Biologi vs Diary | 11

22 5 0
                                    

Dengan gerakan cepat Kimmy segera membayar belanjaan es krimnya. "Ini, Bu! Ambil saja kembaliannya," ucap Kimmy lalu melesat pergi dari hadapan ibu kantin.

Ibu kantin melengos. "Ambil kembalian bagaimana? Uangnya pas begini," katanya sambil berdecak. "Anak muda jaman sekarang ada aja tingkahnya."

Kimmy berlari, hendak mendekat ke arah Marko yang masih sibuk melindungi siswi, yang Kimmy tidak tahu siapa. Hanya bagian belakang siswi itu yang ia lihat.

Langkah Kimmy perlahan mendekat, sedikit terkejut kala Clara, siswi yang dibentak oleh senior kelas XII.

"Kak Clara, sini!", panggil Kimmy, membuat Clara yang semula berada di belakang Marko berlari mendekat kepada Kimmy.

Marko menatap tajam senior dihadapannya, Debby. "Nggak usah bentak-bentak orang, bisa?", kata Marko dengan penekanan tiap kata yang ia lontarkan.

Debby mendengus.  "Kok lo belain dia, sih?"

Marko diam. Andai saja seniornya itu bukan seorang perempuan, sudah pasti Marko dengan senang menaboknya.

Kimmy menggigit bibir. "Marko, udah!", cicit Kimmy pelan.

Menghembuskan napas kasar, Marko mendekati Clara dan Kimmy yang tak jauh darinya. Setelahnya, ia menuntun kedua gadis itu mengikutinya. Kimmy sempat menoleh dan meminta maaf pada Debby. Ia tak mau Debby memperpanjang masalah ini dan mengusik Clara setelah kejadian hari ini.

Marko duduk bersama Clara, sedangkan Kimmy duduk dihadapan mereka. "Eh, Marko! Lain kali lo nggak usah ngedebat si kak Debby, deh. Salah-salah dua nanti malah gangguin lo atau kak Clara."

Marko baru menyadari sesuatu. "Kalian berdua udah saling kenal?", tanya Marko menatap Clara dan Kimmy secara bergantian.

Kompak, kedua gadis itu mengangguk bersamaan.

"Kebetulan kami ini tetanggaan," jelas Clara.

"Gue bahkan nggak nyangka kak Clara bisa satu sekolah sama kita." Kimmy berkata dengan senyum cerahnya. "Kalian kenal sejak kapan? Kayaknya akrab banget, nih," kata Kimmy dengan senyum menggoda, sebab wajah Marko sudah bersemu merah sekarang.

"Kebetulan gue ketemu Marko setahun yang lalu, pas ajang olimpiade biologi," balas Clara.

Mata Kimmy mengerjap. "Whoah, keren banget, deh! Kalau kalian pacaran, beuh, pasti bakalan seru!"

Uhuk, Uhuk

Marko terbatuk pelan, Clara dengan sigap mengambilkan air, dan membantu Marko meminumnya.

"Tuh, serasi banget kalian!", celetuk Kimmy lagi, membuat mata Marko melotot.

"Emangnya, kami cocok kalau pacaran?", tanya Clara, yang menimbulkan keterkejutan di benak Marko saat itu juga.

"Cocok-cocok aja sih, tapi yah waktu yang bakal tentuin. Mungkin diluar sana ada yang suka Kak Clara, dan suka sama Marko juga." Kimmy jadi ingat perkataan Ester, jika gadis itu menyukai Marko. Tapi, Marko sendiri yang tahu siapa gadis yang dia sukai.

Sedari tadi sibuk dengan pemikiran panjangnya, Kimmy beralih menepuk pelan keningnya. "Astaga, ini es krim lo, Ko! Udah mulai cair, nih!" Kimmy mengangsurkan es krim yang ia beli dihadapan Marko.

Senyum Marko terbit. Ia melirik Clara. "Mau, kak?"

"Boleh."

Kimmy nampak bahagia melihat Marko dan Clara sudah makan es krim dengan riang.

Perkataan ayah mengiang-ngiang di kepala Kimmy. Soal membahagiakan orang, efeknya juga akan berdampak pada diri sendiri. Kimmy bahagia, walau saat ini ayah tak berdiri disebelahnya, setidaknya petuah ayah akan selalu Kimmy ingat.

Biology vs DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang