2

582 52 9
                                    

Tiara mematut ponselnya dalam-dalam, memastikan kalau penglihatannya tidak bermasalah. Ia sedang mengecek notifikasi dari tagihan credit card nya. Tidak ada keterangan pengeluaran pembayaran dari klub yang ia datangi beberapa hari yang lalu. Seingatnya ia minum sangat banyak malam itu, 10 atau 12 gelas?. Bahkan ia mentraktir laki-laki asing yang berakhir diranjang bersamanya. Astaga ia kembali teringat dengan laki-laki tersebut. Tunggu, jangan bilang kalau tagihannya dibayar oleh laki-laki asing tersebut.

"Astaga Tir.. Heh, ada-ada aja sih. Udah lo ajak tidur, terus lo porotin lagi" gumam Tiara memukul kepalanya gemas.

Tiara adalah wanita mandiri, paling pantang baginya menghabiskan uang laki-laki karna ia sendiri memiliki penghasilan yang bisa dikatakan lebih dari cukup. Apalagi laki-laki ini tidak dikenalinya sama sekali, itu akan membuat citranya buruk dimata laki-laki tersebut.

Tiara pun memikirkan bagaimana caranya mengganti uang laki-laki tersebut, sedangkan dirinya sama sekali tidak mengenali sosok laki-laki tampan itu. Apa ia harus kembali mendatangi klub malam itu, agar bisa bertemu dengan laki-laki asing itu??? Ah, sepertinya itu ide yang cukup bagus. Ia harus mengganti uang laki-laki tersebut, agar dirinya merasa tidak punya hutang apapun pada laki-laki itu.

Tiara memantapkan hatinya untuk datang ke klub malam itu lagi "kamu perempuan berkelas Tir, perempuan berkelas ga bakalan menadahkan tangannya kepada laki-laki. Apalagi ini laki-laki asing. Big no! Mungkin aja tu cowo penghasilannya ga seberapa kan?? Tiba-tiba dia bayarin tagihan kamu" ujar Tiara berdialog dengan dirinya sendiri.

Tapi Tiara kembali kepikiran, laki-laki itu sepertinya bukan laki-laki biasa. Klub malam yang ia datangi malam itu, hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu.

Tiara menggeleng mengenyahkan pikirannya "mau dia laki-laki biasa apa bukan, yang penting kamu tetap harus ganti uangnya Tir" gumam Tiara.

-

Malamnya Tiara datang ke klub tersebut. Suasana klub agak lengang, mengingat ini hari senin.

Tiara memutar kepalanya kekanan dan kekiri, mencari laki-laki asing tersebut. Namun sayang, ia tidak melihat keberadaan laki-laki itu dimana pun.

"Biasa??" ujar Bram sang bartender.

Tiara sedikit terkejut "iya.." ujar Tiara kembali memutarkan kepalanya, ia berharap laki-laki itu datang malam ini. Agar ia bisa segera mengganti uang laki-laki tersebut.

Bram mengerutkan keningnya melihat tingkah aneh Tiara "kamu cari siapa sih?" ujar Bram yang kembali membuat Tiara terkejut.

"Bram! Ngagetin tau ga sih?" ujar Tiara sebal, sebal karna terkejut. Ia pun meraih gelas yang telah terisi minuman yang biasa ia pesan, dan menegaknya hingga tuntas.

Bram kembali mengerutkan keningnya.

"Bram, inget ga laki-laki yang aku traktir waktu itu?" tanya Tiara pelan.

Bram masih mengerutkan keningnya menatap heran kepada Tiara "siapa?? Yang mana" balas Bram bertanya beruntun.

Tiara berdecak sebal "itu loh, yang nolak minuman dari aku. Tapi mintanya malah orange jus" ujar Tiara berusaha membuat Bram mengingat sosok laki-laki yang ia maksud.

Bram pun menghela malas "Ga ada laki-laki yang kamu traktir Tiara, adanya laki-laki itu yang bayarin tagihan kamu" balas Bram.

Tiara tersenyum kikuk "maksud aku itu" ujar Tiara yang dibalas tatapan malas oleh Bram.

"Sehari, setelah malam itu dia datang. Nyariin kamu juga" ujar Bram

Bola mata Tiara membulat, ia yakin laki-laki itu mencarinya untuk meminta ganti uangnya yang telah ia pakai membayar semua tagihan Tiara.

Hold my handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang