Hari begitu cepat berlalu.
Kimmy mulai merasakan tegang. Ibu Rima akan mengumumkan nama-nama siswa yang masuk peringkat lima besar, yang akan dibimbing langsung agar bisa ikut olimpiade.
"Semuanya sudah hadir?", tanya Ibu Rima mengedarkan pandangannya ke seisi kelas.
"Iya, Bu. Semuanya sudah hadir," jawab Leon dengan nada yakin.
Ibu Rima mengangguk mendengar ucapan Leon. "Baik, ini saatnya ibu akan mengumumkan lima nama yang akan mengikuti bimbingan olimpiade biologi. Ibu mulai dari peringkat lima dulu."
Kimmy jadi panas dingin di tempatnya. Astaga, semoga namanya masuk dari deretan lima nama itu, tak apa sementara ia menduduki peringkat lima, asal dia masih bisa berjuang.
"Peringkat lima, Maharani Ulfa Drinabila!"
Seisi kelas menatap Ulfa yang nampak melongo mendengar namanya diumumkan. Suara tepuk tangan terdengar.
"Gue nggak nyangka cenayang Resident pinter juga," puji Awan dengan tawa pelannya. Sementara Ulfa bahkan tak menyangka namanya akan masuk.
"Peringkat empat, Rosia Salsa Urfia!"
Rosia, gadis itu langsung berdiri dan melakukan selebrasi dengan melepas dasi dan memutar-mutarnya di atas kepala. Ibu Rima yang menyaksikan sudah maklum.
"Hito, gue udah cocok kan jadi calon mertua nyokap-bokap lo? Gue udah nunjukkin gue ini pinter," celetuk Rosia kembali mengerlingkan mata ke arah Hito, yang dibalas pemuda itu dengan wajah datar.
Ibu Rima mati-matian menahan senyumnya. Kelakuan anak kelas Resident memang ada saja yang membuatnya merasa tergelitik.
Kembali berdehem, Ibu Rima siap mengumumkan tiga nama siswa yang berhasil menempati peringkat tiga besar. "Baik, sekarang ibu umumkan peringkat ketiga, dia adalah Lovely Angela!"Tepuk tangan kembali terdengar, Lovely nampak sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Kimmy tersenyum senang sekaligus bangga mendengar tiga orang temannya akan ikut bimbingan untuk ajang olimpiade biologi . Kimmy sekarang masih merapal doa dalam hati, berharap salah satu tempat itu masih tersedia untuknya. Tangan Kimmy langsung terasa dingin. Menghembuskan napas panjang, Kimmy menatap serius ke arah Ibu Rima yang siap mengumumkan dua nama lagi. Kimmy pastikan, peringkat pertama akan diisi oleh Marko.
"Baik, peringkat berikutnya.Peringkat kedua, Kimmy Wafiza!"
Mulut Kimmy sedikit menganga kala Ibu Rima menyebutkan namanya. Antara percaya dan tidak percaya. Tubuh gadis itu menegak sempurna. Menatap sekelilingnya bingung. Ingin tertawa dan berteriak girang, tapi takutnya sekarang ia malah berhalusinasi.
Venus yang gemas dengan keterdiaman Kimmy menepuk-nepuk lengan Kimmy. "Kimmmm! Lo ikut bimbingan!"
Kesadaran Kimmy kembali dengan segera. Senyum gadis itu terbentuk. Karena kebahagiaan yang meletup-letup, Kimmy berteriak kegirangan yang membuat sekelas jadi tersenyum geli padanya.
Kimmy tersenyum kikuk, dan kini tersenyum diam meredakan rasa senang dalam dirinya.
"Baik, peringkat pertama, Marko Nervada Sigit!"
Tepuk tangan lagi-lagi terdengar. Walau sebenarnya, seisi kelas sudah bisa menebak, jika Marko akan ada di deretan nama yang akan ikut bimbingan.
"Untuk yang namanya sudah ibu sebutkan, mulai lusa kita akan bimbingan setiap pulang sekolah, yah. Terima kasih untuk waktunya."
Ibu Rima mengambil beberapa lembar kertas, dan berjalan keluar laboratorium.
Selepas keluarnya ibu Rima, ucapan selamat tertuju kepada lima orang yang berhasil masuk tahap bimbingan. Kimmy salah satu yang mendapat ucapan selamat. Senyum gadis itu tak henti terbentuk sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biology vs Diary
Teen FictionIni tentang Marko Nervada Sigit, yang bingung akan pilihannya sendiri. Marko siswa jebolan olimpiade biologi yang kadang punya otak 'fiktor', alias fikiran kotor yang tidak pernah sadar tentang rasa yang ia alami sendiri. Tak hanya Marko, Kimmy Waf...