Tigapuluhdelapan

3K 369 44
                                    

"Kenapa dek? Kok lesu gitu kamunya?" Winwin yang sedang mengkoreksi daftar pasien siapa saja yang akan diperiksa lagi, menegur April saat melihat adik tingkatnya lesu

"Aku gakpapa bang, cuman perasaan ku gak enak aja dari kemarin"

"Ada apa? Masalah apa?"

"Enggaktau sih bang, gak enak aja gitu perasaan ku"

Winwin mengambil satu bungkus lolipop di saku kemeja nya, lalu memberinya pada April "Nih dimakan, bisa naikin mood loh. Apalagi hari ini, hari yang sibuk kan"

"Huhuhu, makasih bang... aku kerja dulu yaa"

"Sip-sip.. gak usah terlalu dipikirin dek, semangat!"

April mengangguk lalu melambaikan tanganya pada Winwin






"Dok, hari ini pasiennya udah gak ada lagi. Jadi, dokter boleh pulang, nanti kalau ada apa-apa saya akan langsung telfon dokter"

April mengangguk lalu membereskan alat-alat kedokterannya dan bergegaa menjemput Ara dari penitipan.

Sembari ia berjalan menuju parkiran, April me-ngechat Renjun , apakah ia jadi menemui seseorang yang ditelfon kemarin.




Huang Renjun

Kak Renjun
gimana? aku perlu susulin?
p

g usah
aku bisa sendiri
kamu dirumah aja sama Ara

tapi....

dengerin aku? 
bisa?

o—oke
hati-hati and i love you

❤️
read.



Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi Renjun sama sekali tidak menunjukkan kehadirannya, April menunggu Renjun di kamarnya sembari memantau Ara yang sedang bermain dengan bonekanya.

Sesekali ia melihat kearah jendela, untuk melihat Renjun sudah pulang apa belum.

Hingga Ara tertidur pun, Renjun belum juga pulang. Ingin menghubungi Jaemin, tapi takut menganggu. Tepat pukul 11 malam, Renjun pulang dengan gaya yang sudah tidak beraturan dan rambut yang acak-acakan

"Renjun.." panggil April pelan, takut-takut emosi Renjun sedang tidak stabil

Renjun memeluk diri April lalu menangis "Minggu depan aku harus ninggalin kalian"

"Hah?"

"Buat nyelematin perusahaan baba. Perusahaan ayah Chenle yang sekarang udah clear, tapi perusahaan baba juga ada ikatan sama tu perusahaan yang aku cancle"

April menepuk pelan punggung Renjun "Kok ribet sih jun?"

"Iyakan? Aku gaktau mesti gimana, apa aku bawa kalian aja?"

April menggelengkan kepalanya "Gakusah, kami gakpapa, lagian berapa hari jun?"

"Belum pasti aku berapa lama harus di China"

April menghembuskan nafasnya pelan "Yaudah, manfaatin waktu mu seminggu ini untuk keluarga. Aku dan Ara paham situasi mu jun"

Renjun mengangguk dan mengeratkan pelukannya "Aku pasti bakalan kangen sama tubuh ini"

"Aku juga. Aku tau perusahaan yang kamu cancle itu, memang sengaja rumitin kalian"

"Iya, mungkin nanti dibantu Jaemin juga"

April mengusap rambut Renjun pelan "Bagus dong ada temannya"

Renjun menarik dirinya dari pelukan April dan menatap April lamat-lamat "Lalu kamu dan Ara?"

"Dirumah dong, nungguin kamu pulang. Kan ada videocall"

Renjun berdehem, lalu meninggalkan April untuk membersihkan badannya. April membersihkan dan menyiapkan pakaian Renjun.

"Jun.. sebenarnya aku ragu untuk ditinggal" gumam April dan mengusap pelan baju tidur Renjun yang sudah disiapkannya.

><><><><><><><><><><><><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

><><><><><><><><><><><><

Kalian risih gaksih kalau cerita panjang-panjang gini text nya gak kayak biasanya???

maaf kalau seandainya iya 😭🙏🏻

Mas Suami | Renjun 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang