9

592 49 3
                                    

Saga bersemangat mengendarai mobilnya. Tadi ia mendapatkan telpon dari Tiara, kalau Tiara membolehkannya untuk menemani Tiara kontrol kandungannya. Rasa tidak sabar pun menggerogoti hati Saga. Ia akan melihat perkembangan anaknya dirahim Tiara.

Saga pun tiba didepan gedung apartement Tiara. Tampak Tiara tengah menunggu dirinya.

Tiara langsung masuk kedalam mobil Saga saat mobil Saga berhenti didepannya. Seketika Tiara terpana melihat Saga tersenyum manis padanya. Kaus hitam polos membuat kulit putih Saga terlihat kontras, rambutnya yang masih setengah basah dibiarkannya sedikit acak-acak menambah kesan maskulin pada dirinya. Ia berpikir, apakah anaknya akan semempesona ayahnya nanti??

"Hei, kok bengong" sapa Saga.

Tiara terkesiap "ehh?? Engga" ujar Tiara memasang seatbelt nya. Bisa-bisanya ia terpesona, dan bodohnya bisa sampai ketahuan.

"Kita mau kontrol dimana?" tanya Saga saat memutar kemudi meninggalkan pelataran apartement Tiara.

"Aku, sebenernya ga tau sih mau kontrol kemana" jawab Tiara meringis.

Saga terkekeh "kita ke rumah sakit Asih aja ya, deket toko aku" tawar Saga.

Tiara pun mengangguk tanda setuju.

-

Tak lama mobil Saga berhenti diparkiran rumah sakit ibu dan anak yang berada didaerah panglima polim Jakarta selatan.

"Yuk" ujar Saga membukakan  pintu mobil untuk Tiara.

Tiara dan Saga jalan berdampingan memasuki rumah sakit.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu" sapa resepsionis rumah sakit dengan ramah.

"Saya mau kontrol kandungan mba" ujar Tiara merona.

"Baik, sudah punya buku catatan medik sebelumnya?" tanya sang resepsionis.

Tiara dan Saga saling tatap "belum mba" balas Saga.

Resepsionis itu pun mengangguk mengerti dan memberikan buku berwarna hitam dengan tulisan berwarna kuning emas "silahkan diisi dulu ya" ujar sang resepsionis seraya memberi nomor antrian kepada Tiara.

Tiara pun mengisi data-data yang harus diisinya, namun ia sedikit bingung saat ingin mengisi kolom nama suami.

"Tiara.. Udah?" tanya Saga yang melihat Tiara seperti sedang kebingungan.

Tiara menatap Saga ragu, membuat Saga mengerutkan keningnya.

"Aku isi ini apa yaa?" tanya Tiara.

Saga pun melihat kolom nama suami yang masih kosong, ia pun meraih buku tersebut dan mengambil pulpen  dari tangan Tiara lalu mengisi kolom nama yang masih kosong dengan nama lengkapnya.

Tiara membulatkan matanya saat nama lengkap Saga dibubuhkan dikolom yang masih kosong "kok nama kamu??" tanya Tiara polos.

"Terus nama siapa?? Memang aku kan daddynya?" tanya Saga balik.

"Yy--yaa memang kamu, tapi kamu bukan suami aku" balas Tiara.

"Ya, ga lama lagi aku bakal jadi suami kamu" ujar Saga berdiri menyerahkan buku tadi ke resepsionis.

Resepsionis menyuruh Saga dan Tiara menunggu didepa ruang praktek dokter kandungan. Sebelumnya Tiara diperiksa tensi, dan berat badannya.

Menunggu hampir satu jam Tiara sedikit bosan, diliriknya kiri dan kanannya ramai pasangan yang akan kontrol seperti dirinya. Namun bedanya semua pasangan disini saling bermesraan meski hanya mengusap perut pasangannya. Berbeda dengan dirinya, ia sendiri. Saga sedang menerima telpon sejak lima belas menit yang lalu, dan belum kembali.

Hold my handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang