan pun tak luput menyemangati Artea disela waktu istirahatnya, melalui panggilan video atau sekadar meninggalkan pesan suara dalam ruang chat Whatsapp. Bang Medi? Ya, selama kuliahnya sedang libur Bang Medi selalu menemani Artea berlatih-berlari mengelilingi lapangan GOR, turun naik tangga, atau work out lainnya.

Latihan bersama Bang Medi memang terkadang tidak berjalan dengan damai, selalu ada saja hal yang membuat Artea naik pitam. Tapi, Bang Medi cukup membantu Artea untuk menjadi lebih sangar pada tujuannya sehingga pada latihan berikutnya Artea terpilih menjadi pelari terakhir karena kecepatan larinya.

Hari itu Artea langsung naik ke punggung Bang Medi yang tengah mengotak-atik motor CBnya saking bahagianya mendapat kesempatan berharga itu. Artea masih ingat betul bagaimana ekspresi Bang Medi ketika tubuhnya justru terhuyung kedepan dan jatuh menindih motor CB yang berlumuran oli, sementara Artea hanya melongo tanpa dosa menatapnya sambil menahan tawa.

Sekarang Artea sedang melakukan pemanasan bersama timnya, semakin panas karena matanya menatap awas Arkan dan Salsa yang tengah melakukan pemanasan bersama di posisi start. Tera belum datang padahal sudah masuk waktu latihan yang ditentukan bersama.

Pak Herman tidak lagi memantau setiap kali mereka latihan hanya sesekali jika beliau tidak sibuk oleh kegiatan beliau, jadi kedekatan Salsa dan Arkan akan selalu mereka umbar seperti sekarang contohnya.

Tring!

Satu pesan masuk mengalihkan perhatian Artea, ia merogoh saku jaket, melihat nama kontak 'Si newbie gila' bertengger dalam bilah notifikasi bersama pesan singkat.

Si Newbie Gila : "Lo nggak takut mata lo bakal copot setelah ini?"

Artea mengernyit, lalu satu pesan kembali mengisi ruang chat.

Si Newbie Gila : "Arah jam duabelas. Tribun tepat lurus pintu masuk"

Artea menoleh ke arah tribun yang dimaksud Baga, dan benar saja cowok itu duduk disana, sendirian.

Me : "Lo ngapain di situ sih? Kalau lo mau cari perhatian gue, sori, perhatian gue udah buat Arkan"

Si Newbie Gila : "Cowok yang perhatiannya cuma sama cewek itu?"

Si Newbie Gila : "Lo nggak capek? Padahal dengan jelas dia ketawain lo satu minggu lalu"

Si Newbie Gila : "Nggak bisa juga buat lo sadar kalau perhatian lo itu sia-sia?"

LO(W) FAT {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang