Limapuluhtiga

2.7K 332 65
                                    

Keparat! Sialan! Semuanya kacau. Kalian tau semuanya kacau!

Belum, masih limapuluh persen yang kacau

Sial! Mulutmu pandai sekali berbicara. Gue gak tau apa yang terjadi kedepannya, dan dia—

Kenapa dengan dia?

Aku takut dia meninggal

Meninggal? Tinggal dikubur

Wanita macam apa kau ini.















Kun, Ten dan beberapa anggota polisi lainnya tengah berada di depan markas yang diketahui milik Jackson. Mengintai dari kejauhan, sirine dan lampu mobil tidak dihidupkan sama sekali. Bertindak bagaikan serigala yang memangsa di malam hari

"Gimana?" tanya Kun lewat bahasa isyarat

Ten mengangguk "Aman" lalu mengacungkan jempolnya kepada semua anggota tim

Kun dan lainnya langsung mendobrak pintu markas. Mengangkat senjata masing-masing lalu mengarahkannya ke arah tiap manusia yang berada di markas tersebut

"Sudah kuduga. Otak kepolisian memang diciptakan untuk menguntit orang" Jackson menyeringai kecil

Disambut pula dengan gadis yang disebelahnya "Betul, sangat malas aku berhubungan dengan kepolisian pembawa sial"

"Tutup mulut sampah kalian" ujar Kun mengintimidasi

Jacskon tertawa mengejek "Wah lihat, berani sekali"

Kun memberi syarat lewat ekor mata pada anak buahnya

Dor

Jacskon meringis, memegang bahu nya. "sial"

Anak buah Jackson yang sudah disiapkan di balik-balik ruangan tersembunyi yang ada di markas itu bermunculan dengan jumlah yang banyak.

"Bagus" gumam wanita tadi, lalu mencolek dagu Jaemin

"Bagaimana? Mau menyerah disini atau melihat manusia disini saling beradu darah?"

Jaemin yang masih setengah sadar hanya bisa mengangguk sambil bergumam "Wanita jalang"

"Berdoa dulu sebelum nyawa mu aku jemput" bisik wanita itu di telinga kiri Jaemin

Jaemin diam, kepalanya sudah mengeluarkan banyak darah, kedua tangan yang terikat, dan pipi bekas goresan silet.

"Sial, dengar gak?!" teriaknya

Wanita itu tertawa dan membuka maskernya "Sekarang sudah kenal siapa?"

Jaemin terdiam, ia sama sekali tidak mengetahui wajah wanita sial ini.

Wanita itu menjambak rambut Jaemin "Makanya lain kali mulut itu dijaga! Lo tau kan akibatnya apa hah?!"

Jaemin meringis kesakitan. Ia ingin sekali menendang kelamin wanita ini, namun kakinya ikut terikat juga

"Tapi gue puas dengan apa yang udah gue lakuin. Tuh si April ketakutan rumahnya gue pecahin, Renjun gue culik dan gue jadiin dia bahan pemotretan ranjang bareng gue dan lo jadi adegan darah disini. Lengkap kan?"

Jaemin geram, matanya menyalang merah

"Ah gue lupa, anaknya belum gue kasih pelajaran"

Sebuah pistol tepat berada di belakang kepala wanita itu . "Lo aja yang gue bunuh gimana?"

Wanita itu terdiam, kaki nya membeku seketika. "Silahkan, tapi lo yang gue bunuh disini" lalu ia membalikkan badannya dan menancapkan pisau di leher Ten

Ten menyeringai "Bodoh. Kamu kira kami sebodoh kamu?"

Lalu Ten menancapkan satu obat bius yang ia siapkan di leher wanita ini . "Big thanks anjing percobaan"







Jaemin langsung dilarikan kerumah sakit dimana Renjun juga dirawat. Kun telah mengabari Johnny bahwa pelakunya sudah ditangkap dan bisa langsung bertemu di kantor kepolisian

"Gimana kun? Semuanya aman?" tanya Johnny sesampainya di kantor kepolisian

Kun mengangguk "Aman, tapi cewek nya gak bangun-bangun. Gue bingung"

Ten tertawa terbahak-bahak "Gue jadiin anjing percobaan bang"

"Hah?"

"Lo taukan cairan yang udah gue siapin dari lama dengan teman gue itu?"

Kun mengangguk "Zat cair yang lo kasih nama zat anjing itu?"

"Iya, dan itu gue test ke cewek tadi. Eh ampuh rupanya. Paling bentar lagi bangun"

Kun menggelengkan kepalanya " Akal bulus lo gue acungkan jempol"

"Hubungin gue kalau bahan yang lo ciptain itu berhasil. Nanti gue modalin, dan gue bantu sebarin"

Ten mengangguk semangat "Siap laksanakan bos!"





Jaemin langsung di operasi hari itu juga. Ia mengalami cedera di tengkorak bagian belakang dan mendapatkan sepuluh jahitan di perutnya

Operasi memakan waktu sekitar sembilan hingga sepuluh jam. Doyoung yang menemani Jaemin merasa cemas

"Gimana dok?" tanya Doyoung saat dokter baru saja keluar dari ruangan operasi

"Semuanya aman. Namun keadaannya belum stabil, jadi kami tempatkan ia di ICU"

Doyoung mengangguk "Kondisinya hampir sama dengan Renjun?"

"Tidak, kemungkinan Jaemin masih dapat mengingat dan cepat sadar tetapi tidak dengan Renjun"







Johnny menggebrak meja saat wanita itu mulai sadar "Gimana woi? Udah puas tidurnya? Mau tidur selamanya?"

Wanita itu tersenyum menyeringai "Gimana Renjun dan Jaemin,? Sudah di kuburkan?"

"Sial. Lo siapa hah?!"

"Kenalin nama gue—"

Johnny menggebrak mejanya lagi, hingga membuat wanita itu terkejut "Gak usah sok perkenalan. Lo siapa gue tanya?!"

"Gue saudara Cecil, sepupu Jackson. Udah puas?!"

Johnny menggertakan giginya "Cecil perempuan sialan yang udah diusir ke negera entah berntah itu?!"

"Sialan cowok brengsek. Kalian semua yang sialan, gue disini membalaskan dendam dari adik gue"

"Oh pantes, gak bisa ngajarin adik nya dengan benar rupanya modelan kakaknya model perempuan malam"

Wanita itu mulai tersulut emosinya "Cecil meninggal, depresi terlalu mencintai Renjun"

"Lalu gue peduli hah?!"

Wanita itu mulai tersedu pelan "Gue tau kalian semua gak peduli. Tapi lo pada gak punya otak!"

Johnny menghentakkan meja dengan kedua tangannya "Lo dan Jackson yang gak ada otak!. Terlalu menggunakan perasaan daripada logika"

"Gue senang Renjun dan Jaemin menderita. Apalagi istrinya. Lo menikmati nya bukan?"

"Keparat!" Johnny mengeluarkan handphonenya dari saku jasnya

"Habiskan wanita jalang ini dan sepupunya sampai tak tersisa sedikit pun abunya"

><><><><><><><><><><><><

Hah, how you like that?

Jangan lupa vote and comment. Simple kok sis. Nembus 100vote, update manti malem lagi wkwk

Mas Suami | Renjun 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang