3

537 53 7
                                    

Tiara merasa puas melihat pesta berjalan dengan lancar tanpa kendala dari segi mana pun. Tidak sia-sia tiga hari belakangan ini ia sibuk mengurus persiapan pesta ini.

Saat Tiara melirik ruangan yang telah dipenuhi undangan, matanya tidak sengaja melihat sosok tampan yang sedang menatapnya dalam dengan senyuman khasnya. Jangan lupakan lesung pipinya membuat senyum itu semakin menawan.

Detak jantung Tiara semakin menggila saat laki-laki itu berjalan kearahnya. Yang membuatnya mengupat, tiba-tiba saja kakinya terasa dipaku. Ia tidak bisa bergerak sedikit pun. Astaga, dari banyak tempat kenapa harus disini mereka bertemu.

"Hai.." sapa laki-laki tersebut, suara bariton khasnya membuat Tiara semakin gugup.

"Aku ga bakalan nyangka kita akan bertemu disini" sambung Saga.

Tiara melirik kekiri dan kekanan, memastikan tidak ada yang memperhatikannya. Setelah merasa aman, Tiara menarik Saga jauh dari kerumunan.

"Aku ga tau kenapa kamu bisa disini, kalau kamu mau nagih uang kamu yang kepake buat bayarin tagihan aku. Ini kartu nama aku, kamu bisa hubungi aku" ujar Tiara mengambil kartu namanya dari dalam dompet dan memberikannya kepada laki-laki didepannya ini.

Saga menerima kartu nama tersebut, sudut bibirnya tertarik menatap kartu nama tersebut.

"Oke, aku pergi dulu" ujar Tiara hendak berlalu, namun Saga menahan langkahnya.

"Bagaimana dengan makan malam?" tawar Saga dengan senyum sejuta pesona membuat Tiara kian gugup.

"Kamu ga perlu ganti uang aku, tapi cukup makan malam sama aku dan hutang kamu lunas" sambung Saga semakin mengeratkan genggamannya ditangan Tiara.

Tiara mengerutkan keningnya, namun karna tidak ingin berurusan panjang Tiara pun menerima ajakan Saga "oke, kamu bisa hubungi aku kapan pun" ujar Tiara melepaskan tangan Saga yang menggenggam tangannya dan berlalu dari hadapan Saga.

"Aya??" ujar kakek Sophian keheranan melihat gelagat Tiara yang terlihat gugup.

"Heh?? Iya kek??" ujar Tiara berusaha untuk menghilangkan kegugupannya. Ia takut kalau kakek Sophian melihatnya bersama laki-laki tadi.

"Kamu dari mana Ya??" tanya kakek  Sophian.

"Ehh?? Engga, Aya cuma lagi cek situasi aja" balas Tiara menyengir.

Kakek Sophian mengangguk mengerti, tangannya pun terayun menyuruh Tiara mendekat.

"Kakek.." ujar sebuah suara berat yang membuat langkah Tiara berhenti. Ia pun menoleh keasal suara, seketika bola matanya nyaris keluar melihat laki-laki tersebut sedang mengembangkan senyumnya yang membuat lesung pipitnya semakin dalam.

"Saga?? Kamu beneran datang.." ujar kakek Sophian. Tiara memutarkan kepalanya kearah kakek Sophian. Kakek Sophian mengenal laki-laki itu???

Laki-laki itu pun mendekat kearah kakek Sophian, bahkan ia melewati Tiara yang sedang mematung kebingungan. Tampak laki-laki itu memeluk kakek Sophian dengan sayang.

"Kakek senang kamu datang" ujar kakek Sophian saat Saga mengurai pelukan. Tampak sudut matanya mengeluarkan cairan bening, menandakan kalau ia sangat merindukan sosok tampan di depannya ini.

"Kamu sudah besar Ga" sambung kakek Sophian menepuk pipi Saga pelan. Matanya semakin berkaca-kaca menatap Saga.

"Aya, sini kakek kenalin" ujar kakek Sophian kembali menyuruh Tiara mendekat.

Tiara pun mendekat dan tersenyum kaku "kenalin Ya, ini Saga cucu kakek" ujar kakek Sophian bangga mengenalkan cucunya kepada Tiara.

Tiara mengangkat alisnya lalu tersenyum canggung dan mengulurkan tangannya "hallo, Tiara" ujar Tiara memperkenalkan dirinya, dan berusaha seramah mungkin.

Hold my handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang