Lo(w) Fat | Sembilan

595 66 1
                                    

Selamat hari sabtu ♥

Teruntuk kamu yang selalu insecure udahannya jangan lupa bersyucure..

Happy reading 📚
------_-----_-----_--------_---------_----------_-

Ada yang bilang, menyukai seseorang bisa memicu perubahan dalam diri kita untuk melakukan suatu hal menjadi lebih agresif bahkan melakukan hal yang kita tidak pernah lakukan sebelumnya hanya untuk sekedar mencari perhatian atau semacam—menonjolkan diri pada orang yang kita sukai.

Katanya, jika anak perempuan menyukai lawan jenisnya. Perubahan sikap dan perilakunya akan sangat kentara jelas jika si anak perempuan dihadapkan langsung dengan lawan jenis yang ia sukai.

Entah itu gugup, bersikap cuek, aneh, menggoda, atau mungkin agresif. Konon, sikap atau perilaku seperti itu bisa saja terjadi secara tidak sengaja akibat emosional yang terlalu membuncah dalam diri. Tapi tidak menutup kemungkinan jika itu terjadi akibat unsur kesengajaan agar si laki-laki melirik kearah orang itu.

Artea mematikan layar ponselnya setelah membaca postingan instagram dari akun tips remaja yang baru beberapa minggu ia ikuti. Tidak ada alasan jelas mengapa jari-jarinya bisa menekan kolom mengikuti hari itu. Artea hanya sedekar—entahlah dia sendiri tidak tau.

Siang ini guru bahasa Indonesianya memberi tugas untuk membuat laporan observasi diluar ruangan kelas. Tujuannya, agar para siswa bisa mengeksplor segala yang terjadi didalam lingkungan sekolah.

Hari ini Mera tidak masuk sekolah. Pagi tadi, gadis itu mengirim pesan singkat pada Artea bahwa dirinya sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran hari ini.

Bagi Artea, hari tanpa Mera sangat membosankan. Seperti ini contohnya, dari 35 orang teman sekelas Artea–hanya gadis itu yang duduk menyendiri tanpa ada teman bicara atau sekedar teman duduk.

Jangan tanyakan kemana teman kelasan Artea yang lainnya, orang-orang itu hanya sibuk dengan teman satu kubu-nya, bersenda gurau tanpa mau mengajak lainnya. Artea bukan tidak ingin bergabung, hanya saja—gadis itu hanya akan terlihat semakin menyedihkan jika ia bergabung bersama mereka.

Tidak diajak bicara, tidak dipedulikan, tidak juga dianggap ada. Gadis itu hanya akan menjadi pajangan disana.

Sungguh menyedihkan!

Artea mengalihkan pandangannya dikoridor kelas XI IPS 2, disana terlihat segerombol siswa baru saja memasuki lapangan untuk melakukan pelajaran olahraga–bersama Pak Herman.

Mood Artea meningkat seketika saat melihat sosok tingga tegap yang memakai bandana hitam dikepalanya. Lelaki itu terlihat sangat–tampan saat mendribel bola basket yang ia pegang. Oh! Jangan lupakan senyum manis yang tidak pernah hilang sejak tadi.

Artea merapihkan rambutnya tiba-tiba, entah untuk apa—tangannya yang melakukan hal konyol seperti itu. Tidak tanggung-tanggung, tangannya juga merapihkan pakaiannya, bergerak juga mengusap wajahnya agar tidak terlihat kusam dan —err, berkeringat.

Artea memasang wajah seceria mungkin, menghapus wajah galaknya, membuangnya entah kemana. Ia menatap kearah lelaki itu lagi, tapi yang dilihat kini membuat wajahnya kembali muram seketika.

Arkan. Lelaki itu sedang tertawa bahagia disana, bersama seorang perempuan cantik yang baru saja memberinya air mineral sekaligus mengelap keringat lelaki itu dengan penuh perhatian. Padahal, olahraga baru saja dimulai, tapi perempuan itu sudah mencari perhatian sedemikian rupa

Artea seperti dilempar jauh kedasar laut dalam, terlebih saat manik matanya melihat—penampilan serta paras wajah perempuan itu. Artea menghela napasnya, ia kalah telak!

LO(W) FAT {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang