Part 18

7.9K 322 0
                                    

Semenjak kejadian di halte bus tersebut. Mila dan toya pun semakin dekat. Toya membantu tugas skripsi mila setiap harinya.

Mila merasa bersyukur bisa dekat dan kenal dengan toya. Yaa walaupun awalnya menurut mila, toya itu nakal, bandel, namun ia tahu sekarang sebenarnya toya baik.

"Toya......" Panggil mila saat toya sibuk membaca buku kuliah mila.

"Hmmm..." Saut toya sambil tetap fokus pada buku.

"Saat aku lulus kuliah, kalau aku balik ke indonesia, bagaimana?" Ucap mila pelan.

Konsentrasi toya buyar dan menatap mila.

"Apa? Kenapa begitu?" Ucap toya.

"Yaaa mamaku ingin aku kembali ke indonesia." Balas mila.

"Yasudah kalau memang begitu. Tapi kau harus sering balik kesini." Ucap toya.

"Cape tau, kamu pikir, deket apa indonesia dengan jepang?" Balas mila.

"Kalau gitu......" Ucap toya dengan wajah smirk-nya.

Toya mendekatkan wajahya ke wajah mila.

"Jangan macam macam!" Ucap mila sambil menutup mulutnya seakan tahu apa yang akan toya lakukan.

"Apa sih? Ada coklat di ujung bibirmu. Hahahaha." Ucap toya sambil kembali ke posisinya.

"Sialan kau, toya!"

                       ~~~~~~~~

Hari hari sebelum tugas skripsi mila membuat mila semakin cemas. Ia takut tidak dapat menuntaskanya. Tahu sendiri kan bedanya universitas jepang dengan indonesia?

                        ~~~~~~~

Hendrik melangkahkan kakinya sambil menarik kopernya dan berjalan menuju keluar bandara.

Ya, dia sudah sampai di bandara di jepang.

Kau pikir aku hanya mendapat informasi tentang mila dari kau saja,ma? Heh, ucap hendrik dalam hati.

Dengan sabar, hendrik menunggu kendaraan umum yang lewat untuk membawanya ke hotel yang sudah dibooking seminggu lalu.

Aku akan menemukanmu, mila. Pasti. Ucap hendrik bersemangat.

Siang menjelang sore. Akibat stress belajar dan toya sudah pulang, Mila memutuskan untuk berjalan jalan sejenak melepas penat. Ya belajar selama berhari hari membuat kepalanya menjadi penat.

Mila pun teringat pada toya. Ia tidak bisa mengungkiri bahwa ia tidak mencintainya. Namun, mila harus menghilangkan perasaanya tersebut. Ia tidak bisa meninggalkan orang yang ia cintai. Mila harus melupakanya. Namun, bagaimana caranya bila ia harus menemukan toya setiap hari?

Tiba tiba mila mendengar ada orang yang meneriaki namanya. Siapa? Mana mungkin toya?

Mila pun menoleh dan mencari arah dimana suara itu berasal.

"Mila......" Ucap lelaki itu.

Deg. Seketika jantung mila berhenti. Ia ingat siapa lelaki ini. Ia ingat apa yang dilakukan lelaki ini kepadanya.

"Hen.... Hendrik....?" Ucap mila terbata.

Kenapa dia bisa datang kesini?

"Ah!! Kau ingat namaku! Ya, aku hendrik! Apa kau punya waktu luang?" Ucap hendrik.

"Ya... Aku punya. Kenapa memangnya?" Balas mila.

"Bisa kita bicara sebentar? Di kafe di dekat sini saja." Ucap hendrik.

                         ~~~~~~~~

Tika berjalan di sepanjang lorong supermarket untuk membeli kebutuhan sehari harinya.

Sebentar lagi mila akan pulang. Ia harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Dan juga menghidangkan masakan yang lezat tentunya.

"Tante tika!" Ucap seorang gadia berumur sekitar 20an dan berjalan menghampiri tika.

"Gita? Yaampun apa kabar kamu?" Ucap tika sambil menyalami dan mencium pipinya.

"Baik kok tante. Tante sendiri?" Ucap gita.

"Baik kok git. Kamu kuliah dimana sekarang? Ambil apa?"

Yap. Gita gunawan. Teman dekat mila. Sudah sejak sd mereka berteman. Namum karena mila yang harus kuliah di jepang, membuat pertemanan mereka sedikit merenggang.

"Aku di UMN tan, ambil DKV nih heheheh." Ucap gita.

"Wahh makin pinter dong nge- design bajunya...." Ucap tika.

"Ah tante bisa aja deh.... Eh ngomong ngomong kemarin ada cowo yang nanyain ke aku dimana mila, tan....." Ucap gita.

"Siapa tuh , git?" Ucap tika penasaran.

Jangan jangan......

"Emm... Aku lupa, tan. Tapi dia kayak penasaran mila dimana. Awalnya aku mau hubungi tante atau mila. Cuman dia kayak suruh aku untuk rahasiain." Ucap gita.

"Namanya hendrik?" Balas tika.

"Ah.. Iya tan!! Hendrik!"

"Oh.... Yauda deh makasih ya infonya git..." Ucap tika lemas.

"Sama sama tan...." Balas gita.

Gawat. Pasti hendrik menyusul mila ke Jepang. Aku harus bertindak.

                         ~~~~~~~

My handsome teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang