10

595 58 3
                                    

Tiara masih memblokir nomor ponsel Saga. Sudah masuk hari ke 15, Saga menunggu Tiara membuka blokirnya. Ia pun juga penasaran tentang kutukan Tiara pada pernikahan yang ia dengar dari kakeknya beberapa hari yang lalu.

"Bang, ada yang nyariin" ujar Reza karyawan Saga.

Saga tersadar dari lamunannya "siapa?" tanya Saga.

Reza mengangkat bahunya, ia juga pertama kali melihat sosok cantik itu.

"Cewe, cantik" ujar Reza berlali dari hadapan Saga.

Saga mengerutkan keningnya. Cewe?? Cantik?? Siapa?? Rasanya ia tidak memiliki janji dengan langganan perempuannya. Tidak mau berpikir panjang, Saga keluar dari ruangannya menemui seseorang yang tengah menunggunya.

Seketika senyum Saga mereka melihat sosok cantik yang disebut Reza tadi padanya bahkan ia sedikit terkejut. Sosok yang ia rindukan, kini ada didepan matanya. Sosok cantik itu semakin terlihat menggemaskan dengan rambut yang sedikit dipotong. Pertanyaannya dari mana Tiara tau alamat tokonya??.

"Hei.." sapa Saga.

Tiara tersenyum kaku "aku tadi disuruh kakek mampir buat ngasih ini" ujar Tiara memberikan selembar kartu undangan.

Saga tersenyum sumbang, ternyata Tiara tau alamat tokonya dari kakek. Ia pun meraih kartu undangan tersebut "ini apa?" tanya Saga.

"Undangan makan malam" balas Tiara singkat.

Saga teringat dengan ucapan kakeknya beberapa hari yang lalu. Apakah Tiara benar-benar menyiapkan pertemuannya dengan gadis pilihan kakek?.

"Kalau begitu, aku permisi" pamit Tiara.

"Tunggu.." ujar Saga menahan langkah Tiara.

"Ayo makan siang bareng" tawar Saga.

Tampak Tiara menimang tawaran Saga, sebenarnya ia tidak ingin berlama-lam bertemu dengan Saga. Tapi ada sesuatu yang seolah menahannya.

"Aku kangen dia" sambung Saga tercicit melirik perut Tiara.

Tiara pun ikut melirik perutnya, ia rasa anaknya lah yang menahannya.

"Boleh.." jawab Tiara.

Senyum Saga pun merekah saat Tiara menerima ajakannya "aku ambil kunci mobil dulu" ujar Saga kembali masuk kedalam ruangannya.

Tanpa Saga dan Tiara sadari tiga orang karyawan Saga memperhatikan mereka. Baru kali ini atasan mereka mengajak makan siang seorang perempuan yang bukan dari kalangan langganannya.

-

Saga tak berhenti menatap Tiara yang sedang menyantap soto bogor ditempat langganannya. Bagaimana ia tak jatuh pada pesona Tiara, dalam keadaan seperti apapun Tiara selalu bersinar dan memukau. Sifatnya bak berlian, sangat mahal dan tak mudah didapatkan.

"Jangan liatin aku kaya gitu, ga sopan" ujar Tiara tanpa menoleh.

Saga terkekeh seraya menyeruput ice lemon tea nya "kamu kenapa bisa kurus begini sih?" tanya Saga. Sebelumnya Saga sudah sadar dipertemuannya dengan Tiara dikantor kakek beberapa hari yang lalu. Terlihat bobot badan Tiara berkurang, wajahnya pun terlihat lelah. Bahkan ia sedikit bingung, Tiara masih bisa memakai celana seperti yang dipakainya sekarang. Apa perutnya tidak sakit??.

"Dia ngerepotin kamu??" tanya Saga ulang.

Tiara menggeleng setelah menyeruput ice lemon tea nya "dia ga mau makan, setiap apapun yang aku makan, selalu dimuntahin lagi" balas Tiara.

Saga menatap Tiara iba, pasti itu sangat melelahkan bagi Tiara.

"Terus, kamu makan apa?" tanya Saga.

Hold my handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang