Lo(w) Fat | Limabelas

475 61 2
                                    

Holaaaaaa!! Selamat malam, yeorobun ♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holaaaaaa!!
Selamat malam, yeorobun ♥

Update of the day kembali :)

Maaf sedikit terlambat, jarinya malas sekali bekerja sama. Abis penyemangatnya sedikit, hehe😂

Happy reading📚

Baca yang betul-betul-betul ya biar gak tersesat dipart ini ♥

DON'T BE SILENT READERS !
----------------------------------------------_--
Artea menyeka bulir keringatnya seraya mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah akibat cuaca terik yang membuat tubuh gemuknya semakin terasa panas.

Rok biru sebatas lutut yang ia pakai sudah miring tak beraturan. Terlihat dari bagaimana lipatan depannya yang sudah menyerong kesamping.

Hari ini mungkin adalah hari kesialan bagi Artea. Di bully habis-habisan oleh teman sekelasnya akibat terpeleset air bekas pel, berlarian mengejar angkutan umum lalu terdampar di taman ini untuk menunggu bang Medi yang tak kunjung datang untuk menjemputnya.

Lengkap sudah !

Artea menghentakkan kakinya kesal karena tidak ada satupun tanda bahwa abangnya itu akan datang. Ponsel lelaki itu juga mati saat Artea menghubunginya, tidak ada satupun panggilan Artea yang terjawab sejak tadi.

Kekesalan Artea bertambah dua kali lipat saat seorang penumpang mobil melempar sebuah botol dari jendela mobilnya, volume air yang masih tersisa setengah botol membuat air itu terciprat kemana-mana saat botol itu terpelanting kejalan.

Rasanya Artea ingin memaki penumpang itu sekarang juga jika saja ia tidak punya malu untuk berteriak sekencang-kencangnya untuk menghentikan mobil itu.

Bagaimana tidak, kini sepatu Artea basah karena ulah penumpang kurang ajar itu. Sial sekali, botol itu rupanya terlempar tidak jauh dari tempat Artea berdiri saat ini.

Gadis yang baru saja menduduki bangku kelas tujuh itu mengeram kesal, memaki bang Medi dalam hati atas apapun yang terjadi hari ini pada dirinya.

Jika saja, bang Medi tidak telat mengantarnya berangkat sekolah, ia tidak akan berlari dikoridor sekolah hingga terpeleset dan menjadi bahan bully-an teman-temannya seharian.

Jika saja, bang Medi tidak menyuruhnya menunggu di taman ini ia tidak akan berlari mengejar angkot hingga napasnya hampir melayang. Ah iya-sepatunya juga tidak akan basah seperti ini.

Bang Medi kurang ajar, sialan, keparat! Lihat saja nanti!

Kesal, Artea menendang botol itu sekuat tenaga lalu akhirnya menjerit frustasi karena sisa air dalam botol itu dengan tidak tau diri malah mengenai wajahnya.

Artea sangat geram kali ini, ia menginjak botol itu penuh dendam sampai tak ada rupa seraya memaki bang medi hingga suara tangisan anak kecil menghentikan kegiatannya.

LO(W) FAT {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang