17

609 56 8
                                    

Saga bersemangat menjemput Tiara ke rukonya, bahkan ia telah bersiap-siap sejak pukul lima subuh tadi. Langkahnya pun semakin ringan saat berjalan memasuki toko bunga Tiara.

"Selamat pagi" sapa Saga saat memasuki toko bunga Tiara.

Tiara dan Riri yang sedang meminum teh serempak menoleh kearah Saga. Tiara melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 08.05 WIB. Bukankah Saga akan menjemputnya pukul setengah sembilan?.

"Kamu ga kecepetan jemput aku?" tanya Tiara.

Saga menarik kursi disebelah Tiara, dan mendudukan bokongnya dikursi tersebut "aku udah ga sabar" ujar Saga dengan cengiran lebarnya.

Tiara berdeham menghilangkan rasa canggungnya.

"Iya mbak, pergi sekarang juga gapapa biar ga antri lama" ujar Riri menimpali.

Tiara menghadiahi Riri dengan pelototan matanya, sedangkan Riri hanya membalas dengan cengiran tak berdosanya.

"Bener juga kata dia, biar kamu ga kelamaan nunggu" ujar Saga.

"Eh, btw kamu namanya siapa?" tanya Saga kepada Riri.

Riri tersenyum malu-malu kerah Saga seraya mengulurkan tangannya "aku Riri mas" ujar Riri.

Saga menerima uluran tangan Riri "Saga, daddy dari anak yang dikandung Tiara" ujar Saga mengenalkan dirinya.

Tiara terbelalak saat Saga menjelaskan tentang dirinya kepada Riri. Pasalnya ia belum menceritakan tentang Saga kepada Riri, Riri sampai mendesak-desaknya untuk bercerita semalam.

"Oohh--ooh.." balas Riri sedikit kaget, lalu ia langsung memasang senyum lebarnya "ahh, akhirnya aku ga penasaran lagi" sambung Riri.

Saga tersenyum tipis menimpali "makasi udah nemenin Tiara selama ini" ujar Saga.

Riri mengangguk mantap "aku yang makasi sama mbak Tiara, kalau ga ada dia aku pasti udah jadi gelandangan dijalan" balas Riri terkekeh.

Saga menoleh kearah Tiara, menatapnya kagum. Hal yang seperti ini yang membuat Saga semakin mencintai Tiara.

"Yaudah sana, kalian berangkat" ujar Riri.

"Aku ambil tas sama buku catatan medik dulu" ujar Tiara berdiri dari duduknya.

Riri menahan Tiara agar duduk kembali "biar aku aja, mbak tunggu disini" ujar Riri berlari kecil dan hilang dibalik pintu.

"Dia sayang banget sama kamu kayanya" ujar Saga menatap kearah pintu.

Tiara pun ikut menatap pintu pembatas tersebut "iyaa" balas Tiara.

-

"Kita jalan sedikit ke cafe aku ambil mobil gapapa?" tanya Saga setelah keluar dari toko bunga milik Tiara.

Tiara mengangguk "gapapa, aku juga harus banyak jalan kaki mulai sekarang" ujar Tiara.

Saga memberanikan dirinya berjalan menggandeng tangan Tiara, tangan kananya pun terangkat mengusap perut Tiara "kamu mau sarapan apa sayang" ujarnya yang sukses membuat Tiara membelalakan mata hingga tersedak.

"A--aku udah sarapan tadi" balas Tiara kikuk.

Saga mengangkat alisnya "hehehe aku lagi nanyain dia" ujar Saga menyengir.

Seketika Tiara berhenti, membuang wajahnya. Astaga betapa malunya dia, harusnya ia sadar pertanyaan itu bukan untuk dirinya.

Saga terkekeh pelan, menarik kembali tangan Tiara "aku juga nanyain kamu" ujar Saga dengan senyum lebarnya.

"Kita sarapan dulu di cafe aku yuk" ujar Saga melanjutkan langkahnya, tangannya pun ia kaitan dijemari lentik Tiara.

Tak lama, Saga dan Tiara tiba di cafe milik Saga. Suasana cafe masih sepi, hanya ada team dari cafe yang sedang membersihkan lantai, mengelap meja dan kaca lalu ada juga yang menyusun piring, gelas dan sendok.

Hold my handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang