17. Terungkap

2K 233 26
                                    

Yeri tak mengira kebencian Eunbi padanya akan sebesar ini. Setelah kejadian kamar mandi lalu, tiap hari Yeri selalu menemukan lokernya penuh dengan sampah, ia juga pernah menerima kado berisi bangkai tikus. Tak hanya itu, saat ia olahraga ada yang sengaja menaruh paku di sepatunya membuat telapak kakinya terluka dan juga menggunting-gunting baju seragamnya.

Meski Yeri sangat yakin siapa pelakunya, tetapi Yeri selalu mengelak tidak tahu jika ada yang bertanya membuat teman-temannya sangat gemas. Bahkan Mingyu juga tak berhasil membujuk Yeri untuk mengatakan siapa pelakunya. Yeri hanya tak ingin membesar-besarkan masalah karena pada dasarnya Eunbi hanya salah paham.

Tetapi kesabaran Yeri juga ada batasnya, gadis itu langsung meledak marah saat Eunbi dengan sengaja membuat Saeron terluka.

Yeri tak melihat ada bola voli yang mengarah padanya dan Saeron yang melihat segera mendorong Yeri menjauh, namun bola tersebut justru mengenai wajah Saeron. Segera Yeri memastikan kondisi teman sekelasnya itu.

"Ups tangan gue licin" ujar Eunbi melipat kedua tangan didepan.

"Childish banget sih, nggak usah sok pakai alasan deh kak, udah jelas-jelas kakak sengaja nglempar tuh bola ke arah kita" sewot Yeri.

"Kok lo yang marah, dia yang kena bola aja cuma diem" balas Yein menunjuk Saeron yang menunduk menutup muka.

"Dia diam karena kesakitan, kalian punya otak bisa buat mikir nggak sih" cerca Yeri menatap Yein sengit.

Eunbi maju menahan Yein yang hendak menghampiri Yeri, "lo jaga omongan lo ya, ingat sama siapa lo bicara".

Yeri mendengus mendegarnya, "kenapa? Cuma karena kakak anak kepala sekolah trus aku harus takut? Kenapa nggak sekalian aja kakak panggil ayah kakak sekarang?" tantang gadis itu.

"Lo bakal nyesel sama omongan lo!" ancam Eunbi.

"Aku bakal lebih nyesel kalau aku cuma diam temen aku di lukai" balas Yeri segera menggenggam lengan Saeron dan mengajaknya ke ruang kesehatan.

"Kabur lo? Dasar pengecut" ucap Yein.

Yeri menghentikan langkahnya dan berbalik, "lebih pengecut mana sama kakak yang cuma bisa sembunyi di balik badan anak kepsek? Aku nggak kabur kak, tapi temen aku lebih penting dari pada buang waktu ladenin tingkah kekanakan kalian" sarkasnya kembali membawa Saeron ke ruang kesehatan.

"Lo yakin Bi nggak mau laporin tuh bocah ke papa lo?" tanya Yein memendam kesal.

"Tunggu aja" balas Eunbi menatap punggung Yeri penuh benci.

Sesampainya di ruang kesehatan Saeron segera di obati oleh mbak Jisoo.

"Ya ampun kok bisa kayak gini sih? Kasihan kan wajah cantiknya" keluh mbak Jisoo mengoleskan salep ke tulang pipi Saeron.

"Tapi masih tetep cantik kan mbak" balas Saeron disela meringis kesakitan.

"Masih bisa ae ya" keluh Yeri menopang dagu.

"Lain kali lebih hati-hati ya" pinya mbak Jisoo sebelum melangkah pergi kembali ke kursinya.

"Jadi, boleh gue tebak kalau pelaku teror lo selama ini pasti tuh nenek lampir kan?" tanya Saeron pelan menatap Yeri penasaran.

Menghela nafas pelan Yeri pun menganggukkan kepala, "dia kira aku suka sama kak Mingyu makanya dia jealous".

"Gila banget ya tuh cewek, emang dia siapa kak Mingyu? Walaupun lo bukan adik kak Mingyu, bukan bearti dia bisa seenaknya gitu kan" kesal Saeron menggelengkan kepala, "ini udah keterlaluan Yer! Yakin lo masih mau diam aja? Apalagi lihat tingkah kak Yein, diih bukan siapa-siapa tapi gayanya selangit" lanjut gadis itu misuh-misuh.

Bring You Back -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang