bag 7

5.1K 375 1
                                        

Pagi ini chakra , Rio dan nada pergi ke cafe bersama , awalnya chakra hanya berniat pergi bersama Rio saja , namun semua di rusak begitu nada datang dan merengek untuk ikut .

" Mau kemana sayang "

Chakra menatap sang bunda yg tengah membereskan meja makan.

" Mau kumpul Bun , ayah mana ?"

" Ah , ayah kamu pergi ke sana " ucap bunda sembari tersenyum manis .

Chakra menghela nafas nya " kenapa si ayah ke situ segala "

" Kan nanti kamu mau pindah ke situ juga chakra " ucap Diana .

Diana begitu menganggap chakra seperti putra nya sendiri , ia benar benar sedih saat melihat chakra yang menampakkan wajah kusut nya .

" Chakra , biarin mamah kamu nikah sayang , kamu harus ikhlas " ucap Diana sambil mengelus rambut sang putra .

" Bun , chakra ga mau mamah nikah lagi ! Kenapa dia ga fokus ngurus Caca aja si , knp harus pake nikah segala!! " ujar nya dengan nada tak suka .

" Chakra , itu ga adil , kamu hidup lengkap sama bunda , sama ayah juga , kamu ga mikirin gimana mamah kamu, gimana Caca  ? "

Chakra hanya terdiam , ia benar benar tak suka jika ibu kandung nya menikah lagi .

" Tapi chakra tetep ga setuju !"

Diana menghela nafas nya , kenapa chakra begitu egois , apa ia tak memikirkan apa ibu kandungnya kesepian , atau kembaran nya kekurangan kasih sayang .

" Chakra denger ! , kamu pikirkan Caca sekarang , dia adik kamu , kembaran kamu chakra ! , Kamu suka liat dia ga punya kasih sayang ayah ? Kamu mungkin udah bahagia karena punya bunda di sini , tapi apa Caca ngerasain rasanya punya keluarga lengkap ?" Sentak Diana

" Tapi Caca ga mikirin chakra juga ! "

" Knp kamu berfikir kaya gitu ?"

Chakra menghela nafas ny " Caca ga pernah nyari chakra , Caca ga pernah mencoba menghubungi chakra juga !"

Diana memijat pelipisnya , ia pening dengan jalan pikiran chakra yg sangat sempit dan egois .

" Apa kamu pernah mencoba nyari atau menghubungi Caca ?"

" Pernah , tapi akhirnya pasrah karena aku juga punya masa depan yg harus di susun " ucap chakra .

" Dasar egois , kamu pikir Caca ga sama seperti kamu , kamu pikir Caca ga punya masa depan , apa kamu ga pernah berfikir kalau Caca juga rindu kamu , coba kamu bayangkan gimana kalau dia lagi nangis sekarang "

Chakra terdiam membeku , otaknya seketika teringat pada Caca , ia teringat bagaimana kembaran nya menangis , bagaimana kembaran nya saat pertama kali jatuh dari sepeda , bagiamana kembarnya menggenggam tangan nya erat saat ketakutan .

" Bun , chakra egois " lirih nya dengan tatapan kosong .

Diana memeluk erat chakra yang masih terdiam dengan tatapan kosong seolah pikiran nya tengah berkelana .

" Bun chakra egois , kenapa chakra baru mikirin Caca sekarang , Bun chakra bukan Abang yang baik Bun , Caca , Caca baik baik aja kan , di-dia "

Air mata chakra jatuh sempurna dari pelupuk matanya , selama ini ia hanya berfikir bahwa Caca pasti baik baik saja , ia pasti sedang bahagia karena di asuh oleh ibu kandung nya , selama ini chakra hanya iri karna berfikir Caca yg mendapat kasih sayang lebih .

" Udah ga papa , nanti pas kamu pindah ke sana , kamu cari caca , kamu lihat keadaan nya " ucap Diana .

Chakra hanya diam , otak nya benar benar hanya mereka ulang setiap kebersamaan nya dgn Caca .

PERGI | New Story  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang