Wajah Kimmy berubah cemas. Pikirannya melayang pada sosok Clara. Insiden yang terjadi pada Clara kemarin itu, membuat Kimmy menjadi takut. Mengingat bagaimana perlakuan mama Clara, kasar dan juga temperamental.
Tiba-tiba saat itu Kimmy mendapat semacam ilham, kala ia melihat senyum Marko di depannya. "Kak Clara pasti bakalan baik-baik aja." Kimmy menggulum senyum. "Kebetulan banget dong ternyata, kan gue sama kak Clara dekat rumah, sama Lovely juga. Kak Clara kan jebolan anak olimpiade biologi, kenapa kita nggak minta tolong sama kak Clara buat ajarin kita, kalau ada waktu kosong? Kan lumayan. Iya, nggak?" Dalam hati Kimmy berharap Marko mau mengikuti sarannya.
Marko nampak berbinar. "Lo bener, yah. Kan gue bisa dekat dan tau banyak hal soal kak Clara."
Kini Kimmy sudah menjentikkan jari dengan sangat girang. "Nah, dapat ilmu, dapat dekat sama kak Clara. Bonus."
"Oke, gue mau. Ajak Lovely, Ulfa, sama Rosia."
"Siap!"
*****
Kimmy langsung menghampiri Lovely yang kini sedang bermain di bagian belakang kelas bersama Agnes dan teman yang lain. Ada Ulfa juga disana. Jadi Kimmy tak akan repot jika keduanya ada selama posisi berdekatan begitu.
"Lovely!", panggil Kimmy lalu duduk diantara Lovely dan Keke. Keke yang tengah sibuk berlomba main piano tiles bersama Agnes jadi merengut kesal. "Hadeuh, ini anak masuk malah main duduk ditengah aja! Gue cukur juga tuh poni lo!"
Reflek Kimmy langsung memegangi poninya. Mendelik pada Keke yang menatapnya sengit.
"Apa?", tanya Lovely tak mengalihkan pandangannya dari arah ponselnya. Ia begitu fokus bermain.
"Lo mau ikut gue ke rumah kak Clara buat belajar biologi kalau ada waktu kosong?"
Tangan Lovely men- pause game yang ia mainkan. Menatap Kimmy dengan sorot bertanya. "Seriusan kita mau belajar bareng kak Clara?"
Kimmy mengangguk antusias. "Iya, bareng Marko, Rosia, sama Ulfa juga kalau bisa."
Lovely nampak menimbang-nimbang, hingga pada akhirnya gadis itu setuju dengan ajakan Kimmy.
"Ulfa, lo ikut, 'kan?", tanya Lovely pada gadis berkacamata itu.
"Gue ikut kalian aja," jawab Ulfa.
Senyum Kimmy makin mengembang. Ini berarti usaha yang akan ia lakukan bisa berjalan lancar.
*****
Sesuai ucapan Ibu Rima, tepat di hari pengumuman lima nama yang akan ikut bimbingan olimpiade biologi, sepulang sekolah ini, Kimmy bersama keempat teman sekelasnya yang lain akan langsung ikut bimbingan bersama ibu Rima di laboratorium.
"Gimana, mereka setuju sama ajakan lo?", tanya Marko yang kini berjalan berdampingan dengan Kimmy menuju ke laboratorium.
"Iya, dong!", jawab Kimmy bangga.
"Makasih, yah," kata Marko.
Kimmy mengerjapkan mata pelan. "Lo berterima kasih buat apa, Ko?"
"Terima kasih, karena lo mau bantuin gue dekat sama kak Clara."
"Santai kali, Ko. Gue seneng kok bantu-bantu kalian. Jangan sampai kisah cinta masa SMA lo kayak gue, ngenes."
Marko memberanikan diri melirik Kimmy yang tertawa begitu lepas disebelahnya. Diam-diam tersenyum kecil. Gadis berponi itu bisa nampak begitu manis.
Segera Marko menggeleng pelan. Ia merutuki ucapannya pada Kimmy.
Keduanya berjalan perlahan menuju laboratorium.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biology vs Diary
Teen FictionIni tentang Marko Nervada Sigit, yang bingung akan pilihannya sendiri. Marko siswa jebolan olimpiade biologi yang kadang punya otak 'fiktor', alias fikiran kotor yang tidak pernah sadar tentang rasa yang ia alami sendiri. Tak hanya Marko, Kimmy Waf...