Part 13

8.5K 383 0
                                        

Cheese cake yang sedari tadi diatas meja tidak disentuh olehnya. Kenapa anak ini lama sekali? apa dia sengaja? aku menunggunya. Apa dia tidak tahu? ucap sakura dalam hati sambil mendesah.

To : hendrik

Dimana kamu? lama sekali. setengah jam aku disini.

                                                from : sakura

Sms itu terkirim 10 menit setelah akhirnya orang yang ditunggunya datang juga.

"Dari mana saja kamu?" ucap sakura sambil menatap hendrik lekat lekat.

"Macet"

"Baiklah. Terserah kamu mau bilang apa. Aku hanya ingin bicara penting padamu."

"Bagaimana kamu bisa kenal anak muridku? kenapa kamu tidak mau menceritakanya kepadaku"

"Dia adalah masa laluku.Kamu tidak perlu tahu masa laluku."

"Aku harus tau penyebabnya. Mamanya memintaku untuk kembali menikah denganmu"

"Hah? apa?"

                        ~~~~~~~

"Temani aku melihat lihat toko alat musik"

"Untuk apa?"

"Membeli gitar. aku ingin membelinya"

"Tapi badanmu masi panas" ucap mila.

"Aku hanya ingin melihat sebentar" balas toya sambil menarik tangan mila.

Toyapun semakin tidak mengerti. Perasaan apa yang sedang menghantui dan merasuki hatinya. Ia semakin terpuruk oleh perasaanya sendiri. Ia bingung. Kenapa harus mila yang menemaniku setiap hari? kenapa harus dia yang merawatku tadi disaat aku sakit? kenapa harus dia yang selalu ada dihari hariku setiap hari? kenapa harus dia yang kupeluk? kenapa harus dia yang kubantu menyelesaikan kuliah disini? kenapa harus dia yang masuk kehidupanku?

"Hei! ini bagus! warnanya juga keren!" ucap mila sambil menunjuk salah satu gitar acoustic yang bewarna tosca

"Aku sedang mencari gitar listrik bukan acoustic" balas toya.

Tiba tiba kepala toya mulai pusing dan matanya buram penglihatan. Seakan dunia berputar dapat dirasakan oleh manusia.

"Toya kamu tak apa?" ucap mila.

Toya dapat mendengar suara itu sekilas.

"Toya toya!!! ayo kita pulang!!!" ucap mila sambil menggandeng toya.

                           ~~~~~~~

"Sudah ku bilang jangan keliaran! ngeyel sekali sih kamu ini!" ucap mila sambil mengompres kembali kening toya.

"Aku tak apa...."

"Tak apa bagaimana, ini masi dibilang tak apa? pinter banget kamu"

Mila kembali sibuk mengompres kening toya. Toya memperhatikan wajah mila. Wajah kecemasan. Apa iya wanita ini sebegitunya mengkhawatirkanku? Ia begitu sibuk mencelupkan kain kedalam air es dan mengompreskanya kembali dikeningku. Toya pun menyentuh pipi halus mila. Memang halus.

"Ke...kk...kenapa?" ucap mila grogi.

"Hanya menyentuh. Tidak boleh? kau menyentuh bulu mataku tanpa seijinku juga kan" balas toya

"Bbaiklah.... Badanmu sudah turun panasnya. Aku ke dapur dulu membuatkamu...."

"Jangan pergi" ucap toya sambil menarik tangan mila yang akan berdiri.

"Apa?"

"Jangan pergi" ucap toya sambil tersenyum.

Perlahan toya bangkit dari tempat tidurnya dan mendekati wajahnya ke wajah mila. Lalu dengan pelan dan lembut toya mulai mencium mila. Hangat dan lembut. Toya meraih kepala mila untuk semakin mendekat. Mila pun tidak bereaksi sama sekali. Toya mulai merasakan sesuatu. Ia mulai merasakan perasaan yang membingungkanya itu mulai melebar dan membesar merasuki hatinya. Mulai bertahan dan bersarang di hatinya. Ia mencintai Mila.

"Tt....oya......" ucap mila.

"Apa? apakah ini ciuman pertamamu? apa aku telah mencurinya?" ucap toya sambil tersenyum.

"Ya..... kkamuu..... jahat......" ucap mila dengan muka merah menempel diwajahnya.

"Maafkan aku. Tapi kamu suka kan bahwa aku yang merebutnya?"

"Tidak!!!! kamu tidak lihat muka marahku padamu??"

"Masa? gak kelihatan tuh"

"Toyaaa!!!!"  ucap mila sambil mulai memukul dada toya.

"Awww awww!! saaakit argh...." ucap toya.

"Eh maaf. Kamu tak apa? maaf aku gak sengaja.." ucap mila sambil melihat dada toya yang tadi dipukulnya. Tidak keras. Tapi kok sakit ya?

"Ahhhh kau mengkhwatirkanku" ucap toya tersenyum jahil.

"Tidakkk!!! ah aku dikerjai terus. sudahlah" ucap mila sambil mulai berdiri dan beranjak berdiri.

Toya kembali menarik lengan mila dan segera menariknya kedalam pelukanya. Memeluk mila dengan erat.

"Sudah kubilang jangan pergi kan" ucap toya sambil mempererat pelukanya.

"Toya......" Mila membalas memeluknya.

                          ~~~~~~~~





My handsome teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang