Lo(w) Fat | Duapuluh Delapan

449 57 7
                                    

Holaaaa!! Ada yang rindu?
Maaf ya, sibuk sama dunia sendiri nih jadinya. Gak sempat mampir kesini, sekolah daring bikin gila soalnya🙄

Tugasnya kek sethan semua soalnya🙏
-------------------------------------------------

Salsa mengulum senyumnya ketika melihat kedatangan Baga, cowok itu menatapnya dengan sebal dan Salsa mengetahui hal tersebut. Baga bukanlah seorang cowok yang mudah luluh, terlebih Baga sudah jatuh lebih dulu kepada Artea. Tapi, bukan Salsa namanya jika ia mudah menyerah. Salsa harus mendapatkan apa yang ia inginkan, harus.

“Ngapain lo di depan rumah gue?” tanya Baga, dingin bercampur tidak suka akan kehadiran Salsa yang tiba-tiba sekaligus merusak pertemuan canggungnya dengan Artea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ngapain lo di depan rumah gue?” tanya Baga, dingin bercampur tidak suka akan kehadiran Salsa yang tiba-tiba sekaligus merusak pertemuan canggungnya dengan Artea.

“Lo nggak suruh gue untuk masuk?” balas Salsa, dengan wajah manis yang selalu gadis itu buat berlebihan. “Gue mau kenal orangtua lo, boleh 'kan?” tanyanya lagi.

“Nggak. Nggak akan pernah,” tukas Baga. “Dengar, ya, kesepakatan gue-lo,” Baga menunjuk Salsa dan dirinya bergantian, “hanya sebatas mengangkat popularitas lo di sekolah, cari sensasi layaknya artis. Dan lo, bertugas mendekatkan Arkan dan Artea. Jangan pernah bertindak lebih untuk bisa kenal—apalagi dekat dengan keluarga gue,” pungkas Baga, lalu meninggalkan Salsa di luar pagar sendirian.

Salsa mendecih memandang kepergian luar biasa seorang Rabaga, cowok itu bisa seenaknya mengusir Salsa begitu saja.

“Gue akan buat lo bertekuk lutut sama gue,  Ga. Lihat aja nanti,” kata Salsa ketika Baga sudah menghilang di balik pintu.

.

.

.

Artea kembali ke rumah dengan membawa sekantung camilan yang ia beli di Alfamart dekat taman komplek setelah menyadari bahwa hidupnya memang cukup mengenaskan jika direnungkan. Dimulai sejak ia menyukai Arkan, melakukan hal bodoh yang justru mempermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang. Kemudian, kenyataan bahwa Bang Medi bukan anak kandung Mama dan Papa melainkan diadopsi. Lalu, satu-satunya orang yang ingin ia jadikan sandaran dan tempat menemukan dirinya yang berharga juga meninggalkannya, Baga menjauhinya, karena perkataan pedas Artea tempo hari.

Saat kakinya menjejak area ruang keluarga, Mama, Papa dan Bang Medi terduduk di sofa, menatap cemas kepadanya. Mereka hanya saling tatap sebelum akhirnya Papa angkat bicara.

“Artea... Ayo, duduk disini, kita bicarakan apa yang ingin kamu ketahui,” ujar Papa setenang mungkin. Beliau masih berpakaian kantor lengkap, wajahnya tampak lelah sehabis pulang kerja.

Artea memandang Papa yang mengangguk meyakinkan, lalu Mama yang tampak masih cemas kemudian Bang Medi yang tersenyum kecil padanya, terlihat lega melihat Artea baik-baik saja. Tidak ada yang akan menjawab segala pertanyaan dalam kepala Artea jika ia hanya menyimpulkan secara pribadi, jadi lebih baik Artea mendengarkan penjelasan mereka—Mama dan Papa—tentang Bang Medi yang bukan anak kandung mereka dan mengapa Artea tidak pernah tahu akan hal penting itu.

LO(W) FAT {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang