bag 20

6K 406 9
                                        

¶¥ " sebelum baca jangan lupa vote and komen nyaaa " ¥¶

****************
" Kalau Lo berfikir ini bukan waktu nya Lo bahagia , trus kapan ? , Lo ga akan dapet waktu nya kalau Lo belum mulai "

***********


etelah sibuk berdebat dengan Alex , Caca akhirnya pasrah dan mau di bawa ke rumah Alex , Alex tentu senang bukan main , ia langsung melajukan mobil nya hingga terparkir selamat di garasi rumah nya .

" Yuk masuk " ucap Alex sambil mengulurkan tangannya.

Caca menatap tangan Alex , lalu tersenyum dan menerima uluran tangan nya .

" HELAWWWW BUNDA KUUUUU!" teriak Alex

Caca melongo tak percaya , apa ini Alex ? Alex yang paham ekspresi Caca hanya menyengir enteng seolah tak berdosa .

" Iyaaaaaa , kamu ini teriak teriak Mulu ! Siapa yang ngajarin ! Ini rumah Alex !" Omel bian .

Bian menatap Caca , lalu Tersenyum manis dan ramah " oalahhhh ada Caca , yuk masuk masuk , bunda ada masak banyak lohh" ucap bian sambil menarik Caca masuk.

" Eh iya Bun , makasih " ucap Caca

" Giliran sama bunda aja manis " bisik Alex

Caca menoleh lalu melotot marah " iya klo anak nya mah nyebelin " ucap nya lalu pergi ke arah bian .

Alex mendengus " mentang mentang sama camer "

Alex tadi nya berniat mengajak Caca untuk menghabiskan waktu sambil menonton film , tapi Caca malah sibuk mengobrol bersama bian , sedangkan Alex hanya menjadi pajangan di antara mereka berdua.

" Caaaa ke balkon yuk " ajak Alex .

" Ih kamu itu apa sih ! Kan Bunda lagi ceritaaa!" Ucap bian

Caca terkekeh kecil " yaudah bunda maaf ya , kasian Alex nya , mau ngomongin tugas soal nya , takut keburu malem juga nanti "

Bian mengangguk " yaudah deh ,bunda bikinin minum ya sayang "

Alex mengangguk , lalu secepat kilat membawa Caca ke balkon , sinar senja membuat hawa menjadi dingin dan santai.

Caca tersenyum melihat langit jingga yang memanjakan mata nya , sedangkan Alex tersenyum melihat senyum Caca.

" Kenapa ? "

" Huh ? "

" Kenapa senyum senyum " tanya Alex

" Enggak suka aja " ucap Caca , ia menutup mata nya , lalu menghirup udara sedalam dalam nya .

" Kalo lagi stress gue selalu ke sini , ntah buat nenangin pikiran atau nyari inspirasi " ucap Alex .

" Hmm , di sini emang enak " ucap Caca

Alex menatap Caca , lalu pandangan nya beralih melihat pergelangan tangan Caca yang memar , dahi nya mengernyit ia yakin itu luka baru .

" Ca , Lo ga papa ?" Tanya Alex dengan nada khawatir nya .

" Hah ? Kenapa ? Gue ga papa kok " ucap Caca bingung.

Alex menarik tangan kiri Caca, Caca meringis kecil , Caca mendongak melihat Alex yang ekspresi nya begitu khawatir .

" I-ini luka jatuh dari tang- "

" Kalo Lo jatoh dari tangga , tangan Lo udah patah ca " ucap Alex .

Caca menunduk kecil " kalo Lo ga percaya ya ga papa "

Alex menghela nafas pelan , ia bukan nya tak tau kalau Caca mendapatkan bullying di sekolah , tapi ia hanya tak mau membahas nya karna takut Caca tak nyaman .

" Kenapa Lo ga ngelawan ?"

Caca menggeleng " gue ga perlu ngelawan , karna itu yang mereka mau "

" Yang mereka mau itu Lo diem dan terus nerima tanpa perlawanan ca !!" Ucap Alex geram .

" Alex , gue gak bisa " lirih Caca .

Alex memegang pundak Caca , lalu menatap nya dengan lekat .

" Lo berhak bahagia ca ! Ini hidup Lo , kalau Lo berfikir mungkin bukan sekarang waktunya Lo bahagia , terus kapan ? , Lo ga akan dapet waktu nya kalau Lo belum mulai " ucap Alex

Caca hanya terdiam , ia menatap mata Alex yang seakan memberinya dukungan penuh untuk bangkit , Caca mengangguk , lalu Alex tersenyum antusias dan refleks memeluk nya .

Caca awal nya terkejut , tapi kemudian ia tersenyum , lalu membalas pelukan hangat Alex , entah kapan terakhir kali ia mendapat pelukan hangat seperti ini .

Hari Minggu berlalu dengan sangat singkat , kini Caca harus pergi ke sekolah dengan sangat berat hati , ia masuk ke dalam kelas yang langsung di sambut dengan tatapan tak suka dari semua penghuni kelas , namun itu tak akan menjadi alasan Caca untuk kembali .

Shella yang tadi nya sedang duduk santai di kursi nya , langsung berdiri dan berjalan ke arah meja Caca seperti biasa nya.

" Masuk juga Lo ? "  ucap Shella

Caca hanya diam , tak membalas mereka , dan tak membalas tatapan mereka juga .

" Lo mulai ngelunjak ya semenjak di tolongin !" Bentak Shella .

Caca tersenyum " gak , gue cuma ga mau debat sama manusia rendahan kaya Lo !"

Shella melotot marah , ia bersiap menampar Caca , tapi dengan sigap Caca menahan nya , lalu tersenyum dan berbisik pada Shella .

" Kalau emang gue simpenan om om, trus Lo apa ? Pelacur ? Pembunuh ? Atau PHO ?"

Shella membeku , Caca hanya menjauh lalu pergi meninggalkan Shella , Caca merasa sudah cukup untuk mengalah , sudah cukup untuk diam , karna kebahagiaan hidup nya adalah hak nya , ia tak memiliki kewajiban untuk membahagiakan orang lain.

Di balik jendela kelas , Dila melihat mereka berdua , lalu terdiam cemas , entah kenapa ia gugup , dan takut akan sesuatu .

Dila melihat Caca yang berjalan ke arah nya , lalu mencoba bersikap senormal mungkin, dan tersenyum pada nya .

" Senyum Lo palsu Dil , gue jijik " ucap Caca dengan wajah datar nya .

" Ca lo kenapa ?" Ucap Dila .

Caca mendekat " lo ga berfikir gue bakal diem aja kan ?"

Dila mematung , lalu menatap Caca dengan serius, raut wajah nya jelas seperti orang yang sedang khawatir .

" Lo gak akan ngasih tau kan ca ?" Ucap Dila sambil menahan tangan Caca dan mencengkeram nya dengan kuat .

" Kenapa ? Lo mau bikin gue lumpuh  juga ?" Balas Caca

Dila tercengang , seketika potongan Potongan masalalu suram nya kembali ke dalam ingatan nya , ia terduduk jatuh , dan tak terasa air mata nya sudah jauh begitu saja .

" Lo gak pantes di maafin Dil , semua orang harus tau kejadian waktu itu " bisik Caca lalu pergi meninggalkan Dila .







Maaf banget lama upload nya , karna sibuk belajar dan lain lain .

Mohon bersabar 🙈ಥ‿ಥ

And doain author lulus

PERGI | New Story  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang