CHAPT 20 || A Letter

1.7K 161 4
                                    

Chapter 20

-
-
-

Jangan lupa tinggalkan jejak 😊

Happy Reading 💜💜💜


***


Taehyung dan Hyorin berdiri tepat di tempat peristirahatan terakhir Irene. Hari kemarin adalah hari terakhir Irene saat ia menitipkan sebuah surat untuk Hyorin pada Taehyung. Irene menghembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa bulan terakhir berjuang melawan penyakitnya. Tepat pada malam dimana Taehyung dan Hyorin mendapat kabar bahagia mengenai kehamilan Hyorin.

Hyorin benar-benar tidak tahu jika ternyata salama ini Irene mengidap penyakit yang cukup berat. Setelah mendengar penjelasan panjang Taehyung, akhirnya Hyorin mengerti alasan mengapa Taehyung bisa terlambat menjemputnya kemarin. Jika saja Hyorin orang yang egois, mungkin ia tetap tidak akan menerima alasan Taehyung, karena mau bagaimana pun rasanya Irene bukanlah prioritas Taehyung. Yang menjadi istri Taehyung adalah dirinya bukan Irene.

Namun disisi lain, Hyorin juga paham jika suaminya adalah tipikal manusia yang memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi. Taehyung pasti tidak akan meninggalkan Irene begitu saja kemarin, terlebih sahabatnya sendiri yang meminta tolong untuk menjaga irene dan lagi dengan kondisi Irene dan penyakitnya. Taehyung pasti tidak akan bisa membiarkan Irene begitu saja.

Dan lagi jika saja Hyorin pun tau kondisi Irene, mungkin ia juga akan sedikit berbaik hati padanya.

"Apa Ahjussi sedih?" tanya Hyorin tiba-tiba membuka suara.

Taehyung pun melirik kearah Hyorin menatapnya.

"Iya, setidaknya dia temanku Rin," jawab Taehyung yang kembali menatap pusara makam Irene.

"Apa Ahjussi merasa kehilangan?" tanya Hyorin sekali lagi.

Taehyung kembali menatap Hyorin. Kali ini ia memutar tubuhnya menatap Hyorin lalu mengenggam erat bahu Hyorin.

"Aku memang bersedih atas kematiannya hanya sebagai temannya Rin. Akan sangat tidak wajar jika seorang teman bersorak bahagia saat temannya mati kan? Tapi disisi lain, aku tidak merasa kehilangan atas Irene. Aku telah merasakan kehilangan Irene sejak lama sebelum aku bertemu dengan mu. Berbeda lagi jika kau yang meninggalkanku, aku pasti akan sangat hancur saat ini," jelas Taehyung panjang lebar.

Hyorin paham maksud Taehyung. Iya pun tersenyum menatap Taehyung.

"Jadi Ahjussi berharap aku yang mati?" tanya Hyorin dengan sisa senyumnya.

"Yak! Bukan itu maksudku!" pekik Taehyung.

Hyorin kembali tersenyum melihat Taehyung lalu berhambur memeluk tubuh jangkung Taehyung.

"Arasseo, aku mengerti maksud Ahjussi. Aku hanya bercanda, tidak perlu berteriak di pemakaman seperti itu Ahjussi," ujar Hyorin mengeratkan pelukannya.

"Kau juga tidak boleh bercanda di tempat pemakaman," sergah Taehyung tak mau kalah.

Hyorin hanya kembali tersenyum dibalik pelukan Taehyung sebelum akhirnya Taehyung mengurai pelukan mereka.

"Aku lupa, ada yang harus kuberikan padamu," ujar Taehyung merogoh saku jasnya lalu mengeluarkan sepucuk surat yang masih terekat rapih.

"Apa itu Ahjussi?" tanya Hyorin bingung.

"Irene memberikan ini padaku kemarin. Dia ingin kau membacanya, Rin," jelas Taehyung sembari menyodorkan surat itu pada Hyorin.

Hyorin menerima surat Irene dari tangan Taehyung meski sedikit ragu. Ia membolak balik suratnya, masih tertutup rapat, rupanya Taehyung belum membacanya.

MY LOVELY KIM AHJUSSI || KTH  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang