Yeri sesaat tertegun karena sama sekali tak mengira bahwa tempat ia makan kali ini adalah milik keluarga Xiaojun.
"Hai Yeri" ucap Winwin mengulurkan tangan.
"Oh hai kak" balas Yeri gugup membalas uluran tangan tersebut.
Winwin berbalik menatap sang adik dan tersenyum miring, "yakin cuma temen? Bukan pacar?".
"Apaan sih lo bang! Kan udah gue bilang kita temen sekelas" elak Xiaojun memukul lengan Winwin.
"Iya kak, aku murid pindahan dari Singapure makanya minta Xiaojun buat keliling daerah sini biar terbiasa" terang Yeri.
"Oh slow! Gue juga cuma bercanda, kalau gitu gue tinggal ya" pamit Winwin tertawa kecil.
Setelah kepergian Winwin, Xiaojun menemukan Yeri tengah menatapnya membuat cowok itu bingung.
"Lo gak kesambet kan Yer?"
"Ck, aku cuma nggak nyangka aja ternyata aku temenan sama anak konglomerat" gumam Yeri menatap Xiaojun kagum.
"Konglomerat dari Hongkong maksud lo? Gak usah lebay jadi orang" keluh Xiaojun, "lagi pula ini punya abang gue, bukan gue" lanjutnya menerangkan.
"Ya kan sama aja kamu dari keluarga kaya raya, setau aku tempat ini cuma cabang kan?" tanya Yeri.
Xiaojun menganggukkan kepala menyetujui, "hm, yang utama ada di Jalan Pahlawan".
"Nah bener ternyata, aku jadi merasa tersanjung nih punya temen tajir melintir kayak gini" ujar Yeri menyentuh dadanya, "anak sekolah ada yang tau tentang ini?" lanjutnya bertanya.
Xiaojun menggelengkan kepala seraya memainkan sedotan di minumannya, "gue gak mau punya temen yang mandang gue dari latar belakang gue ini, karena seperti yang udah gue bilang ini semua bukan punya gue" terangnya yang sukses membuat Yeri tertegun.
"Trus kenapa kamu nunjukin ini ke aku?"
"Karena gue rasa lo bukan seorang yang berteman karena latar belakang keluarga, itu yang gue rasa setelah beberapa minggu kenal lo"
Yeri tersenyum karena tersentuh dengan penjelasan dari teman sebangkunya itu.
Selesai makan, Xiaojun pun mengantar Yeri pulang.
"Makasih ya Xiao udah ajak jalan sama traktir makan" ucap Yeri tersenyum manis saat mengembalikan helm milik Xiaojun.
Xiaojun menatap Yeri dan rumah dibelakangnya bergantian sebelum mendengus pelan, "lo ngatain gue anak konglomerat sedangkan rumah lo aja udah sama kayak istana" ucapnya tersenyum miring.
Sesaat Yeri menatap bangunan rumahnya sebelum nyengir menatap Xiaojun, "sama seperti ucapan kamu tadi, ini bukan rumah aku tapi punya ayah aku" kilahnya tertawa pelan.
Xiaojun berdecak pelan sambil mengacak rambut Yeri, "gue pamit".
"Nggak mampir?"
"Gak deh, lain kali aja"
"Sekali lagi makasih ya"
Xiaojun menganggukkan kepala sebelum melajukan motornya meninggalkan rumah Yeri.
Baru saja berbalik Yeri mendengar suara klakson dan bisa ia lihat mobil sang abang baru saja tiba."Sama siapa dek?" tanya Taehyung menghampiri Yeri yang menunggunya didepan pintu dan merangkulnya memasuki rumah.
"Temen sekelas bang, tadi aku minta ajakin jalan" terang Yeri menunjukkan cengirannya.
"Yakin cuma temen? Trus bukannya kamu nggak biasa naik motor?" Taehyung memicingkan mata menatap sang adik penuh selidik.
"Aku nggak pa-pa kok sebenarnya naik motor, tapi tergantung siapa pengemudinya" Yeri meringis pada sang abang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring You Back -end-
Teen FictionKenapa? Bukankah kalian sendiri yang bilang padaku untuk menjauh. Aku hanya memenuhi permintaan kalian untuk menjauh dan tak saling kenalkan. -Yeri-