Lo(w) Fat | Tigabelas

502 63 7
                                    

Happy Reading 📚Jangan lupa tinggalkan jejak :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading 📚
Jangan lupa tinggalkan jejak :)

Don't be silent riders, please!

Tolong beritahu antusias kalian dalam bentuk vote atau komen. Saya selalu kehilangan semangat untuk melanjutkan part saat seperti ini.

Bahkan jumlah jejaknya aja gak ada 30% nya dari jumlah pembaca :)

Aku sayang kalian ♥
----------------------------------------------

"Terima kasih untuk semua yang sudah ikut seleksi selama dua hari ini. Bapak harap kalian lebih semangat lagi untuk mewakili sekolah kita dalam lomba olahraga apapun, ya?!"

Semua siswa seleksi menjawab serempak imbauan Pak Herman. Seleksi lomba estafet itu akhirnya selesai juga, hari ini adalah penentuan siapa saja yang lolos menjadi kesatuan regu yang akan turun untuk mengikuti lomba estafet itu.

"Bapak akan bacakan empat orang dengan skor tertinggi selama dua hari berturut-turut yang nantinya akan menjadi satu tim untuk sekolah."

Artea menggigit bibir bawahnya mendengar ucapan Pak Herman, mengapa dia menjadi gugup seperti ini? Padahal saat seleksi ia biasa saja.

"Diurutan pertama ada-Artea dari kelas XI IPA 1!" seru Pak Herman.

Artea membeku ditempatnya. Baik, tolong katakan pada Artea bahwa pak Herman keliru membaca hasil skor itu!

Suara riuh tepuk tangan memenuhi gendang telinga Artea, gadis itu semakin membeku kala semua mata menatap kearahnya.

Sepertinya Pak Herman tidak salah sebut.

Pikiran Artea buyar suara berat dibelakangnya mengusik pendengaran Artea. "Selamat, ndut!"

Tanpa menoleh Artea tau siapa pemilik suara itu, dasar newbie gila!

Lihat, Baga bahkan bersikap biasa saja setelah melontar kata itu. Bertepuk tangan seperti yang lainnya tanpa menatap kearah Artea. Bahkan lelaki itu memundurkan langkahnya menjauh setelah mengatakan hal itu.

Pekikkan peluit Pak Herman menghentikan riuh tepukan itu. Kini semua mata fokus kembali mendengar nama selanjutnya yang akan disebut oleh Pak Herman.

"Posisi kedua diisi sama-Arkan Damara dari XI IPS 2!"

Artea dibuat terkesiap lagi mendengar nama itu. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa namanya akan bersisihan dengan Arkan. Ah, memang jodoh mungkin!

Asik pada khayalannya, Artea bahkan mengabaikan suara riuh tepukkan yang lebih ramai kala nama Arkan disebut. Lelaki itu meninju tangannya keudara dengan senyum lebar yang terpatri dibibirnya. Beberapa teman kelasannya terlihat mengguncang tubuhnya sambil memberi selamat-termasuk Salsa didalamnya.

Perempuan itu juga ikut tertawa lebar seraya memberi ucapan selamat kepada Arkan.

"Posisi ke-tiga dan ke-empat diisi oleh Tera dari XI IPA 1 dan Salsa dari XI IPS 2!"

LO(W) FAT {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang