"Kim!"
Kedua Kimmy terkepal begitu keras. Wajahnya menjadi begitu dingin. Gadis itu berhenti, tapi enggan berbalik.
Lovely muncul dengan raut bersalah dihadapan Kimmy. "Kim..."
"Langsung intinya aja, apa mau lo? Jauhin Leon? Udah gue lakuin!"
Kimmy menatap tajam Lovely sebelum gadis itu melangkah. "Gue cuma mau...minta maaf sama..."
Belum selesai ucapan Lovely, Kimmy memilih melengos dan masuk ke dalam kelas. Entahlah, jika melihat wajah Lovely kejadian kemarin seolah berputar di kepala Kimmy.
Kimmy berusaha bersikap biasa, karena ia tahu, beberapa temannya akan memberi sorot ingin tahu dan khawatir terhadapnya. Jujur, Kimmy sudah tak ingin peduli.
Berjalan ke arah bangkunya, Kimmy meletakkan tasnya dan menelungkupkan kepalanya diatas meja. Venus yang menyaksikan bagaimana wajah Kimmy yang dingin menghela napas. Tangannya mengusap lembut kepala Kimmy. "Lo bisa cerita ke gue kok, Kim. Jangan kayak gini," kata Venus pelan.
Kimmy menggelengkan kepala. Ia tak mau berbicara atau mengatakan apapun, sekalipun itu pada Venus sendiri.
Venus memilih mengalah kali ini. Ia menepuk pelan pundak Kimmy sebelum sibuk dengan catatan miliknya.
Diam-diam Kimmy ingin menangis. Ia tahu, teman sekelasnya bukan tipikal yang senang bergosip, apalagi berbicara buruk. Mereka sudah seperti keluarga. Tapi Kimmy tidak menyangka saja jika Lovely akan bersikap diluar kendali. Lalu tadi , gadis itu berdiri dihadapannya, mengangsurkan permohonan maaf.
Maaf katanya? Satu kata itu belum cukup ampuh mengembalikan keceriaan Kimmy. Kimmy masih sakit hati.
*****
Marko meringis pelan kala ia melihat Leon sudah memberi tatapan penuh peringatan kepada Awan. Awan sendiri nampak takut membalas tatapan Leon. Marko berdecak. Ia bangkit dan duduk disebelah Langit. "Tuh dua teman lo kenapa begitu banget, dah? Gue ikutan pusing tau nggak liatnya."
Langit menghembuskan napas pelan. "Leon cuma mau Awan minta maaf ke Kimmy. Soal pembahasan di grup kelas semalam, Leon ikut merasa bersalah."
Marko terdiam, sedangkan Langit mengedarkan pandangan, dan pandangan pemuda itu terhenti tepat pada Bintang, yang kini memberi tatapan bertanya padanya, tapi Langit hanya membalas dengan mengendikkan bahu.
Awan nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung harus bagaimana untuk minta maaf pada Kimmy. Tapi tatapan Leon yang begitu mematikan membuat Awan jadi mati kutu. Ia perlahan mendekati Kimmy yang duduk di bangkunya. Pemuda tinggi itu berdehem pelan, agar Kimmy menyadari kehadirannya.
"Kimmy...," panggil Awan pelan. Berulang kali pemuda jangkung itu menelan ludah.
Tak ada respon berarti dari Kimmy. Tapi Awan tidak sadar, Kimmy sudah menggeram kesal, rasanya ingin menghilang saja.
Awan menoleh pada Leon, dan Leon tetap meminta agar Awan meminta maaf pada Kimmy. Venus yang berada disebelah Kimmy tidak bisa berbuat banyak. Ia sendiri bingung mau melakukan apa. Jadinya gadis itu hanya diam, sesekali membujuk Kimmy agar gadis itu mau berbicara pada Awan.
Kimmy sudah mulai jengah. Dengan sedikit malas gadis itu mulai mengangkat kepala. Pandangannya mengarah pada Awan yang sudah memasang raut tak enak hati.
"Soal ucapan gue di grup semalam, gue beneran minta maaf. Gue nggak ada maksud kok, gue cuma bercanda," kata Awan dengan wajah memelas. Jika Kimmy tak memaafkannya, ia pasti sudah akan dibuat bonyok oleh Leon sepulang sekolah nanti. Amarah Leon itu menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biology vs Diary
Teen FictionIni tentang Marko Nervada Sigit, yang bingung akan pilihannya sendiri. Marko siswa jebolan olimpiade biologi yang kadang punya otak 'fiktor', alias fikiran kotor yang tidak pernah sadar tentang rasa yang ia alami sendiri. Tak hanya Marko, Kimmy Waf...