34

1.4K 62 13
                                    

Enam tahun sudah umur pernikahan Saga dan Tiara, rumah tangga mereka selalu dihiasi limpahan kebahagiaan. Meski sesekali gelombang datang menerpa, namun Saga dan Tiara cukup kuat dan tangguh melewatinya.

Dirga, anak Saga dan Tiara pun tumbuh dengan penuh cinta dan kasih sayang dari orang tuanya. Sehingga ia menjadi anak yang santun, baik dan cerdas.

"mommy, what color should I give to the sea ?? light blue or dark blue?" ujar Dirga dengan aksen british nya.

Tiara tersadar dari lamunannya, tersenyum pada putranya yang memperlihatkan sebuah lukisan pemandangan laut. Tiara pun mendekat kearah sang putra, membelai sayang rambut sang putra "mungkin, untuk laut diujung sana kamu bisa kasih warna biru tua. Dan laut bagian sini warna biru muda" ujar Tiara menunjuk lukisan yang dibuat anaknya.

"Ok mom, thank you!" balas Dirga memilih crayon berwarna biru tua dan muda.

Tiara tersenyum tipis menatap sang putra yang sedang sibuk dengan lukisannya. Anaknya tumbuh dengan paras tampan yang menyerupai sang ayah, Saga. Tidak ada yang tidak mirip diantara mereka, dari paras, hobby, dan semuanya. Bakat melukis yang dimiliki Dirga juga diperoleh dari ayahnya Saga, hanya saja Saga lebih fokus medesign perhiasan, sedangkan anaknya lebih fokus pada lukisan canvas atau sekedar dikertas. Tiara benar-benar memiliki dua Saga dihidupnya. Tak heran mereka selalu merebutkan dirinya.

"Mom, do you love me?" ujar Dirga tanpa menoleh, fokusnya masih pada lukisannya.

"Sure.. Kenapa kamu nanya kaya gitu?'' tanya Tiara.

"just asking" jawab Dirga mengangkat bahunya.

Tiara menipiskan bibirnya mendengarkan jawaban sang anak, bahkan sampai sifat menyebalkan Saga pun menurun pada anaknya.

"no, your mother only loves me" ujar Saga yang tiba-tiba datang dari arah pintu. Ia pun berjalan, mendekat kearah anak dan istrinya lalu melayangkan sebuah ciuman dikening Tiara.

"no one loves your mother but me" ujar Saga kembali memanas-manasi sang anak.

"Dad!" ujar Dirga sebal.

Tiara memutar bola mata jengah, ia hampir bosan setiap hari menyaksikan perperangan antara anak dan suaminya memperebutkan dirinya.

-

Setelah makan malam, Tiara mencuci piring dan gelas kotor. Semenjak Dirga berumur empat tahun, Tiara menetapkan peraturan kalau asisten rumah tangganya hanya bekerja dari pukul delapan pagi sampai pukul lima. Lewat dari jam itu, Tiara melakukan pekerjaan rumah tangganya sendiri. Ia tidak ingin memberatkan pekerjaan asisten rumah tangganya.

Tiara tergelinjang saat sepasang tangan melingkari perutnya, bahkan gelas yang sedang ia sabuni terjatuh, beruntung gelas tersebut tidak pecah.

"Astaga Ga, kamu ngagetin aku tau" ujar Tiara kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Abis cuma disini aku bisa puas melukin kamu" ujar Saga menenggelamkan wajahnya diceruk leher Tiara.

Tiara hanya memutar bola matanya "ga usah lebay, emang kalau tidur kamu ga peluk aku" timpal Tiara.

Saga semakin memeluk erat Tiara "tapi kamu peluk Dirga dulu, ninggalin aku dikamar sendirian sampe ketiduran" ujar Saga dengan nada manjanya.

"Ya tapi kamu bangun-bangun kan pasti peluk aku" ujar Tiara.

"Iya, tapi aku sebelum tidur ga cium-cium kamu dulu. Kamu pasti balik dari kamar Dirga, pas aku udah tidur kaya sengaja gitu deh" ujar Saga dengan sedikit rengekannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold my handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang