Delapan belas

3.8K 439 55
                                    

"Jun, kenapa?" tanya April yang dari tadi ngelihat ekspresi Renjun sejak pulang dari kantor hingga sekarang gak berubah-ubah.

"Gak ada"

April mendengus "Ngomong dong, jangan diem aja"

"Gak ada, bukan urusan mu" ucap Renjun dengan muka 24/7 yang ia selalu pasang sebelum mereka nikah.

April menahan tangan Renjun "Renjun..."

Renjun menghembuskan nafas lelahnya "Aku capek, pengen ku injak muka orangtua tadi"

"Heh??"

"Serius, ngeselin tu orang. Udah tua, sombong, angkuh , akhlakless , hidup lagi"

"Tuhkan, tadi bilangnya gak ada. Sekarang menghujat"

"Mau dengerin apa gak?!" sini Renjun

"Iya woiii aku dengerin nih, sini-sini deg baring di paha aku" April menepuk paha kiri nya dan mengusap rambut halus Renjun

Renjun mengambil tangan April yang satunya, lalu mencium nya "Terusin ngusapnya, sampe aku tidur"

"Manja banget baby moomin ini"

"Sekali-kali aku yang di manjaain, jangan Ara terus. Aku cemburu"

"Sama anak sendiri cemburu? Anak perempuan lagi"

Renjun menampikkan mukanya, dan mengulang perkataan April " Anak perempuan lagi, anak perempuan lagi, anak perempuan lagi"

April iseng menarik sehelai rambut Renjun . Lalu yang ditarik rambutnya mengaduh kesakitan

"Sakit tau ah!"

"Gini doang sakit?" April menariknya lagi

"Tau ah. Aku mau cerita pokoknya"

Renjun memulai sesi dongengnya dengan permasalahan yang terjadi di kantor tadi, dari ia yang menyiapkan bahan presentasi, lalu rapat dan adanya adegan yang di buat oleh bapak tua

"Kurang ajar gak tuh?"

"Heum, menurutku sama-sama kurang ajar. Tapi, gakpapa sih. Kamu ngelakuin hal yang bagus"

"Iyakan?! Kalau perlu tadi sekalian aja kulempar laptop ku, tapi sayangnya baru aja dibeli" Renjun mengepal tangannya dan bertindak seakan meninju lalu melayangkannya ke langit-langit kamar

April menangkap kepalan tangan Renjun "Jangan gini, mending gunai mulut kamu yang pedas itu"

"Iya juga, daripada aku ngehujat orang terus"

"Nah mantep" ucap April lalu mengangkat kepala Renjun dari pahanya. Pegel cuy

"Kok kepala ku diangkat sih?!"

April berdecak "Aku mau minum vitamin dulu, gak boleh apa?!"

"Ya jangan marah. Jangan lama-lama, nanti badanku rindu"

"Badannya atau orangnya" ejek April

"Dua-duanya. Buruan deh minum! Tinggal telan aja kek!" dumel Renjun dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan.












April berbaring di samping Renjun "Dah , dah balik aku kan"

"Hem, peluk" Renjun mendekatkan tubuhnya kearah April

"Anak bayi ah. Besok balik lagi mode gorilla nya"

"Kurang ajar. Kiss nih"

"Sini kalau berani" ledek April dan memajukan bibir nya layaknya mengejek anak bayi

Baru aja Renjun ingin bertindak ——



"Ma,Pa.. Ara au idur disini"

><><><><><><><><><><><><><

ini anak satu, buang ke laut aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini anak satu, buang ke laut aja

Mas Suami | Renjun 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang