24

616 60 23
                                    

Tiara merasakan keanehan saat ia buang air kecil, air seninya seolah tak berhenti mengalir bahkan Tiara tidak bisa menahannya. Jantungnya berdetak kencang memikirkan hal yang belum semestinya terjadi. Ia pun berjalan melilitkan handuk dipinggangnya, memakaikan pembalut pada celana dalamnya.

Tiara meraih ponselnya diatas nakas dan mendial nomor ponsel Saga.

"Hallo Sayang??" ujar Saha diujung sana.

"Ga.." ujar Tiara dengan nada cemasnya.

"Tiara kamu kenapa?" tanya Saga yang ikut cemas dengan nada bicara Tiara.

"Kayanya ketuban aku pecah deh. Tadi aku pipis, terus airnya ga berhenti. Aku sampe ga bisa nahan, aku juga ga tau sih itu air apaan sebenernya" balas Tiara.

Jantung Saga seketika berdetak kencang, namun cepat-cepat ia menghirup udara sedalam-dalamnya dan menghembuskannya perlahan. Ia tidak boleh panik "Tiara, jangan panik ya sayang. Aku bakal telpon Reza buat anterin kamu ke rumah sakit. Aku juga ambil penerbangan sore ini" ujar Saga menenangkan.

"Tapi aku belum rapi-rapiin barang kedalam tas" ujar Tiara terisak, moment seperti ini membuatnya sedikit perasa. Apalagi Saga tidak ada disampingnya.

"Nanti biar Reza yang bantuin yaa.." ujar Saga.

"Tapi aku malu, masa dia juga masukin segala macam pakaian aku kedalam tas. Reza juga mana bakalan ngerti Ga" ujar Tiara.

"Yaudah nanti Yunita yang bakalan bantuin kamu, dia udah pernah melahirkan pasti dia juga tau apa yang harus kamu butuhkan. Jangan nangis yaa sayang, aku telpon Reza dulu. Kamu ganti baju dengan baju yang nyaman ya, biar nanti pas Reza datang kamu tinggal jalan. Urusan keperluan nanti Yunita yang beresin" ujar Saga menenangkan.

"Yaudah, aku mau ganti baju dulu.." timpal Tiara.

"Iya, semangat sayang.. Aku juga langsung cari penerbangan sore ini" ujar Saga memutuskan sambungan.

Tiara langsung mengganti bajunya, dan mengangsur menyiapkan keperluannya untuk dirumah sakit.

Tidak berapa lama pintu apartementnya Tiara terbuka, ia yakin itu pasti Reza. Karna cuma Reza yang tau sandi pintu apartement Tiara. Dan benar saja Reza datang dengan seorang perempuan yang Tiara yakini adalah Yunita.

"Kak udah??" tanya Reza.

Tiara mengangguk.

"Yaudah kalian sana jalan, biar aku yang beresin keperluan kamu Tiara" ujar Yunita bersuara.

Reza menyikut lengan Yunita "dia lebih tua dari lo" bisik Reza yang masih bisa didengar oleh Tiara.

"Astaga, maaf kak.. Aku kira kak Tiara dibawah aku" ujar Yunita segan.

Tiara tersenyum manis "gapapa.. Maaf ya jadi ngerepotin kamu, tapi sebagian udah aku masukin kedalam tas. Semuanya ada dikamar itu ya Ta" ujar Tiara pada Yunita.

Yunita mengangguk "aku permisi ya kak, masuk kamarnya" ujar Yunita yang dibalas anggukan oleh Tiara.

"Ayo kak" ujar Reza.

Reza dan Tiara pun meninggalkan unit apartement Tiara menuju rumah sakit.

-

Tiara dan Reza pun tiba dirumah sakit tempat biasanya Tiara kontrol.

"Selamat sore, ada yang bisa dibantu?" ujar resepsionis rumah sakit.

"E.. Mba, kayanya aku mau lahiran deh. Ketuban aku udah pecah sepertinya. Tapi itu aku ragu air apa sebenarnya, karna ga berhenti dari tadi." ujar Tiara pelan pada resepsionis tersebut.

Hold my handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang