Bonchapt #3

2.3K 269 33
                                    

"Rai, temenin papa beli kaos yuk"

Rai yang tengah menikmati semangkok cococrunch nya berdecak "Males, nanti warnanya hitam semua, atau gak putih"

"Kamu mau hoodie gak? Papa lagi kaya"

"Mau, tapi mau tiga hoodie. Aku mau beli yang kemarin aku incer. Kalau di beliin, Rai temenin"

"Maruk bener jadi anak. Yaudah yaudah, nanti kita pergi beli"

Rai mengangguk dan tersenyum senang "Mama ikut gak pa?"

"Enggak dulu, kita harus punya daddy-bro time"

Ara yang duduk besebrangan dengan Renjun dan Rai menyahut "Apaan tuh daddy-bro time. Norak pa, ew"

"Yeuuu, sibuk kamu... ya gak Rai?"

Rai mengangguk, membela Renjun "Tau tuh, mau ikutan sok atuh ngomong"

"Dih, kagak kali. Mau keluar bareng mama"

Renjun menghela nafasnya "Mau kemana kalian?"

"Papa kepo atau mau kasih Ara yang jajan?" goda Ara

Renjun melempar bantal sofa pada Ara "Gak keduanya. Duit duit terus, gak bosan apa?"

"Enggak dong pa, papa dikasih uang satu truk dengan orang pasti mau juga kan?"

"Ya kalau hasil persugihan ogah. Kalau yang halal mau aja"

Ara mencebikkan bibirnya "Terserah ah, papa kalau mau pergi, pergi aja sekarang. Keburu aku porotin duit nya"

"Ya kan emang mau pergi, heran papa sama kamu. Udah di kasih kartu juga, masih aja gak cukup. Masih SMA kebutuhan udah banyak"

"Papa sama mama emang nya enggak pas SMA dulu?"

Renjun menggeleng keras "Papa sama mama dulu mainnya seblak dan teh manis. Udah kenyang jiwa dan raga"

"Itu mah papa kali yang gak modal" sahut Rai enteng lalu berlari ke kamar nya














"Yang, mau aku antar aja?"

April menggeleng pelan "Enggak usah mas, aku bisa kok bawa mobil sendiri."

"Serius kamu?"

"Iya. Ini juga lagian,ngancingin kemeja kok gak bisa sendiri si?" tanya April lalu tertawa renyah

"Kepengen aja, lagian kangen tau masa-masa kita masih belum punya anak"

Lalu April merapikan rambut Renjun, mengambil cream rambut lalu di sisir ke belakang "Mas, ini kok rambut mu udah mulai ubanan sih?"

"Hah? Serius??"

"Iya, aku serius lah. Ini rambut mu udah mulai keluar loh ubannya"

Renjun tertawa tiba-tiba "Ini nama nya aku udah mulai tua. Ya ampun gimana ya muka ku pas tua"

"Ya bekeriput lah. Gak mau diwarnain aja?" tanya April

"Gak usah, kasihan rambut ku sering diwarnain pas masa muda. Biarin aja putih sendiri, jadi aku sadar diri kalau umur ku ya tinggal hitungan tahun. Penanda kita ingat sama yang diatas juga"

"Iya sih. Yaudah, kamu pergi sama Rai hati-hati ya?" ujar April lalu membenarkan tampilan Renjun layaknya anak muda


"Wow, muda banget!!.. sumpah, ini mah bukan kayak anak dan bapak ntar. Jatuh nya , abang dan adik"

April tertawa lalu berbicara dengan sarkasme "Iya, kamu adik nya, Rai abang nya"

"Dasar kamu ya!! Mau aku gelitikin sampai kamu lari terbirit ke toilet hah?" ancam Renjun lalu mendekati April dengan tangan yang sudah siap menggelitik mangsanya

"Ntar berantakan loh style kamu nanti"

Renjun makin mendekati April "Biarin, biar kamu lari ke toilet, aku ninggalin kamu sendiri"

"HEH! ENAK AJA!"

"BIARIN!!!!. BIAR TAU RASA. Orang rumah ini ya, aku ketua nya malah nginjek ketua rumah"

April tertawa terbahak-bahak "Ya Allah Renjun, ingat umur heh!!"

"TUHKAN DARITADI RENJUN RENJUN. Mas kek!"

"Dih, offfff baperan..Tet tot" April mengejek Renjun dengan lidah yang di meletin pada bahan ejekannya

"Bener-bener ni perempuan yaaa" ujar Renjun lalu berhasil menangkap April dan menggelitikinya

"AAAA JUN, STOP!!! AKU PIPIS DISINI KAMU YANG BERSIHIN YAA!!."

"Males, bau pesing" bisik Renjun lalu tetap menggelitiki April







Tok tok tok tok tok

"Mama, are you okey?. Papa melakukan hal bejat apa ma?. Biar kita laporkan ke KOMNAS HAM."

><><><><><><><><><><><><

WKWWKWK

NUNGGUIN YA?.
(bacanya pakai nada tiktok)

Mas Suami | Renjun 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang