Limapuluhenam

2.3K 305 55
                                    

Jaemin telah dipindahkan keruangan inap biasa. Keadaannya berangsur-angsur kembali normal dan masih dalam pengawasan dokter.

"Renjun gimana?" tanya Jaemin pada April

April menggeleng lemah "Belum ada kemajuan. Lo gimana jaem?"

"Gue udah baik-baik aja. Gue udah nyuruh dia kabur duluan, tapi kenapa dia jadi yang lama bangun sih"

April mengangkat bahunya tanda tak tahu "Entah lah jaem.. gue gak tau.. Kalian kenapa jadi gini emangnya?"

"Seperti yang lo dengar dari cerita bang Johnny. Udah gue duga si jackson itu nipu. Etikad jahatnya ketutup dengan sok baiknya"

April berusaha tersenyum dan menenangkan amarah Jaemin "Udah jaem, lo marahan nya nanti aja. Gue gak mau lo kambuh lagi"

"Siniin Aranya. Biar rasa rindu dia dengan papanya digantikan dengan gue dulu. Bolehkan?" tanya Jaemin

April mengangkat tubuh kecil Ara, lalu memberinya di pangkuan Jaemin. Jaemin mengambil Ara dengan pelan, karena tangannya yang masih terpasang dengan infus

"Rindu om jaemin gak Ara?"

Ara mengangguk "Rindu! Om kemana aja sih?"

"Om? Heumm Om waktu itu pergi jalan-jalan dengan papa , Ara mau ikut?"

"Mau!!! Kalau dengan papa Ara mau ikut"

Jaemin menyentil hidung Ara gemas "Nah kalau mau, Ara cepet gede dong. Masa kecil terus sih?"

"Ara kapan ulang tahunnya?" tanya Jaemin

"Masih lama, sekitar satu bulan lagi. Tanggal 21 Agustus" sahut April

Jaemin mengangguk riang "Wahhh.. Ara mau hadiah apa??"

"Jalan-jalan ke negeri barbie , dengan mama sama papa. Om jaemin mau ikut?"

"Boleh?"

Ara cekikikan "Boleh! Nanti Ara jadi pacarnya om Jaemin aja ya!"

"Kok udah ngerti pacaran sih kamu? Siapa yang ngajarin?"

Ara menunjuk seseorang yang sedang duduk di sofa "Itu. Kak icung"

Jaemin tertawa lalu berdesis "Heumm.. Jisung-aaa, kamu yaa"

Mark tertawa renyah "Aduh, lo baru bocil udah ngasih pelajaran pacaran ke bocil" lalu memukul bahu Jisung







Renjun, hari ini dipindahkan keruangan biasa. Mungkin dia sudah bosan dengan ruangan ICUnya yah setia menemaninya selama tiga minggu.

Keadaannya mulai membaik, tapi belum ada tanda-tanda ia akan sadar. April? Tentu saja selalu berada disamping Renjun.

"Jun, kamu hari ini udah pindah kesini loh"

"Udah enak gini ruangannya, yakin gak mau bangun apa?."

April mengambil handuk kecil di dalam tas jinjingnya. Lalu membasahi nya dengan air hangat.

"Nih, udah gede gini masa di lap-in kayak anak kecil."

April mengelap jidat Renjun "Duh jidat ini, makin kinclong aja. Padahal lagi sakit gini"







Setelah semua urusan selesai, April kembali ke tempat duduknya. Mengambil tangan Renjun, lalu mengusapnya pelan

"Jun, kamu rindu Ara? Biar aku ambilkan Ara dari bang Johnny"

April menghembuskan nafasnya pelan "Duh mulut aku gak berhenti ya cerewet terus. Pasti kuping nya ini lagi panas ya"

Menelisir ke jari-jari dingin Renjun menggunakan telunjul tangannya "Aku tau kamu kuat, kamu bisa. Tapi, kalau sekiranya, kamu gak kuat lagi aku ikhlas jun"

April menundukkan kepalanya lemah. "A—ku bakal jagain anak kita. T—tapi tolong, sebelum pergi please bangun sebentar"

April terisak pelan, menghapus air matanya. Ah, dia tidak kuat. Selalu saja menangis setelah melihat Renjun. Berbicara sendiri itu rupanya sakit.



"Hei, sayang.."

<><><><><><><><><>

Ku menangis~~~

Membayangkan~

WOILAH , udah jangan teror lagi. Takut sumpah✌🏻😭

garamegalanjut:V

Mas Suami | Renjun 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang