Enampuluh

3.2K 321 65
                                    

"Kamu yakin jun gak pakai kursi roda,? Pakai aja ya jun. Kamu belum kuat jalan lo"

Renjun berdecak "Malu, dilihatin orang bandara. Kesannya aku cacat"

Jaemin menggerlingkan matanya "Ah lebay lo!. Terus kesan lo ke gue cacat hah?" Jaemin menunjuk dirinya yang duduk di kursi roda

"Gak gitu woi. Beda orang beda sifat. Ya kalau lo mau duduk, duduk aja kali"

Jaemin kembali berdecak "Ckckc, hyung hyung.. duduk aja lah, sekalian pangku si Ara. Masa lo bapaknya, gue yang mangku"

"Heh semprul, tadi gue mau gendong, lo ambil ya anak gue"

April berdehem "Mau pulang atau mau debat?"




Renjun akhirnya duduk di kursi roda. Begitu juga dengan Jaemin.. Ara tetap saja tidak mau di pangku Renjun, ia memilih Jaemin.

"Aku heran deh. Kayaknya kita ini ditakdirkan jadi orangtua Ara secara akte, tapi Jaemin yang ngasuh"

April tertawa "Gak gitu konsep nya beb. Kamu cemburu?"

"Enggak sih.." ujar Renjun pelan

April menoel pipi Renjun "Cemburu bilang aja kali. Kan aku nya gemas gini"

"Iya iya cemburu.. lagian Jaemin gak nikah aja kek, biar dapat merasakan keuwuan dan punya anak. Ini anak orang terus diambilnya"

Mark dan Jisung yang mendengar pembicaraan mereka menggeleng pelan

"Bang, lo kok cemburu sih anak lo diambil? Harusnya cemburu istri lo ntar yang diambil"

Renjun melihat ke lawan bicaranya "Siapa yang berani ambil?"

"Rencana sih gue ya, kalau lo udah em ya gitu"ujar Mark lalu mengedipkan matanya

April mencubit lengan Jisung "Enak aja lo! Gini-gini gue sayang dia, sekate-kate lo"

"WADAW! aku terkejut"

Renjun menarik pergelangan tangan April lalu mencium nya "Terang-terangan banget ya"

"Kamu kira, aku gak jantungan waktu dapat kabar kamu koma dirumah sakit?"

Jisung mengangguk setuju "Iyalo, apalagi waktu—"

Belum sempat Jisung melanjutkan, April langsung menutup mulut Jisung

"Waktu jendela kamar kalian di pecahkan. Lihat aja nanti pasti ada bekas baru diganti" lanjut Jeno yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka di belakang

April menatap tajam Jeno "Jen.."

"Apa? Mau ngelak hih? Renjun harus tau dong"

April berdecak "Ya tapi jangan sekarang"

"Siapa yang mecahin?"

"Ya siapa lagi kalau bukan si suruhan Eliana itu. Manusia berwujud dajjal" sahut Jaemin



Panggilan untuk Penerbangan dari China - Jakarta sudah berbunyi

Semua anggota anak mimpi menjadi sorotan orang-orang di Bandara. Ya kenapa tidak? Dua orang duduk di kursi roda, lalu berwajah tampan semua.



"Pakai sabuknya" ujar Renjun pada April

"Kalau mau tidur, jangan nyender di jendela. Pakai bahu aku, jangan bahu cowo lain"

"Iya sayangg.."

Renjun tersenyum kecil "Jangan gitu, nanti aku lompat gimana?"

"Lawak lo palkon"

Mas Suami | Renjun 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang